TEMPO.CO, Jakarta - Ahli epidemiologi dari Cina, Zeng Guang, meminta Amerika Serikat harus menjadi prioritas dalam fase penyelidikan selanjutnya tentang asal usul Covid-19. Dia menanggapi sebuah penelitian terbaru yang menunjukkan penyakit infeksi virus corona itu bisa saja beredar di Amerika pada awal Desember 2019--sebelum merebak di Wuhan, Cina.
Menurut Guang, perhatian harus dialihkan ke Amerika Serikat, yang dinilainya lambat untuk memeriksa pada tahap awal wabah tersebut. Selain juga, Guang menyebut, Amerika merupakan rumah dari banyak laboratorium biologi.
“Semua yang terkait senjata biologis yang dimiliki negara harus diawasi," ujar Guang yang juga menjadi bagian di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Cina, Rabu 16 Juni 2021.
Sebuah penelitian Institut Kesehatan Nasional (NIH) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), menunjukkan bahwa setidaknya ada tujuh orang di lima negara bagian terinfeksi SARS-CoV-2 beberapa minggu sebelum negara itu melaporkan kasus pertamanya secara resmi.
Penelitian itu dipublikasikan di Jurnal Clinical Infectious Diseases pada Selasa, 15 Juni 2021. Penelitian itu menjadi bagian dari studi jangka panjang yang disebut "All Of Us" yang berupaya melacak satu juta orang Amerika untuk mempelajari kesehatannya dan menganalisis sampel darah dari 24.000 orang Amerika yang diambil awal tahun lalu.
Hasil studi lain yang dilakukan bersama antara Cina dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diterbitkan pada Maret 2021, menyebutkan bahwa Covid-19 kemungkinan besar berasal dari perdagangan satwa liar di Cina. “Dengan virus masuk ke manusia dari kelelawar melalui spesies perantara,” tulis penelitian itu.
Mengomentari studi terbaru di Amerika, juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian mengatakan bahwa telah semakin jelas wabah Covid-19 memiliki banyak wilayah di mana virusnya berasal “Artinya, negara-negara lain harus bekerja sama dengan WHO,” katanya.
Asal usul pandemi telah menjadi sumber ketegangan politik antara Cina dan Amerika, dengan banyak fokus baru-baru ini pada Institut Virologi Wuhan (WIV). Cina telah dikritik karena kurangnya transparansi dalam mengungkapkan data tentang kasus-kasus awal serta virus yang dipelajari di WIV. Sebuah laporan oleh laboratorium nasional pemerintah Amerika bahkan menyimpulkan bahwa masuk akal bahwa virus tersebut telah bocor dari laboratorium Wuhan.
Namun, sebuah studi yang lain lagi telah meningkatkan kemungkinan bahwa Covid-19 sudah beredar di Eropa pada awal September 2019. “Tapi ini tidak berarti itu tidak berasal dari Cina, di mana banyak virus corona mirip SARS telah ditemukan di negara tersebut, di alam liar,” tutur para penelitinya.
REUTERS | GLOBAL TIMES | WALL STREET JOURNAL
Baca juga:
WHO Minta Studi yang Temukan Covid-19 di Italia Sebelum Wuhan Diuji Ulang