Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Krisis Iklim: Laut Bisa Naik Sampai 1,3 Meter pada 2100

image-gnews
Warga berziarah di tempat pemakaman umum yang terendam air laut akibat abrasi di Desa Timbulsloko, Sayung, Demak, Jawa Tengah, Kamis 14 Maret 2019. Abrasi yang mengikis garis pantai Kabupaten Demak sekitar tahun 1995 berdampak pada peralihan fungsi lahan setempat yang awalnya merupakan areal pertanian produktif berangsur menjadi tambak ikan dan sebagian kini telah menjadi perairan akibat kenaikan permukaan air laut disertai penurunan permukaan tanah mencapai sekitar 10 sentimeter per tahun. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Warga berziarah di tempat pemakaman umum yang terendam air laut akibat abrasi di Desa Timbulsloko, Sayung, Demak, Jawa Tengah, Kamis 14 Maret 2019. Abrasi yang mengikis garis pantai Kabupaten Demak sekitar tahun 1995 berdampak pada peralihan fungsi lahan setempat yang awalnya merupakan areal pertanian produktif berangsur menjadi tambak ikan dan sebagian kini telah menjadi perairan akibat kenaikan permukaan air laut disertai penurunan permukaan tanah mencapai sekitar 10 sentimeter per tahun. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti dari Nanyang Technological University (NTU) Singapura memperingatkan proyeksi gelombang kenaikan air laut akan menghancurkan wilayah pesisir. Menurut mereka, permukaan laut akan naik lebih dari satu meter pada 2100 dan lima meter pada 2300 jika target emisi global tidak tercapai.

Tim peneliti itu membuat model proyeksi kenaikan muka laut rata-rata global berdasarkan dua skenario iklim melibatkan lebih dari 100 pakar internasional. Dalam skenario rendah emisi, di mana pemanasan global naik terbatas pada 2 derajat Celsius, para ahli memperkirakan kenaikan laut 0,5 meter pada 2100 dan menjadi 2 meter pada 2300. 

Sedangkan dalam skenario emisi tinggi di mana pemanasan global meningkat 4,5 C, muka laut naik antara 0,6 m hingga 1,3 m pada 2100 dan 1,7-5,6 m pada 2300. Daratan es yang mencair di Antartika dan Greenland diperhitungkan sebagai kontributor terbesar terhadap kenaikan rata-rata permukaan laut global tersebut. 

"Referensi mendalilkan bahwa tebing es menjadi tidak stabil pada ketinggian lebih dari 90 meter di atas permukaan laut, memfasilitasi runtuhnya lapisan es selama periode hangat," bunyi hasil studi yang dimuat dalam jurnal Nature tersebut.

Dalam penelitian juga disebutkan, kenaikan permukaan laut rata-rata global hingga multimeter bakal membuat ratusan juta orang rentan mengalami banjir pantai dan ekosistem pesisirnya rusak. "Namun, proyeksi para ahli juga dengan jelas menggambarkan potensi besar untuk menghindarinya melalui keberhasilan pengurangan emisi," tulis penelitian itu.

Retakan besar di Gletser Thwaites, Antartika.[NASA Jet Propulsion Laboratory]

Studi ini merupakan kolaborasi antara peneliti dari NTU, University of Hong Kong, Maynooth University di Irlandia, Durham University di Inggris, Rowan University dan Tufts University dari Amerika, dan Institut Potsdam untuk Penelitian Dampak Iklim di Jerman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Profesor Benjamin Horton, yang memimpin survei, menerangkan kompleksitas proyeksi naik-turun muka laut, dan banyaknya publikasi ilmiah yang relevan, menyulitkan para pembuat kebijakan mendapatkan tinjauan umum ilmiah. Itu sebabnya, untuk memperoleh gambaran umum ini, penting untuk mensurvei para ahli khusus tentang perkiraan kenaikan permukaan laut.

"Ini memberikan gambaran yang lebih luas tentang skenario masa depan dan menginformasikan pembuat kebijakan sehingga mereka dapat menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan," kata dia.

Menurut Niamh Cahill dari Maynooth University, studi internasional ini didasarkan pada pendapat yang diinformasikan dari 106 ahli laut. Dia juga menggarisbawahi pentingnya mengejar kebijakan emisi rendah untuk membatasi kenaikan muka laut yang terjadi.

Target emisi global saat ini berdasarkan Perjanjian Iklim Paris berupaya membatasi pemanasan global hingga 1,5 C dan bertujuan untuk memperkuat kemampuan negara-negara yang berpartisipasi dalam menangani dampak perubahan iklim. Namun, sejumlah negara tidak berada di jalurnya untuk memenuhi kewajiban mereka, bahkan Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat--salah satu penghasil emisi karbon terbesar dunia--dari perjanjian sepenuhnya.

INDEPENDENT | NATURE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sepak Terjang Hendry Lie, Tersangka Korupsi Timah yang Keberadaannya Dimonitor Kejagung

3 jam lalu

Hendry Lie. (Dok. PT. Tinindo Inter Nusa (TIN))
Sepak Terjang Hendry Lie, Tersangka Korupsi Timah yang Keberadaannya Dimonitor Kejagung

Hendry Lie, tersangka korupsi timah yang juga pendiri perusahaan maskapai PT Sriwijaya Air.


