Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Smart Watering dari Unpad Tawarkan Bertani Hidroponik Tanpa Ribet

image-gnews
Sistem pertanian hidroponik Smart Watering karya tim mahasiswa Universitas Padjadjaran di teras rumah warga penggunanya. (Dok.Istimewa)
Sistem pertanian hidroponik Smart Watering karya tim mahasiswa Universitas Padjadjaran di teras rumah warga penggunanya. (Dok.Istimewa)
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Tim mahasiswa dari Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran (Unpad) mendesain dan memasarkan teknologi pertanian hidroponik tanpa listrik. Irigasi dan sirkulasi nutrisi untuk tanamannya mengandalkan gravitasi dan Hukum Archimedes, tak perlu listrik.

Sistem teknologi yang dinamakan Smart Watering ini diusung tim terdiri dari Diki Abdulah, Chaerul Amin, Shilvya Dewi Agustien, Annisa Nurdiah, dan Salma Waffiyah. Mereka mengerjakannya sejak Maret lalu di bawah bimbingan Sophia Dwiratna Nur Perwitasari dan menggunakan dana hibah universitas untuk pra-startup dan Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia.

Diki menerangkan, sistem Smart Watering bekerja mengalirkan air dari bak penampung berkapasitas 45 liter ke 70 pot untuk tanaman hidroponik secara otomatis. Salurannya melalui selang HDPE seukuran 7 milimeter. Air akan turun dari bak secara alami karena gaya tarik bumi atau gravitasi.

Baca juga:
Era Petani Milenial, IPB University Luncurkan Mata Kuliah Pertanian Inovatif

Di dalam wadah barisan pot tanaman hidroponik yang disebut bucket, dipasangi keran dan pelampung kecil. Keran akan menutup otomatis jika genangan air di dalam bucket penuh, dan sebaliknya. “Penanda turun naik air itu dari pelampung,” kata Diki, Ahad, 8 November 2020.

Biasanya, Diki membandingkan, petani atau penanam hidroponik memakai pompa listrik untuk sirkulasi air yang dicampur nutrisi untuk tanaman. Dalam irigasi Smart Watering, konsumsi setrum nihil. Hasilnya, kandungan oksigen dalam air di sistem Smart Watering memang lebih sedikit, “Tapi fungsi oksigen ke tanamannya tidak jauh berbeda.”

Selain nihil biaya listrik, petani atau penanam hidroponik Smart Watering bisa meninggalkan sementara tanamannya jika ada pekerjaan atau kesibukan lain selama 1-2 minggu. Setelah itu air dan nutrisi perlu diisi ulang. “Prinsip tim kami adalah bertani tanpa ribet,” ujar Diki.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Soal hal teknis seperti takaran nutrisi dan jumlah air yang dibutuhkan, Diki menjelaskan, tergantung masing-masing jenis tanaman. Adapun beberapa jenis tanaman hidroponik biasanya bayam, kangkung, cabai, tomat, paprika, juga melon.

Terkait dengan misi dari pendanaan hibah, riset tim harus menjadi produk yang bisa dijual. Untuk produk Smart Watering, Dikin dkk telah sejak Agustus lalu mengirim 33 unit ke tangan pembeli di Bandung, Cirebon, hingga Magelang. “Kebanyakan pemesannya ibu-ibu,” kata Diki.

Sistem pertanian hidroponik Smart Watering dari Fakultas Teknologi Industri Pertanian Unpad. Sistem teknologi ini dibuat menggunakan dana hibah universitas untuk pra-startup dan Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia. (Dok.Tim)

Isi paketnya berupa sebuah tandon air berkapasitas 45 liter, lima buah bucket, nutrisi, 70 pot kecil, dan selang 1,5 meter. Semua komponen itu dirakit sendiri oleh pengguna sesuai buku petunjuk manual.

