TEMPO.CO, Jakarta - Elon Musk sudah membeli seluruh saham Twitter, berarti perusahaan siap dengan adanya perubahan serta kejutan-kejutan baru. Karyawan Twitter punya cerita tentang bos baru mereka ini.
Misalnya pada masa penjualan saham, ada seorang karyawan bertanya apakah ada yang tertarik dengan prospek bekerja untuk Musk? Survei kecil-kecilan itu menarik perhatian puluhan tanggapan, banyak di antaranya sangat buruk. Mereka mengobrol pada saluran Slack perusahaan.
Kemudian, tepat sebelum pasar ditutup, berita itu datang bahwa dewan direksi telah menerima tawaran Elon Musk untuk menjadikan perusahaan itu privat seharga $44 miliar atau $54,20 per unit saham. Setelah pengumuman, sentimen di saluran publik Slack didominasi rasa khawatir dan sentimen negatif, tapi banyak juga yang sepertinya pasrah.
Sebagian memandang jatuhnya perusahaan ke tangan Elon Musk bagaikan kecelakaan besar. Namun, ada juga karyawan menyukai fakta bahwa Elon Musk menjadikan twitter milik pribadi, lebih baik daripada terikat pada pemilik saham. Alasannya, Musk dikabarkan menginginkan menghilangkan akun-akun bot berbahaya dan memberikan kejelasan lebih lanjut tentang rekomendasi cara kerja algoritme.
Kabar berembus CEO Parag Agrawal akan meninggalkan perusahaan, meski dia tidak mengatakannya saat menyapa karyawan. Agrawal memang mengatakan tidak akan ada PHK dalam waktu dekat, meskipun dia tidak akan berkomentar apakah akan ada pembekuan perekrutan.
Kisah besar teknologi tahun ini
Sebuah pertanyaan besar muncul yakni siapa yang akan menjalankan Twitter dari hari ke hari ke depannya? Elon Musk sudah memimpin Tesla, SpaceX, Boring Company dan Neuralink.
Agrawal mengatakan dia bermaksud untuk tetap bersama perusahaan. Dia tampaknya akan mendapatkan bayaran $39 juta jika dan ketika Musk menggantikannya. Lalu, siapa yang akan Musk percayai dengan visinya untuk perusahaan burung biru ini? Ini menjadi satu kisah teknologi paling menarik tahun ini.
Lalu, apakah Musk akan membiarkan Donald Trump kembali ke platform? Trump pernah mengatakan dia tidak berminat kembali ke Twitter bahkan jika diundang. Mantan Presiden AS itu telah dibekukan akunnya secara permanen karena dianggap menghasut kerusuhan di Amerika pada Januari lalu.
Dia menegaskan akan menggunakan platformnya sendiri, Truth Social. Tetapi beberapa orang menunjukkan bahwa Trump telah berbohong di masa lalu, dan bahkan mungkin berbohong tentang hal ini. Waktu akan berbicara.
THE VERGE
Baca juga:
Standar Minimum Keamanan Situs tak Dipenuhi, Data Pengakses 470 Subdomain Bocor
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.