TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BPPT akan meluncurkan alat pendeteksi tsunami buoy merah putih pada 10 April 2019 di kawasan Gunung Anak Krakatau. Kepala BPPT Hammam Riza menjelaskan bahwa pihaknya sudah siap untuk menyebarkan alat tersebut.
Baca: BPPT Genjot Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
"Kami, BPPT, mohon doa agar diberi kemudahan dan kelancaran, supaya 10 April besok, buoy dapat dipasang di kawasan Gunung Anak Krakatau," kata Hammam, Ahad, 7 April 2019. "Pemasangan Buoy nanti akan menggunakan Kapal Riset Baruna Jaya milik BPPT."
Hammam melanjutkan, pemasangan akan memakan waktu sekitar 2 sampai 3 hari layar. Kemudian setelah itu Baruna Jaya akan melaksanakan survei landas kontinen. Selama 2019, BPPT akan meluncurkan 3 Buoy untuk kawasan Gunung Anak Krakatau dan Pesisir Barat Bengkulu serta selatan Jawa Barat.
Buoy merah putih merupakan buoy generasi ketiga yang diharapkan tahan vandalisme. Selain buoy, Hammam juga menyatakan bahwa BPPT akan memasang kabel bawah laut atau (cable base tsunameter) untuk melengkapi buoy.
"CBT atau kabel bawah laut ini penting untuk mendeteksi tsunami yang sifatnya dekat atau near field tsunami," kata Hammam. "Tiga buoy dan kabel bawah laut atau CBT ini akan kami koordinasikan baik pemasangan dan pengamanannya dengan BNPB."
Untuk pengamanan peralatan teknologi tersebut, Hammam berujar, akan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait, mulai dari BNPB, hingga TNI dan Polri. Hammam juga menghimbau kepada masyarakat, jika buoy sudah terpasang agar bisa dijaga bersama, serta untuk tidak melakukan vandalisme.
"Kepada masyarakat, kami mengajak untuk menjaga bersama buoy merah putih jika sudah terpasang nanti, demi keselamatan kita semua," tutur Hammam.
Simak artikel lainnya tentang BPPT dan Gunung Anak Krakatau di kanal Tekno Tempo.co.