TEMPO.CO, Gorontalo - Universitas Negeri Gorontalo langsung menutup kampus setelah uji usap menemukan 39 dosen positif terinfeksi Covid-19. Swab test massal dilakukan terhadap seluruhnya 236 dosen dan tenaga kependidikan di kampus itu pada 10 Maret 2021.
"Kampus UNG ditutup sementara, kami meminta para dosen yang terpapar virus tersebut untuk isolasi mandiri dan memberlakukan belajar daring untuk mahasiswa," kata Rektor Eduart Wolok, Rabu 17 Maret 2021.
Menurutnya, jumlah hasil tes belum didapat seluruhnya. Universitas masih menunggu hasil uji usap kedua yang dilakukan 15 Maret. “Kami lakukan ini agar ketika meningkatkan pelayanan yang melibatkan interaksi baik dengan mahasiswa maupun masyarakat, kami tidak berada pada posisi yang menularkan virus," ujarnya.
Dia mengatakan akan segera membentuk tim kesehatan di bawah Covid-19 Crisis Center UNG. Isinya para dokter dan perawat yang ada di kampus dengan amanat memantau perkembangan mereka yang sedang menjalani isolasi mandiri.
"Termasuk memastikan asupan gizi dan vitamin yang dikonsumsi agar bisa segera pulih," katanya.
Adapun penutupan kampus berimbas penundaan pelaksanaan kegiatan akademik, kemahasiswaan, dan pelayanan administrasi sampai 20 Maret mendatang. Pengecualian diberikan untuk kegiatan praktikum kedokteran dan keperawatan yang masih diizinkan dilakukan di kampus dengan syarat menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
"Kami membatasi jumlahnya yang semula 30 orang menjadi 15 orang. Yang semula durasi 3 jam menjadi 1,5 jam," kata Eduart.
Baca juga:
Rektor Positif Covid-19, Dosen-Staf Tes Massal dan Kampus Lockdown
Eduart juga mengungkapkan kalau Universitas Negeri Gorontalo memiliki agenda besar yakni Regional Meeting terkait Teluk Tomini yang akan dihadiri oleh kepala-kepala daerah di kawasan tersebut. “Menghadapi kondisi ini, kami ingin pastikan betul baik pimpinan maupun panitia yang terlibat dalam kondisi tidak terinfeksi virus corona Covid-19 dan kampus sudah selesai melalui tahapan lockdown untuk mengurangi penyebaran virus," lanjutnya.