Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kontroversi Taruna Ikrar: Dekan, Nobel, dan Mathi Senapathi

Reporter

Editor

Amri Mahbub

image-gnews
Taruna Ikrar. wikipedia.org
Taruna Ikrar. wikipedia.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Integritas dan kapabilitas Taruna Ikrar kembali menjadi pertanyaan ilmuwan. Kali ini, Sidrotun Naim, peneliti bioteknologi di Surya University, mempertanyakan pembelaan dokter lulusan Universitas Hasanuddin Makassar yang dilayangkan Senin pekan lalu itu di beberapa media daring.

"Pembelaan Taruna justru membuka tabir yang lebih dalam tentang kesalahan dan klaim selama ini yang belum juga diakuinya," kata Sidrotun, saat dihubungi, Selasa, 28 November 2017.

Meski berusaha mengungkapkan fakta terkait Taruna Ikrar, tapi Sidrotun menganggap Taruna sebagai ilmuwan panutan yang produktif dalam publikasi ilmiah dan tulisan populer. Taruna pernah menjadi pengurus PB-HMI, ICMI, Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4), dan saat ini menjadi anggota Dewan Pakar Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

"Sebagai sesama peneliti, saya tidak ingin Taruna mengalami pengadilan publik tanpa disertai bukti," ujar Sidrotun

Sama seperti Ferizal Ramli, alumnus Universitas Gadjah Mada yang tinggal di Jerman dan menulis pertanyaan terbuka tentang Taruna di media sosial, Sidrotun mempertanyakan klaim Taruna tentang beberapa hal. Di antaranya, yaitu nominasi Nobel 2016, gelar profesor biomedik, dan jabatan dekan di Pacific Health Sciences University (PHSU).

Tempo juga menemukan fakta lain. Di antaranya, yakni soal paten yang diklaim Taruna dan hubungan Taruna dengan Presiden BioBlast Discovery, perusahaan yang menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

Korespondensi antara Sidrotun dan University of California, Irvine, Amerika Serikat, yang diwakili Alan Goldin, Associate Vice Chancellor for Academic Affairs di Susan & Henry Samuelli College of Health Science, membantah beberapa klaim Taruna. Ada beberapa poin yang disampaikan Goldin dalam beberapa surat tertanggal 17-23 November 2017 itu. Tempo mendapatkan salinannya korespondensi tersebut.

Berikut empat kontroversi Taruna Ikrar, termasuk bukti yang Tempo kumpulkan dari lapangan:

1. Habis Kontrak di UC Irvine
Taruna telah selesai kontrak dengan UC Irvine pada 8 Agustus 2016. "Setelah itu, dia (Taruna) tidak ada afiliasi lagi dengan UC Irvine," tulis salah satu surat. Menurut Goldin, dalam surat itu, seharusnya alamat e-mail Taruna sudah tidak aktif pada hari tersebut, tapi karena ada kendala teknis e-mail masih aktif.

Terkait e-mail yang masih aktif, sebelumnya Taruna menyatakan statusnya memang telah berubah. "Official email address masih aktif (tikrar@hs.uci.edu) walaupun statusnya telah berubah," kata Taruna, kepada Tempo, 20 November 2017.

Goldin, dalam surat menegaskan, bahwa Taruna bukanlah alumni maupun staf akademik di UC Irvine. Taruna memang menjadi peneliti postdoctoral selama lima tahun dan asisten spesialis selama tiga tahun di UC Irvine. Jadi, menurut dia, Taruna tidak punya akses e-mail permanen. UC Irvine, tulis Goldin, memang menggunakan status "adacemic" untuk peneliti dan pengajar

Menurut Goldin dalam e-mail, peneliti dengan titel postdoctoral hanya berbeda level sedikit dari mahasiswa doktoral (S3). Sedangkan titel "asisten spesialis" adalah dua posisi pemula dalam riset yang akan berlanjut ke spesialis, spesialis senior, dan jika memungkinkan mendapatkan gelar research professor. Hal ini membantah klaim Taruna selama ini yang menyatakan diri sebagai staf akademik, spesialis senior, dan adjuct research professor.

 2. Nominasi Nobel, Paten, dan Izin Praktik
UC Irvine membantah pernah menominasikan Taruna Ikrar untuk Nobel Kedokteran 2016 atau penghargaan lain. Ini menyangkut soal klaim Taruna kepada VOAnews (Mei 2016) dan TVOne (Mei 2017) yang mengatakan pernah dinominasikan untuk Nobel 2016.

