TEMPO.CO, Jakarta - Tahun lalu, Huawei menyatakan rencananya membuat sistem operasi mandiri bernama HarmonyOS sebagai solusi pengganti Google. Huawei dipaksa melakukannya setelah Pemerintahan Presiden AS Donald Trump memblokir teknologi dari Amerika bisa dipakai perusahaan Cina yang ditudingnya menjadi mata-mata Beijing itu.
Pada Kamis, 10 September 2020, dalam konferensi pengembang yang digelar tahunan, CEO Huawei Richard Yu mengumumkan bahwa HarmonyOS 2.0 siap digunakan luas pada lebih banyak perangkat digital. Sistem operasi itu dibangun dengan fungsionalitas lintas platform mulai dari smart TV hingga smartwatch, head unit mobil dan tentunya smartphone.
"Smartphone pertama yang menjalankan OS Huawei sendiri bisa tiba tahun depan, tapi belum ada informasi yang spesifik. Tampaknya itu akan terbatas pada Cina pada awalnya," ujar Yu, seperti dikutip GSM Arena.
HarmonyOS 2.0 SDK untuk smart TV, jam tangan pintar, dan head unit mobil akan tersedia mulai hari ini, Jumat, 11 September 2020. Sedangkan versi untuk smartphone disebutnya akan datang akhir Desember.
Selain itu, Huawei mengungkap proyek OpenHarmony yang merupakan sumber terbuka HarmonyOS, mirip dengan AOSP (Android Open Source Project). OpenHarmony akan segera dibuka untuk para pengembang dan akan mendukung perangkat dengan RAM serendah 128 KB.
"HarmonyOS adalah semua tentang fungsionalitas multi-display dengan kontinuitas tanpa batas dan elemen UX adaptif yang dimaksudkan untuk bekerja pada berbagai perangkat," kata Yu.
Huawei membanggakan klaim peningkatan keamanan, pengenalan suara pintar, dan transfer data lintas perangkat yang cepat dalam sistem operasinya itu. Selain itu, HarmonyOS Core 5.0 juga dirinci akan menghadirkan lebih dari 12.000 API yang mencakup tujuh kategori layanan.
Baca juga:
Studi: Bicara Pelan Bisa Kurangi Penularan Virus Corona
Huawei pun membagikan ekosistem aplikasi HarmonyOS yang kini telah mencapai 96 ribu aplikasi dan didukung oleh 1,8 juta developer.
GSM ARENA | TECH CRUNCH