TEMPO.CO, Bandung - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi menambah dana riset yang dialokasikan pada 2018 menjadi Rp 2,45 triliun. Tahun lalu, menurut Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir, angkanya Rp 2,1 triliun.
Baca: Riset Mobil Listrik Nasional Dilanjutkan, Fokus ke Baterai
Menurut Nasir, dana riset sebesar itu untuk para akademikus se-Indonesia yang mengajukan proposal penelitian. Tahun ini ada lima program khusus sebagai riset penugasan.
"Bidang energi, pangan, kesehatan, kemaritiman, dan pariwisata," kata Nasir seusai acara diskusi dengan Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Kamis, 22 Februari 2018.
Kelima bidang itu merupakan bagian dari sepuluh rencana induk riset Indonesia pada 2015-2045. Semua bidang itu belum bisa didanai risetnya sekaligus karena alasan keterbatasan dana.
Dalam rancangan rencana induk riset Indonesia 2015-2045, ada sepuluh target nasional, yaitu kemandirian pangan, energi terbarukan, kesehatan, transportasi, teknologi informasi dan komunikasi, serta pertahanan dan keamanan. Kemudian ada riset material maju seperti teknologi nano, kemaritiman, kebencanaan, dan sosial-budaya.
Baca: Hasil Riset: Kelelawar Bawa 60 Virus Penyakit
Nasir juga mengatakan, pada 2014 hasil riset akademikus dalam bentuk jurnal ilmiah internasional berjumlah 4.200. Kemudian pada 2017 melesat dengan lebih dari 17 ribu publikasi internasional. "Dosen perguruan tinggi yang berkontribusi kebanyakan lektor kepala yang perlu didorong jadi guru besar," kata Nasir.
ANWAR SISWADI