Pihak UC Irvine, melalui Goldin, juga membantah Taruna memiliki paten. Goldin menyatakan, setiap paten di Amerika pasti terdaftar di halaman US Patent and Trademark Office (USPTO). Goldin menyarankan untuk meminta nomor paten yang didaftarkan agar bisa mencek lebih detail. Selain itu, Taruna juga tidak pernah mendapatkan izin untuk membuka praktik medis, baik dari UC Irvine maupun lembaga kesehatan di Amerika lainnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Taruna adalah dokter lulusan Universitas Hasanuddin (1988-1997). Setelah itu dia melanjutkan master di bidang farmakologi pada 1998-2003. Lalu dia melanjutkan mengambil gelar doktor bidang kardiovaskular di Niigata University, Jepang (2003-2008). Sepanjang 2008-2016 pun dia menjadi peneliti postdoctoral dan asisten spesialis di UC Irvine. "Kalaupun dia buka praktik sepanjang 1998-2003 saat mengambil kuliah di UI," kata Sidrotun.

Menurut Sidrotun, Taruna memiliki modal sosial lengkap. Latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang sangat beragam. Aktif di organisasi-organisasi mapan. Modal sosial ini, ditambah integritas ilmuwan menuntut standar moral dan etik yang tinggi. Wajar, jika publik dan lembaga-lembaga di Indonesia memiliki kepercayaan tinggi kepada Taruna. Bahkan, dalam rangkaian HUT-RI ke 72, Unit Kerja Presiden Penguatan Ideologi Pancasila (UKP-PIP), memberikan penghargaan kepada Taruna sebagai salah satu ikon ilmu pengetahuan.

3. Soal Gelar Profesor dan Dekan
Ada kejanggalan dari dokumen bantahan yang diberikan Taruna pada 20 November lalu. Dalam dokumen tersebut, ada dua surat yang diberikan Taruna. Pertama, surat pengangkatan sebagai profesor tertanggal 8 Januari 2017. Surat kedua ialah pengangkatan Taruna sebagai dekan di PHSU. Keanehan pada dua surat tersebut terdapat pada tanda tangan, padahal yang menandatangani sama, yakni Masoud Azizi selaku President University dan CEO.

Kejanggalan lainnya adalah tanggal surat pengangkatan Taruna sebagai profesor pada 8 Januari 2017. Surat ini menjadi janggal setalah ada konfirmasi dari pihak PHSU kepada Ferizal Ramli tertanggal 11 November 2017 bahwa Taruna diangkat sebagai pegawai PHSU sekitar sebulan sebelum korespondesi antara PHSU dan Ferizal terjadi.

"The National Health University was closed & transferred some of its programs, technologies, & technical staff to PHSU about a month ago. Therefore, Dr. Ikrar was transferred to PHSU to help support the academic integrity..." tulis e-mail tersebut.

4. BioBlast Discovery dan Mathi Senapathi
Di Makassar, Desember 2016, Taruna memperkenalkan Mathi Senapathi sebagai pendiri BioBlast Discovery, perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan, produk biologi, farmasi, dan nutritional. Pada saat itu juga Taruna, Senapathi, dan seseorang yang dikenalkan sebagai kepala rumah sakit Beverly Hills, menandatangi perjanjian kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, untuk mendirikan rumah sakit.

Taruna membawa Mathi ke Makassar pada Desember 2016 juga untuk mengisi kuliah umum dengan identitas sebagai profesor dari University of California. Apakah Mathi Senapathi benar seorang profesor dari University of California? Link di YouTube berjudul "Testimony Dr. Mathi Senapathi" yang diunggah akun channel Titin Sukia pada 9 April 2017 menunjukkan testimoni Mathi Senapathi untuk Taruna.

Soal BiopBlast Discovery, Taruna menyatakan perusahaan tersebut sah. Menurut dia, akte berdirinya perusahaan terdaftar oleh pemerintah California USA. "Hal ini dapat ditelusuri dari link https://cr.ocgov.com/FBNOnlineNet//default.aspx, dengan menulis nomor 20166457933," kata Taruna pada 20 November lalu.

Dalam video itu Mathi menyebutkan pernah di UC di selama 20–25 tahun dalam bidang Cell Biologist. (Tanpa menyebut salah satu dari 10 cabang institusi pendidikan di UC, seperti California, Irvine, atau Los Angeles). Mathi menyatakan pernah bertemu Taruna di UC Irvine. Namun, tidak ada jejak digital karya ilmiah yang dibuat Mathi.

