Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Teleskop James Webb Temukan Kandidat Galaksi Tertua di Alam Raya

image-gnews
Galaksi GLASS-z13 dari James Webb Space Telescope. sciencealert.com
Galaksi GLASS-z13 dari James Webb Space Telescope. sciencealert.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hanya seminggu setelah gambar-gambar pertamanya ditunjukkan kepada dunia, James Webb Space Telescope menemukan kandidat galaksi tertua di alam raya ini. Galaksi itu dikenal sebagai GLASS-z13 dan diperkirakan sudah terbentuk 300 juta tahun setelah Big Bang, atau telah ada sejak 13,5 miliar tahun lalu. 

"Kita berpotensi melihatnya sebagai sinar bintang paling jauh yang pernah dilihat siapapun," kata Rohan Naidu dari Harvard Center for Astrophysics, pada Rabu 20 Juli 2022. 

Naidu menuturkan, semakin jauh posisi obyek bintang-bintang dari Bumi, semakin lama cahayanya sampai ke mata kita. Jadi pengamatan ke alam raya yang semakin jauh adalah sama dengan melihat ke pedalaman masa lalu.

Untuk GLASS-z13, belum diketahui umurnya secara spesifik, selain dugaan sudah hadir di periode awal alam raya. Galaksi itu bisa terbentuk kapan saja dalam rentang 300 juta tahun yang pertama.

Galaksi GLASS-z13 ditemukan dalam apa yang disebut data 'rilis awal' dari sensor kamera inframerah, NIRcam, Teleskop Antariksa James Webb. Namun datanya tidak termasuk di antara lima gambar pertama kiriman teleskop pengganti Hubble itu yang dipublikasi NASA pada pekan lalu. 

Saat datanya itu diterjemahkan ke spektrum gelombang cahaya tampak, galaxy itu muncul sebagai sebuah titik tebal merah dengan pusatnya putih. Massanya diperkirakan setara semiliar Matahari. 

Naidu dan para koleganya--sebuah tim yang total terdiri dari 25 astronom--telah mempublikasikan temuannya ini di jurnal ilmiah, meski dalam versi preprint yang belum dilengkapi peer-review. Namun, tetap, gambar berhasil menciptakan perbincangan. 

"Ya, saya hanya akan menyambut temuan ini setelah laporan ilmiahnya tuntas dengan peer-review. Tapi, kelihatannya ini memang sangat menjanjikan," kata Ketua Tim Ilmuwan NASA, Thomas Zurbuchen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Naidu, satu tim ilmuwan astronomi lainnya yang dipimpin Marco Castellano juga bekerja menganalisis data yang sama. Mereka, disebut Naidu, sampai kepada kesimpulan serupa. "Sehingga ini memberi kami kepercayaan diri," kata Naidu. 

Mengukur umur dan jarak pasti galaksi tertua

Satu dari hal besar yang dijanjikan Teleskop James Webb adalah kemampuannya menemukan galaksi-galaksi yang terbentuk pertama setelah Big Bang 13,8 miliar tahun lalu. Karena lokasinya yang begitu jauh dari Bumi, cahayanya yang sampai ke mata pengamat telah memuai oleh ekspansi alam raya, dan bergeser ke spektrum inframerah. Di sinilah kemampuan JWST karena dilengkapi kamera dengan spetrum NIR untuk mendeteksi dengan kejelasan yang tidak terduga sebelumnya. 

Naidu dan timnya kemudian menyisir di antara data inframerah berisi rekaman gambar wilayah alam raya yang jauh. Mereka mencari tanda-tanda galaksi-galaksi yang ekstrem jauh. "Kami mencari seluruh data awal untuk galaksi-galaksi dengan tanda-tandanya yang sangat tajam, dan inilah dua sistem yang sejauh ini paling banyak memenuhi tanda-tanda itu," kata Naidu.

Dia menunjuk GLASS-z13 dan yang kedua adalah GLASS-z11 yang tidak setua yang pertama. "Ini adalah bukti kuat tapi masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan," katanya. 

Secara khusus, Naidu mengungkapkan, tim ingin meminta manajer Teleskop James Webb untuk melakukan pengukuran spektroskopi atau analisis cahaya untuk mengukur jarak yang lebih pasti. "Sekarang ini, perkiraan kami buat berdasarkan sesuatu yang tidak bisa kami lihat. Akan menyenangkan kalau memiliki jawaban untuk apa yang kita lihat sendiri," kata Naidu. 

SCIENCE ALERT, SPACE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


NASA dan India Akan Luncurkan Satelit Iklim pada 2024

2 hari lalu

Satelit NISAR memasuki ruang vakum termal di fasilitas ISRO di Bengaluru pada 19 Oktober. (Kredit gambar: ISRO)
NASA dan India Akan Luncurkan Satelit Iklim pada 2024

NASA dan ISRO sedang melakukan sentuhan akhir pada satelit NASA-ISRO Synthetic Aperture Radar (NISAR).


