TEMPO.CO, Jakarta - Vaksin Covid-19 dosis sekali suntik yang dikembangkan raksasa farmasi Johnson & Johnson aman dan efektif. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengumumkan hasil analisisnya itu, Rabu 24 Februari 2021, waktu setempat.
Vaksin dari Johnson & Johnson telah digunakan di Afrika Selatan, dan FDA merencanakan pertemuan pada Jumat besok untuk memutuskan apakah vaksin ini akan digunakan pula di Amerika. Di negara ini yang sudah digunakan sejauh ini adalah vaksin Covid-19 dari Pfizer/BioNTech dan Moderna.
Vaksin Johnson & Johnson sebenarnya telah ditunggu-tunggu karena, berbeda dari kedua vaksin itu, setiap dosis vaksin ini bisa disimpan pada suhu kulkas biasa. Sedang teknik yang diadopsi Pfizer dan Moderna membutuhkan penyimpanan pada suhu ultradingin. Pfizer yang paling berat karena mensyaratkan suhu penyimpanan hingga -70 derajat Celsius.
Selain tambahan vaksin memang diperlukan untuk percepatan vaksinasi di negara itu. Hingga kini Amerika Serikat telah mencatat angka kematian lebih dari setengah juta orang karena Covid-19.
Dalam analisis FDA diungkap kalau vaksin satu dosis itu telah diujikan kepada sekitar 40 ribu orang di Afrika Selatan, Brasil dan Amerika Serikat. Hasilnya, lebih dari 80 persen efektif mencegah gejala berat Covid-19 tanpa efek samping yang signifikan. Ini termasuk di daerah seperti Afrika Selatan dimana telah menyebar varian baru virus corona Covid-19. Tapi, jika menghitung seluruh gejala termasuk yang ringan dan sedang, efektivitasnya 66 persen.
"Itu artinya vaksin ini 100 persen efektif mencegah rawat inap di rumah sakit dan kematian. Ini yang paling penting," kata Nancy M. Bennett, profesor bidang ilmu kedokteran dan kesehatan masyarakat di University of Rochester School of Medicine and Dentistry. Dia tidak berharap warga Amerika memilih-milih di antara tiga vaksin yang ada nanti.
Jika Amerika Serikat akan memutuskan izin penggunaan darurat vaksin Johnson & Johnson ini pada Jumat, Inggris dan Uni Eropa diperkirakan menyusul pada Maret mendatang. Seperti diketahui Eropa, Amerika Serikat dan Inggris masing-masing telah lebih dulu meneken kontrak pembelian sebanyak 400 juta, 100 juta, dan 30 juta dosis vaksin ini.
Baca juga:
Satu Virus Covid-19 Hybrid Ditemukan di Amerika, Rekombinasi dari 2 Varian
Johnson & Johnson juga memiliki uji klinis yang masih berjalan untuk vasinnya yang dua dosis atau dua kali suntik. Uji termasuk dilakukan di 16 daerah di Inggris.
NEW SCIENTIST | WASHINGTON POST