TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Australia Selatan memulai proyek 20 tahun menghidupkan kembali habitat liar di wilayahnya. Dimulai dari bettong berekor sikat, satwa berkantong (marsupial) mungil yang sudah lebih dari seabad lalu menghilang dari daratan negara benua itu, yang diintroduksi kembali per 17 Agustus 2021.
Bettong, juga dikenal sebagai woylie, pernah mendiami lebih dari 60 persen wilayah Australia. Tapi, populasinya terus berkurang setelah bangsa Eropa membawa dan memperkenalkan kucing dan rubah. Kini, hanya sekitar 15 ribu ekor yang masih hidup, itupun hanya di pulau-pulau yang bebas dari predator alaminya ter sebut.
Pada Selasa, 17 Agustus lalu, sebanyak 12 woylie jantan dan 28 yang betina diseberangkan kembali dari Pulau Wedge yang berlokasi di Cagar Alam Pulau Pantai Turqoise. Populasi woylie itu kemudian dilepas di sebuah kawasan yang disebut Semenanjung Yorke, pemilik vegetasi asli Australia tersebar di antara lahan pertanian dan kota-kota kecil.
Sebanyak tiga per empat hewan-hewan itu mungil itu telah dipasangi perangkat radio pelacak sehingga bisa terus dipantau perkembangannya. “Mereka kelihatannya telah beradaptasi dengan baik dengan beberapa diketahui sudah menjelajah ke luar dari situs rilisnya,” kata Derek Sandow dari Northern and Yorke Landscape Board di pemerintahan Australia Selatan.
Untuk menjaga kelestarian woylie-woylie tersebut, para penjaga hutan telah menghalau rubah dan bangsa kucing dari wilayah semenanjung itu. Mereka juga mendirikan pagar untuk menciptakan kawasan lindung seluas 1.700 kilometer persegi untuk para pendatang baru tapi lama tersebut.
Jika proyek kepulangan woylie berjalan mulus, spesies lokal lain yang sudah menghilang dari daratan benua Australia akan menyusul di-reintroduksi. Mereka seperti tikus besar bandicoot coklat selatan, phascogale ekor merah dan quoll barat. Seluruhnya adalah satwa jenis marsupial.
Bukan tanpa alasan woylie yang dipilih pertama di-reintroduksi. “Hewan ini dikenal sebagai insinyur tanah yang dapat memperbaiki habitat untuk spesies lain,” kata Sandow.
Setiap woylie atau bettong bisa menggali berton-ton tanah setiap tahunnya karena makanannya adalah jamur, umbi, dan sumber makanan lain yang ada di bawah tanah. Itu artinya hewan ini bisa membantu sirkulasi nutrisi tanah dan menyebar benih. “Kami berharap ini akan memperkuat biji-biji tanaman alami berkecambah dan memperkuat biodiversitas secara keseluruhan,” kata Sandow.
NEW SCIENTIST
Baca juga:
Bersarang di Tabung Pitot, Tawon jadi Hama Berbahaya di Bandara Brisbane