Misi Dragonfly Bertenaga Nuklir ke Bulan Saturnus, Titan, Ditunda hingga 2028

2 hari lalu

Ilustrasi misi Dragonfly yang terbang di atas bulan Saturnus, Titan. (Kredit gambar: NASA/Johns Hopkins APL/Steve Gribben)
Misi Dragonfly Bertenaga Nuklir ke Bulan Saturnus, Titan, Ditunda hingga 2028

Titan adalah sebuah planet yang menurut para ilmuwan kaya akan molekul organik.


NASA Tawarkan Pengalaman Menyaksikan Gerhana Matahari Total di Air Terjun Niagara pada 2024

17 hari lalu

Air terjun Niagara salah satu tempat wisata alam yang sangat terkenal di Amerika. Air terjun Niagara merupakan gabungan dari 3 air terjun, sehingga biasa disebut air terjun Horseshoe. Niagara mengaliri air sebanyak 6 juta kubik permenit, sungguh kekuatan air yang sangat dahsyat. Roberto Machado Noa/Getty Images
NASA Tawarkan Pengalaman Menyaksikan Gerhana Matahari Total di Air Terjun Niagara pada 2024

Air Terjun Niagara dianggap pas jadi latar belakang alam yang spektakuler untuk peristiwa sekali seumur hidup ini.


Astronot Pertama Pimpin Pesawat Berawak ke Bulan Wafat di Usia 95 Tahun

23 hari lalu

Astronot NASA Frank Borman dalam foto tak bertanggal. Borman menjabat sebagai komandan Apollo 8, misi pertama terbang keliling dunia. Atas perkenan NASA/Handout melalui REUTERS
Astronot Pertama Pimpin Pesawat Berawak ke Bulan Wafat di Usia 95 Tahun

Mantan astronot AS Frank Borman meninggal pada usia 95 tahun.


Wahana NASA Temukan Dua Asteroid Kecil Mengorbit Asteroid Dinkinesh

23 hari lalu

Asteroid Dinkinesh selebar setengah mil di sebelah kiri dan biner kontak yang menarik di sebelah kanan. Kredit: NASA/Goddard/SwRI/Johns Hopkins APL
Wahana NASA Temukan Dua Asteroid Kecil Mengorbit Asteroid Dinkinesh

Target pertama misi Lucy kini diketahui adalah tiga asteroid.


Teleskop NASA Temukan Lubang Hitam Terjauh yang Pernah Terdeteksi

25 hari lalu

Tim peneliti NASA berhasil menemukan tanda-tanda lubang hitam yang sedang berkembang hanya 470 juta tahun pascaperistiwa Dentuman Besar (Big Bang). (NASA)
Teleskop NASA Temukan Lubang Hitam Terjauh yang Pernah Terdeteksi

Lubang hitam tersebut berada pada tahap awal pertumbuhan yang belum pernah disaksikan sebelumnya.


NASA Temukan Asteroid Dinky dengan Bulannya dekat Jupiter

28 hari lalu

Satelit dari asteroid Dinkinesh terlihat oleh Lucy Long Range Reconnaissance Imager (L'LORRI), saat pesawat ruang angkasa Lucy milik NASA melintasi biner asteroid ini. Gambar diambil pada 1 November 2023 dari jarak sekitar 270 mil. Kredit: NASA/Goddard/SwRI/Johns Hopkins APL/NOAO
NASA Temukan Asteroid Dinky dengan Bulannya dekat Jupiter

NASA telah merilis serangkaian gambar yang menunjukkan asteroid Dinky dan bulan semunya.


Ilmuwan Identifikasi Lapisan Cair di Interior Planet Mars

38 hari lalu

Lubang bor di permukaan Mars oleh Perseverance NASA dalam percobaan pertamanya mengumpulkan sampel batuan dari planet itu pada 6 Agustus 2021. mars.nasa.gov
Ilmuwan Identifikasi Lapisan Cair di Interior Planet Mars

Para ilmuwan mengidentifikasi lapisan cair jauh di dalam interior planet Mars.


Teleskop James Webb Deteksi Kristal Kuarsa Berbentuk Awan di Planet WASP-17b

41 hari lalu

Ilustrasi atmosfer WASP-17b yang kaya akan silikat. (Kredit gambar: NASA, ESA, CSA, Ralf Crawford (STScI))
Teleskop James Webb Deteksi Kristal Kuarsa Berbentuk Awan di Planet WASP-17b

Atmosfer Planet WASP-17b yang membengkak menjadikannya target yang bagus untuk Teleskop James Webb.


Jepang Gelontorkan Subsidi Rp1,26 Triliun ke Startup, Demi Pendaratan di Bulan

44 hari lalu

Pengusaha Jepang Yusaku Maezawa melayang di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada 9 Desember 2021. Yusake Maezawa via Instagram/via REUTERS
Jepang Gelontorkan Subsidi Rp1,26 Triliun ke Startup, Demi Pendaratan di Bulan

Jepang memberikan subsidi hingga $80 juta kepada startup ispace.