Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Satelit Airbus Unjuk Gigi di Indo Defence 2022, Sebut Terobosan Baru

image-gnews
Foto Monas dari satelit Pliades Neo. Airbus unjuk teknologi satelit yang dimilikinya menjelang pameran Indo Defence and Forum di Jakarta, 2-5 November 2022 Foto : Airbus
Foto Monas dari satelit Pliades Neo. Airbus unjuk teknologi satelit yang dimilikinya menjelang pameran Indo Defence and Forum di Jakarta, 2-5 November 2022 Foto : Airbus
Iklan

TEMPO.CO, JakartaAirbus memperkenalkan satelit Pléiades Neo dalam gelaran pameran alat pertahanan internasional Indo Defence Expo, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Kamis lalu, 3 November 2022. Airbus menjanjikan konstelasi Pléiades Neo sebagai terobosan terbaru dalam domain pengamatan Bumi dengan resolusi sangat tinggi (Very-High Resolution atau VHR). 

"Apabila telah selesai, terobosan ini memungkinkan pengambilan gambar dari titik mana pun di seluruh dunia, beberapa kali per hari, pada resolusi sampai 30 sentimeter," kata Johan Pelissier dari Airbus Defence and Space Asia Pasifik.

Baca juga:
Komplet, Konstelasi Satelit Amerika di Orbit untuk Deteksi Rudal

Johan bersama Hugues Pavie, Head of Sales Asia Pacific Airbus Defence and Space (Intelligence)  memperlihatkan beberapa contoh foto hasil dari Pléiades Neo. Untuk wilayah Jakarta, misalnya, Masjid Istiqlal di Jakarta Pusat bisa teridentifikasi cukup jelas. Begitu juga dengan Bandar Udara Changi di Singapura. “Begitu jelas hingga logo pesawat bisa dikenali,” kata Hugues.

Sambil memperlihatkan miniaturnya, kedua menyebut satelit Pléiades Neo dibangun menggunakan inovasi dan perkembangan teknologi terbaru Airbus. Desain instrumen optik silikon karbida generasi berikutnya, yang dibangun berdasarkan teknologi yang dipelopori Airbus pada awal 2000-an.

Konstelasinya di orbit di luar angkasa saat ini terdiri dari empat satelit identik. Gelombang terakhir terdiri dari dua satelit, Pléiades Neo 5 dan 6, telah tiba di Pusat Antariksa Eropa di Kourou, Guyana Prancis, dan dijadwalkan untuk meluncur pada akhir November ini.

"Rencananya akan menjadi misi komersial pertama dari Roket Vega C Eropa yang dioperasikan oleh Arianespace."

Dengan peluncuran yang akan datang ini, Airbus menyatakan akan melipatgandakan kapasitasnya untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih cepat. Airbus menawarkan kualitas layanan terbaik di pasaran untuk aplikasi luas kebutuhan militer juga komersial.

Johan Pelissier dari Airbus Defence and Space Asia Pasifik saat memperkenalkan satelit Pléiades Neo di Indo Defence Expo & Forum 2022 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis 3 November 2022. Foto: Maria Fransisca Lahur

Klaim Keunggulan Teknologi Satelit Airbus

Disebutkan, dengan kelincahan dan reaktivitas yang tinggi, satelit ini dapat ditugasi 15 menit sebelum akuisisi dan langsung mengirim gambar ke Bumi dalam hitungan jam. “Dulu, hasil dari satelit bisa 2-3 hari, dengan Plaides hanya beberapa jam,” kata Hugues.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Satelit Pléiades Neo seluruhnya didanai, didesain, dan diproduksi oleh Airbus. Diklaim lebih kecil, ringan, lincah, akurat, dan reaktif dibandingkan kompetitornya, satelit-satelit Pléiades Neo merupakan satelit pertama di kelasnya yang kapasitasnya dapat tersedia secara komersial seluruhnya.

Berkat pencitraan yang terbesar di kategorinya, sepanjang 14 kilometer, didukung mobilitasnya yang tinggi, konstelasi Pléiades Neo disebutkan dapat meng-cover seluruh daratan Bumi sebanyak lima kali dalam setahun.

