Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Enam Elemen Paling Beracun di Dunia

image-gnews
Kawasan kebun sagu yang terkena limbah merkuri di Gunung Botak, Pulau Buru, Maluku, Rabu, 28 November 2018. ANTARA
Kawasan kebun sagu yang terkena limbah merkuri di Gunung Botak, Pulau Buru, Maluku, Rabu, 28 November 2018. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Unsur kimia memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, seperti oksigen yang dipergunakan untuk bernafas. Namun, terdapat juga beberapa elemen yang sangat beracun dan berbahaya di dunia ini.

Hal ini disebabkan unsur-unsur tersebut mengandung radioaktif, dan memiliki tingkat reaktivitas yang ekstrem, serta dapat menyala secara spontan atau bahkan meledak di air maupun udara.

Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat mendefinisikan bahan kimia beracun sebagai zat apapun yang berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan jika tertelan atau terserap melalui kulit. Berikut beberapa unsur kimia yang paling beracun dikutip dari Thougtco.com, Ahad, 3 Oktober 2021.

  1. Polinium (Po).

Elemen bernomor 84 di tabel periodik ini merupakan metalloid radioaktif langka yang terjadi secara alami. Zat ini jarang kita jumpai kecuali seperti di fasilitas pengembangan nuklir yang digunakan untuk sumber panas atom dan lainnya. Unsur ini 250 ribu kali lebih beracun daripada sianida. Satu gram polonium disebut bisa membunuh 10 juta orang.

Alexander Litvinenko, seorang mantan anggota dinas intelijen Uni Soviet (KGB), diracuni dengan memasukan polonium ke dalam tehnya. Butuh 23 hari untuk Alexander sampai benar-benar kehilangan nyawa.

  1. Merkuri (Hg)

Merkuri merupakan logam beracun yang cukup padat sehingga dapat terserap melalui kulit. Industri seperti pabrik kertas menjadi salah satu penyebab paparan merkuri terhadap sumber pangan terutama makanan laut.

Elemen bernomor 80 di tabel periodik ini dapat merusak organ dan memiliki efek buruk kepada sistem otak serta saraf seperti mempengaruhi memori, kekuatan otot, kemampuan koordinasi otak hingga membunuh jika terpapar dengan jumlah dosis yang besar.

  1. Arsenik (As)

Unsur kimia dengan simbol As dan nomor atom 33 ini adalah bahan metaloid yang terkenal beracun. Di era modern ini, arsenik masih digunakan untuk pengawetan kayu, pestisida, dan pengobatan leukemia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Arsenik dapat menyebabkan kanker jika terkonsumsi dalam dosis yang rendah dan menimbulkan gejala seperti mual, muntah, perdarahan, dan diare. Namun jika tertelan dalam dosis yang besar, arsenik dapat menyebabkan kematian walaupun membutuhkan waktu berjam-jam. Salah satu tokoh yang dibunuh menggunakan arsenik adalah aktivis HAM Indonesia, Munir Said Thalib.

  1. Fransium (Fr)

Fransium ditemukan oleh Marguerite Perey di Prancis pada 1939 yang kemudian nama unsur ini diubah menjadi Fransium. Fransium ini sangat langka, hanya sekitar 1 ons ditemukan di seluruh kerak bumi. Jika terkena air elemen dengan nomor atom 87 ini dapat menimbulkan ledakan.

  1. Timbal (Pb)

Timbal memiliki sifat lunak, mudah ditempa, dan titik leleh yang rendah.  Elemen bernomor atom 82 ini bisa menyebabkan kerusakan sistem saraf pada bayi dan anak sehingga membuatnya mengalami keterlambatan perkembangan, kerusakan organ dan penurunan kecerdasan. Timbal tidak memiliki ambang batas aman jika terpapar, bahkan dalam jumlah yang sedikit pun akan menyebabkan kerusakan.

  1. Plutonium (Pu)

merupakan unsur radioaktif transuranium langka dan merupakan logam aktinida berwarna putih keperakan. Ketika terpapar dengan udara, elemen kimia dengan nomor atom 94 ini akan mengusam. Diperkirakan 500 gram plutonium dapat membunuh 2 juta orang.

