TEMPO.CO, Jakarta - Tim Balai Arkeologi Papua meneliti pemukiman dari zaman prasejarah di Gua Andarewa, Fakfak, Papua Barat.
Menurut arkeolog Hari Suroto, tim dengan 7 peneliti ini berhasil menemukan gerabah dan lukisan dinding gua bermotif manusia dan fauna air.
"Gerabah merupakan bukti kehadiran penutur Austronesia di pesisir Papua 3000 tahun yang lalu," kata Hari Suroto, Kamis, 5 September 2019. Gua Andarewa merupakan wilayah Kampung Goras, Distrik Mbahamdandara, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat.
Menurut arkeolog Australia Peter Bellwood pada 1979, ras Austronesia datang ke Papua dan Pasifik Selatan 3.000 tahun lalu.
Bukti kedatangan ras Austronesia ke Papua adalah adanya pohon pinang hutan di sekitar gua dan digunakannya gerabah.
Gua Andarewa merupakan situs hunian prasejarah, dari masa mesolitik (10.000 hingga 5.000 tahun lalu) hingga neolitik (3.000 tahun lalu).
Gua Andarewa, Kampung Goras, Distrik Mbahamdandara, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat, merupakan hunian prasejarah dari masa neolitikum (3.000 tahun lalu). (Dok. Hari Suroto/Balar Papua)
Di dinding gua ini juga ditemukan gambar prasejarah berwarna hitam dengan motif manusia dan fauna air. Warna hitam ini berbeda dengan lukisan dinding di kawasan Pantai Berau, tidak jauh dari gua, yang berwarna kemerahan dari bahan oker.
Lukisan dinding gua Andarewa terdiri atas motif manusia dan motif matutuo, atau perwujudan roh nenek moyang. "Motif matutuo sering oleh publik lebih populer disebut sebagai gambar alien," kata Hari Suroto.
Lukisan warna hitam ini dibuat dengan arang, yang menunjukkan masyarakatnya sudah mengenal gerabah.
Kawasan Teluk Berau mulai dikenal di Eropa tahun 1940, melalui penelitian J. Roder dari Universitas Frankfurt, Jerman, yang mempublikasikan hasil penelitiannya dalam buku Ergebnisse einer Probegrabung in der Hohle Dudumunir aug Arguni, Mac Cluer Gulf.
Menurut Roder, lukisan gua berwarna hitam usianya lebih muda daripada lukisan yang berwarna merah. Lukisan berwarna merah dibuat oleh manusia pada masa mesolitik, dengan ciri utama penggunaan alat serpih, sedangkan lukisan berwarna hitam dibuat oleh manusia yang mengenal budaya gerabah.
Berita tentang penelitian arkeologi lainnya, bisa Anda simak di Tempo.co.