Konfigurasi orbital dari satelit juga telah dimaksimalkan untuk melayani banyak segmen pelanggan dan aplikasi, tidak terbatas pada pertahanan. Satelit ditempatkan pada orbit kutub dan orbit sun-synchronous pada 90 derajat, untuk memberikan kualitas yang konsisten, baik secara geometris dan radiometrik.

Kemampuan ini dianggap akan memberikan detail yang lebih tajam untuk analis, termasuk visibilitas lebih untuk objek-objek kecil seperti kendaraan dan rambu jalan, serta penghitungan manusia. Level akurasi ini akan lebih memberikan kebenaran untuk analis gambar dan meningkatkan keandalan untuk kemampuan machine learning.

Konstelasi baru juga akan memberikan akurasi geolokasi yang lebih tinggi dan informasi pita spektral yang lebih dalam, memungkinkan lebih banyak wawasan diperoleh untuk berbagai penerapan (pemetaan, pertanian, lingkungan, energi, infrastruktur, dll). Volume besar data yang diperoleh setiap hari, yakni mendekati 2 juta kilometer persegi, akan diserap ke dalam arsitektur segmen darat berbasis cloud yang inovatif untuk memungkinkan produksi secara besar.

Konstelasi Pléiades Neo juga akan mendapat manfaat dari optik laser dan tautan Ka-band dengan satelit geostasioner Airbus SpaceDataHighway (EDRS) untuk memungkinkan akuisisi mendesak kurang dari 40 menit setelah penugasan, untuk merespons situasi paling kritis dengan cepat.

Baca juga:
'Hanya' Industri Kapal St. Petersburg, dari Rusia untuk Indo Defence 2022

 


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lalu Lintas Penumpang Tumbuh 7,4 Persen, Indonesia Diprediksi Butuh 1.000 Pesawat Baru

8 menit lalu

Agam inong Aceh dan pramugari berpose di depan pesawat Indonesia Air Asia saat penerbangan perdana dari Bandara Kuala Namu Medan ke Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda di Aceh Besar, Aceh, Jumat, 3 Juni 2022. Indonesia Air Asia kembali membuka rute penerbangan domestik dari Aceh untuk melayani kebutuhan transportasi udara dengan pesawat Airbus A320. ANTARA/Irwansyah Putra
Lalu Lintas Penumpang Tumbuh 7,4 Persen, Indonesia Diprediksi Butuh 1.000 Pesawat Baru

Airbus memperkirakan bahwa Indonesia akan membutuhkan setidaknya 1.000 pesawat baru dalam 20 tahun ke depan.


10 Jet Pribadi Paling Mahal di Dunia dan Pemiliknya, Ada Pangeran Arab dan Artis Kim Kardashian

17 hari lalu

Para pebisnis dan kalangan kelas atas, memilih menggunakan jet pribadi ketika virus corona mewabah. Dok. PrivateFly
10 Jet Pribadi Paling Mahal di Dunia dan Pemiliknya, Ada Pangeran Arab dan Artis Kim Kardashian

Dari 22 ribu yang beroperasi saat ini, berikut daftar top 10 jet pribadi paling mahal di dunia dan pemiliknya. Dimulai dari Air Force One.


5 Bibit Siklon Tumbuh Dekat Indonesia Pada Ahad, Tersisa 2 yang Aktif Hari Ini

52 hari lalu

Ilustrasi Siklon Tropis. bmkg.go.id
5 Bibit Siklon Tumbuh Dekat Indonesia Pada Ahad, Tersisa 2 yang Aktif Hari Ini

Pada Ahad kemarin, 28 Juli 2024, sebanyak lima bibit siklon sempat terpantau terbentuk di utara khatulistiwa dekat dengan wilayah Indonesia.