RAHMAT AMIN SIREGAR

Baca juga:

Ini Bahaya Makan Makanan Panas Berbungkus Plastik

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ciri Ibu Mertua Beracun dan Mengganggu Rumah Tangga Anak

2 hari lalu

Ilustrasi Ibu dan Anak. Sumber: Getty/mirror.co.uk
Ciri Ibu Mertua Beracun dan Mengganggu Rumah Tangga Anak

Anda tentu mengharapkan ibu mertua yang bersikap baik dalam kehidupan sehari-hari, bukan yang toksik. Berikut indikasi ibu mertua beracun.


Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

14 hari lalu

Pasien penyakit Minamata bawaan Yuji Kaneko di Oruge-Noa, menyantap makanan di sebuah kelompok perawatan untuk orang-orang cacat di Minamata, Prefektur Kumamoto, Jepang, 13 September 2017. Kaneko lahir di Minamata pada tahun 1955 dan semua dari anggota keluarganya penderita penyakit Minamata. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?


68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

14 hari lalu

Pasien penyakit Minamata kongenital Shinobu Sakamoto, bersama  ibunya Fujie duduk di sebuah mobil saat mereka menuju sebuah rumah sakit di Minamata, Prefektur Kumamoto, Jepang, 14 September 2017.Sakamoto adalah salah satu korban dari bencana industri tahun 1950 dimana puluhan ribu orang terkena racun air limbah dari pabrik kimia di teluk Minamata. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

Hari ini, 68 tahun lalu, Jepang menemukan penyakit epidemi yang disebut Minamata. Apa penyebabnya?


Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

21 hari lalu

Konferensi pers kandungan racun dalam pelet plastik daur ulang yang dilakukan Ecoton di Gresik, Jawa Timur, Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Nur Hadi
Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang


Atasi Pencemaran Radioaktif Sesium-137, BRIN Kembangkan Metode Fitoremediasi

44 hari lalu

Logo baru Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-26. Kredit: ANTARA/HO-Humas BRIN
Atasi Pencemaran Radioaktif Sesium-137, BRIN Kembangkan Metode Fitoremediasi

BRIN sedang mengupayakan bagaimana cara mengatasi kontaminasi Cs-137 di lingkungan.


Mengapa Tidak Dianjurkan Minum Teh Sebelum Tidur?

58 hari lalu

Ilustrasi minum teh. Shutterstock.com
Mengapa Tidak Dianjurkan Minum Teh Sebelum Tidur?

Kandungan kafein berlebihan dalam teh dapat mengganggu siklus tidur dan bangun.


Tips Hadapi Orang Tua Beracun dari Psikolog

11 Maret 2024

Ilustrasi anak dan orang tua. Freepik.com/Peoplecreations
Tips Hadapi Orang Tua Beracun dari Psikolog

Sikap beracun orang tua sulit diubah. Lalu, bagaimana cara menghadapi hidup yang penuh tekanan dari orang tua? Berikut beberapa yang bisa dilakukan.


5 Tanda Anda Hidup dengan Orang Tua yang Toxic

11 Maret 2024

Ilustrasi orang tua dan anak. Freepik.com
5 Tanda Anda Hidup dengan Orang Tua yang Toxic

Orang tua selalu mengontrol, menyalahkan, terlalu mengkritik, mengabaikan. Berikut tanda-tanda Anda hidup dengan orang tua toxic.


4 Ikan Beracun yang Berbahaya jika Dikonsumsi

11 Maret 2024

Ikan buntal. telegraph.co.uk
4 Ikan Beracun yang Berbahaya jika Dikonsumsi

Tak semua ikan bisa dimakan lantaran ada berbagai ikan yang mengandung racun dan mengakibatkan fatal bagi siapa pun yang mengonsumsinya.


Mengenal Tetrodotoxin, Racun Berbahaya pada Ikan Buntal

10 Maret 2024

Ikan buntal. telegraph.co.uk
Mengenal Tetrodotoxin, Racun Berbahaya pada Ikan Buntal

Tidak hanya pada ikan buntal, tetrodotoxin juga ada pada katak, guritam, dan amfibi.