Menurut WHO, percepatan penelitian vaksin harus dilakukan mengikuti proses yang sudah ditetapkan melalui setiap langkah pengembangan, untuk memastikan bahwa vaksin pada akhirnya diproduksi aman dan efektif. "WHO sedang berhubungan dengan ilmuwan dan otoritas Rusia, dan berharap dapat meninjau detail uji coba," tulis WHO dalam keterangan resminya.
Pusat Media Sains yang berbasis di Inggris memposting reaksi atas pengumuman Rusia dari beberapa profesor. Banyak yang mengungkapkan keprihatinan tentang kurangnya transparansi dalam proses tersebut dan terlalu terburu-buru.
Dmitriev menjawabnya dengan mengatakan vaksin telah melalui fase satu dan dua dari tiga fase standar uji klinis. Tapi beberapa orang mempertanyakan apakah sebenarnya vaksin tersebut sudah sejauh itu. Uji klinis tahap tiga yang dimaksud sejatinya berlangsung relatif lama karena melibatkan realawan dalam jumlah besar untuk mendeteksi efek samping serta seberapa efektif vaksin terhadap sampel yang banyak.
Danny Altman, Profesor Imunologi di Imperial College of London menulis: "Kerusakan tambahan dari pelepasan vaksin apa pun yang kurang dari aman dan efektif akan memperburuk masalah kita saat ini tanpa dapat diatasi. Kita semua berada di dalam hal ini bersama-sama."
Baca juga:
Begini Perokok Bisa Tularkan Virus Corona Covid-19
Sementara Ohid Yaqub dari University Sussex, Inggris berbicara tentang gagasan nasionalisme vaksin. Dia berharap negara-negara lain tidak tertarik pada nasionalisme seperti itu. "Pengambilan keputusan harus dipublikasikan, terbuka untuk pengawasan. Kita harus menolak membiarkan pengembangan vaksin digunakan sebagai ukuran ilmiah nasional," kata dia.
Rusia sejauh ini telah melaporkan lebih dari 900 ribu kasus Covid-19 dan 15 ribu kematian. Dmitriev mengklaim bahwa Rusia akan merilis data akhir bulan ini dan orang-orang akan dapat melihatnya lebih detail. Rusia berencana untuk memulai inokulasi luas pada Oktober, dan terus melakukan pengujian hingga waktu vaksinasi itu.
FOX NEWS | WHO | WALL JOURNAL STREET