Sebaliknya, dalam laman marketwired.com nama Mathi Senapathi tercatat sebagai bagian dari Radient Pharmaceuticals Corps (RPC) pada 2010. Namun, saat dicek, jejak digital RPC tidak ada sama sekali di Internet. Laman marketwired.com juga menyinggung pendidikan Mathi Senapathi. "Senapathi holds a Master's Degree in Philosophy; Master's Degree in Arts; and a Bachelor of Science Degree in Biology and Chemistry each from Madras University, India," tulis laman tersebut.

UC Irvine mengkonfirmasi bahwa tidak ada staf bernama Mathi Senapathi. "I have no information about Mathi Senapathi and no record of that individual holding an appointment at the University of California, Irvine. Based on a web search, it appears that he is Vice President at Pathogenesys, a private company that is not associated with the university." Dari konfirmasi ini tentunya, video testimoni tersebut gugur.

Beberapa penelusuran lain mengindikasikan bahwa Mathi Senapathi pernah mendirikan beberapa perusahaan tapi tidak pernah bertahan lama, gulung tikar, atau bahkan bangkrut pada 2012 dan 2016.

Simak artikel terbaru tentang Taruna Ikrar hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Nadiem Makarim Cabut Gelar Profesor Taruna Ikrar, Begini Prosedurnya

6 November 2023

Taruna Ikrar. wikipedia.org
Nadiem Makarim Cabut Gelar Profesor Taruna Ikrar, Begini Prosedurnya

Mendikbudristek Nadiem Makarim mencabut gelar profesor milik Taruna Ikrar, dosen di Universitas Malahayati, Bandar Lampung.


Kaleidoskop 2017 Sains: Kontroversi Dwi Hartanto dan Taruna Ikrar

26 Desember 2017

Dwi Hartanto (kiri) dan Taruna Ikrar. (Facebook, Wikimedia Commons)
Kaleidoskop 2017 Sains: Kontroversi Dwi Hartanto dan Taruna Ikrar

Kaleidoskop 2017 sains Tanah Air terdiri dari dua peristiwa besar, yakni terbongkarnya kebohongan Dwi Hartanto dan Taruna Ikrar.


Ini Sikap I-4 Soal Kontroversi Taruna Ikrar

28 November 2017

Logo Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional. (I-4)
Ini Sikap I-4 Soal Kontroversi Taruna Ikrar

Kontroversi Taruna Ikrar menjadi perbincangan hangat dalam dua pekan terakhir.


Kontroversi Taruna Ikrar, Ini Imbauan Ilmuwan

28 November 2017

Foto Kartu Staf Akademik Universitas California, Irvine, Taruna Ikrar. Kredit: Istimewa
Kontroversi Taruna Ikrar, Ini Imbauan Ilmuwan

Taruna Ikrar, peneliti neurosains, pekan lalu melakukan klarifikasi dan pembelaan publik terkait status profesionalnya yang disebarluaskan ke media.


Alasan Taruna Ikrar Tinggalkan Universitas California Irvine

21 November 2017

Foto Kartu Staf Akademik Universitas California, Irvine, Taruna Ikrar. Kredit: Istimewa
Alasan Taruna Ikrar Tinggalkan Universitas California Irvine

Menurut Taruna Ikrar, alamat email resmi tikrar@hs.uci.edu yang masih aktif menunjukkan bahwa dirinya masih bagian dari Universitas California Irvine.


6 Fakta Klarifikasi Taruna Ikrar

20 November 2017

Foto Kartu Staf Akademik Universitas California, Irvine, Taruna Ikrar. Kredit: Istimewa
6 Fakta Klarifikasi Taruna Ikrar

Sejak Januari 2017 Prof. Dr. Taruna Ikrar menjadi dosen dan profesor di Pacific Health Sciences University, berdasarkan surat pengangkatannya.


Taruna Ikrar Jawab Tudingan Soal Nobel dan Dekan di Kampus AS

20 November 2017

Taruna Ikrar. wikipedia.org
Taruna Ikrar Jawab Tudingan Soal Nobel dan Dekan di Kampus AS

Soal nominasi Nobel, menurut Taruna, terjadi kesalahpahaman oleh media dalam menulis komentarnya.