Gelombang Panas Ekstrem Melanda Eropa, Negara Mana Saja yang Suhunya Naik?

4 jam lalu

Warga menggunakan payung di bawah sengatan matahari di Tokyo, Jepang, 9 Juli 2024. Jepang diterjang gelombang panas dengan cakupan lebih luas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Suhu mencapai rekor tertinggi mendekati 40 derajat celsius, terjadi pada Senin (8/7/2024), di Tokyo dan di wilayah selatan Wakayama. REUTERS/Issei Kato
Gelombang Panas Ekstrem Melanda Eropa, Negara Mana Saja yang Suhunya Naik?

Gelombang panas dengan suhu udara menembus 40 derajat Celcius melanda negara-negara Eropa


11 Tempat Terbaik di Singapura yang Wajib Dikunjungi

15 jam lalu

Tempat terbaik untuk dikunjungi di Singapura. Salah satunya Garden By the Bay. Foto: Canva
11 Tempat Terbaik di Singapura yang Wajib Dikunjungi

Meskipun negara kecil, ada banyak tempat terbaik untuk dikunjungi di Singapura. Mulai dari wisata alam, budaya, hingga kuliner.


Dianggap Kuliner Ekstrem, Serangga Dianggap Layak Dikonsumsi di Singapura

21 jam lalu

Foto belalang dibumbui dengan cabai kering dengan salad yang disajikan di Berlin, Jerman (7/5). Para Koki beralasan serangga mempunyai protein yang tinggi dengan biaya rendah menjadikan serangga alternatif makanan di tengah mahalnya bahan makanan pokok. (Sean Gallup/Getty Images)
Dianggap Kuliner Ekstrem, Serangga Dianggap Layak Dikonsumsi di Singapura

Serangga yang disetujui Badan Pangan Singapura meliputi belalang, belalang sembah, ulat hongkong, dan beberapa spesies kumbang.


3 Negara Asia dengan Paspor Terkuat di Dunia 2024

1 hari lalu

Ilustrasi paspor. shutterstock.com
3 Negara Asia dengan Paspor Terkuat di Dunia 2024

Ada tiga negara di Asia yang menduduki peringkat 10 besar paspor terkuat di dunia


Puan Sebut Forum Kerja Sama Parlemen Indonesia-Pasifik Bahas Perubahan Iklim hingga Papua

1 hari lalu

Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan sambutan dalam pembukaan Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership (IPPP) di Jakarta, Kamis, 25 Juli 2024. Sidang Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership (IPPP) ke-2 tersebut mengangkat tema Partnership for Prosperity: Fostering Regional Connectivity and Inclusive Development yang bertujuan untuk memperkuat diplomasi parlemen dalan membangun kerja sama dengan negara-negara Pasifik di bidang yang menjadi prioritas bersama, seperti maritim, ekopnomi biru, konektivitas dan pencapaian SDGs. TEMPO/M Taufan Rengganis
Puan Sebut Forum Kerja Sama Parlemen Indonesia-Pasifik Bahas Perubahan Iklim hingga Papua

Ketua DPR RI Puan Maharani menutup forum Kerja Sama Parlemen Indonesia-Pasifik atau Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership (IPPP) pada Kamis, 25 Juli 2024.


Top 3 Dunia: Rumah Termahal di Dunia hingga Lowongan Kerja PBB

1 hari lalu

Antilia milik Mukesh Ambani menjadi rumah termahal di dunia. Foto: Pixabay
Top 3 Dunia: Rumah Termahal di Dunia hingga Lowongan Kerja PBB

Berita Top 3 Dunia pada Kamis 24 Juli 2024 diawali oleh daftar 8 rumah termahal di dunia, termasuk Antilia milik taipan India Mukesh Ambani.


Kekeringan Melanda Imbas Krisis Iklim, Peneliti BRIN Sarankan Metode Ini

1 hari lalu

Warga mencuci baju di pinggiran kali saluran irigasi terusan Kalimalang di Desa Karangasih, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Rabu 12 Juni 2024. Krisis air bersih membuat warga Desa Karangasih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti memasak, mandi, hingga mencuci pakaian. TEMPO/Tony Hartawan
Kekeringan Melanda Imbas Krisis Iklim, Peneliti BRIN Sarankan Metode Ini

Perubahan iklim berpotensi menggerus persediaan air di banyak wilayah Indonesia setiap tahunnya.


5 Kota Teraman di Dunia Menurut Forbes Advisor, Singapura Juaranya

2 hari lalu

Taman Merlion, Singapura. REUTERS/Edgar Su/File Photo
5 Kota Teraman di Dunia Menurut Forbes Advisor, Singapura Juaranya

Forbes Advisor, platform keuangan pribadi terkemuka Amerika, mengungkap daftar kota teraman di dunia. Singapura di urutan pertama.


7 Alasan Singapura Dinobatkan sebagai Kota Teraman di Dunia

2 hari lalu

Polisi Singapura. Ilustrasi
7 Alasan Singapura Dinobatkan sebagai Kota Teraman di Dunia

Singapura dinobatkan sebagai kota teraman di dunia berkat kombinasi dari berbagai faktor versi Forbes Advisor.