Baca juga:
Teknik Urban Farming, Tim Peneliti di Cina Tingkatkan Hasil Pakai Reflektor

Tim mahasiswa Unpad ini menyasar kalangan urban termasuk milenial yang sedang gandrung bertani bersih di rumah dengan aneka jenis tanaman pangan. Harga promosi yang ditawarkan untuk tiap paket adalah Rp 750 ribu. 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Startup Logistik Ini Boyong Teknologi Pendingin Canggih ke Indonesia, Mampu Kelola 4 Jenis Suhu

11 jam lalu

Chief Marketing Officer Coldspace, David Loei saat ditemui di pabrik cold chain di Srengseng, Jakarta Barat, Rabu, 8 Mei 2024. Ini merupakan pabrik cold chain pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi hybrid cold fulfillment warehouse. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Startup Logistik Ini Boyong Teknologi Pendingin Canggih ke Indonesia, Mampu Kelola 4 Jenis Suhu

Coldspace meluncurkan teknologi pendingin hybrid untuk pabrik bahan makanan di Srengseng,Jakarta Barat. Diklaim sebagai yang pertama di Indonesia.


Startup Runchise Kumpulkan Modal Segar Rp 16 Miliar, Akan Digunakan untuk Apa Saja?

18 jam lalu

Ilustrasi startup. Shutterstock
Startup Runchise Kumpulkan Modal Segar Rp 16 Miliar, Akan Digunakan untuk Apa Saja?

Startup manajemen restoran dan waralaba kuliner dalam negeri, Runchise, memperoleh pendanaan segar sebesar US$1 juta atau sekitar Rp 16 miliar.


Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

1 hari lalu

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, akan membangun klaster pertanian modern seluas 10.000 hektare di Kabupaten Bandung.


Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House di Depok

1 hari lalu

Presiden Jokowi ditemui usai peresmian Indonesia Digital Test House (IDTH) di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) di Tapos, Depok, pada Selasa pagi,  7 Mei 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House di Depok

Presiden Jokowi mengharapkan pembukaan IDHT memperkuat ekosistem digital lokal.


Unpad Kembangkan Robot Kuli Panggul, Mampu Rekam Data Aktivitas Logistik

2 hari lalu

Autonomous Logistic Interactive Robot karya tim mahasiswa Teknik Elektro Unpad lolos ke ajang IEEE Region 10 Robotics Competition di Jepang, Agustus 2024. (Dok.Tim)
Unpad Kembangkan Robot Kuli Panggul, Mampu Rekam Data Aktivitas Logistik

Proyek robot buatan Unpad akan mengikuti ajang IEEE Region 10 Robotics Competition di Jepang pada Agustus 2024. Robot berbasis AI dan IoT.


Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

3 hari lalu

Suporter Indonesia bersorak untuk timnya saat pertandingan Semifinal Piala Asia U23 Qatar 2024 antara Indonesia vs Uzbekistan di Stadion Abdullah Bin Khalifa di Doha, Qatar, 29 April 2024. Perjuangan timnas Indonesia U-23 sepanjang Piala Asia di Qatar selalu mendapat dukungan dari suporter setianya Noushad Thekkayil/NurPhoto
Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.


Wakil Ketua MWA: 7 Bakal Calon Berpotensi Jadi Rektor Unpad 2024-2029l

3 hari lalu

Universitas Padjajaran atau Unpad. unpad.ac.id
Wakil Ketua MWA: 7 Bakal Calon Berpotensi Jadi Rektor Unpad 2024-2029l

Terdapat 14 bakal calon dalam pemilihan Rektor Universitas Padjajaran atau Unpad.


Profil 14 Bakal Calon Rektor Unpad, Ada Dosen dari Universitas Sebelas April

5 hari lalu

Sebagian dari 14 bakal calon dalam Pemilihan Rektor Unpad 2024. (ANWAR SISWADI)
Profil 14 Bakal Calon Rektor Unpad, Ada Dosen dari Universitas Sebelas April

Panitia Pemilihan Rektor Unpad sudah menetapkan 14 bakal calon dari total 16 pendaftar. Profilnya beragam, mulai dari wakil dekan hingga dosen.


Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

5 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.


UTBK Hari Kedua di UPI Bandung Mulus, Gangguan Teknis Tak Terulang

6 hari lalu

Ilustrasi UTBK (ujian tulis berbasis komputer). TEMPO/Prima Mulia
UTBK Hari Kedua di UPI Bandung Mulus, Gangguan Teknis Tak Terulang

SNPMB jelaskan gangguan teknis yang mengganggu pelaksanaan UTBK hari pertama di banyak lokasi. Laporan dikelompokkan ke dalam 2 kategori.