Eks Dirut Garuda Emirsyah Satar Klaim tidak Ada Kerugian Negara di Pengadaan Pesawat Bombardier dan ATR

56 hari lalu

Terdakwa mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar mengikuti sidang pembacaan surat Pledoi, di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu, 17 Juli 2024. Emirsyah membacakan surat pembelaan (pledoi) atas tuntutan jaksa penuntut umum yang menuntutnya dengan penjara selama 8 tahun dalam kasus korupsi pengadaan pesawat CRJ-1000 dan ATR 72-600. TEMPO/Imam Sukamto
Eks Dirut Garuda Emirsyah Satar Klaim tidak Ada Kerugian Negara di Pengadaan Pesawat Bombardier dan ATR

Emirsyah Satar didakwa menyerahkan rencana pengadaan armada (fleet plan) Garuda Indonesia kepada mantan Dirut PT MRA Soetikno Soedarjo


Ada Perbedaaan Pemberlakukan antara Biaya Hak Penggunaan Starlink dan BHP Seluler

25 Juni 2024

Layanan internet berbasis satelit, Starlink sudah dipasang di sepuluh titik fasilitas publik di kawasan Ibu Kota Nusantara. Dok: Otorita IKN
Ada Perbedaaan Pemberlakukan antara Biaya Hak Penggunaan Starlink dan BHP Seluler

Terdapat perbedaan BHP untuk layanan internet berbasis satelit yakni Starlink dengan BHP untuk para penyelenggara telekomunikasi seluler.


Iran Akan Luncurkan 2 Satelit pada Juli Nanti, Mengapa Amerika Serikat Khawatir?

23 Juni 2024

Satelit militer pertama bernama Noor diluncurkan ke orbit oleh Iran, di Semnan, Iran 22 April 2020.(WANA/SEPAH NEWS VIA REUTERS)
Iran Akan Luncurkan 2 Satelit pada Juli Nanti, Mengapa Amerika Serikat Khawatir?

Iran akan meluncurkan 2 satelit pada Juli. Negara Barat seperti Amerika Serikat selalu khawatir ia akan digunakan untuk meluncurkan senjata nuklir.


Emirsyah Satar Mengaku Tiga Kali Tolak Tawaran Jadi Dirut Garuda Indonesia

14 Juni 2024

Terdakwa mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, mengikuti sidang lanjutan mendengarkan keterangan saksi, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis, 6 Juni 2024. Sidang ini dengan agenda pemeriksaan keterangan saksi ahli mantan auditor BPKP, Suswinarno, yang dihadirkan oleh terdakwa dalam perkara tindak pidana korupsi pengadaan pesawat CRJ-1000 dan ATR 72-600 di PT. Garuda Indonesia, yang merugikan keuangan negara sebesar Rp.9,37 triliun.  TEMPO/Imam Sukamto
Emirsyah Satar Mengaku Tiga Kali Tolak Tawaran Jadi Dirut Garuda Indonesia

Emirsyah Satar mengaku diminta menjadi Dirut Garuda Indonesia karena keuangan maskapai tersebut pada 2003 kritis


Mengenal Teknologi GPS Tracker yang Antar Bos Rental Burhanis ke Sukolilo

13 Juni 2024

Ilustrasi GPS tracker. Foto : Ebay
Mengenal Teknologi GPS Tracker yang Antar Bos Rental Burhanis ke Sukolilo

Teknologi tracking GPS mengantar Burhanis sampai ke Desa Sumbersoko di Sukolilo dalam upaya melacak mobilnya yang dibawa kabur penyewa.


BRIN Cita-citakan Konstelasi 6 Satelit Penginderaan Jauh, Anggap Tak Muluk Secara Finansial

5 Juni 2024

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, saat ditemui di Auditorium BRIN, Jakarta Pusat, Rabu, 5 Juni 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
BRIN Cita-citakan Konstelasi 6 Satelit Penginderaan Jauh, Anggap Tak Muluk Secara Finansial

Sejak dulu hingga kini, kata Kepala BRIN, Indonesia hanya punya satelit untuk telekomunikasi. Tak berkecukupan.


Izinkan Starlink Padahal Sudah Punya Satelit Indonesia Raya, Kominfo: Dua-duanya Kita Berdayakan

28 Mei 2024

Satelit Starlink (kiri) dan Satria-1.
Izinkan Starlink Padahal Sudah Punya Satelit Indonesia Raya, Kominfo: Dua-duanya Kita Berdayakan

Konstelasi satelit Starlink berada di ketinggian lebih rendah daripada Satelit Indonesia Raya atau Satria-1.