TEMPO.CO, Jakarta - Peluncuran ChatGPT, chatbot dengan artificial intelligence milik OpenAI, ternyata telah berdampak ke internal Google. Raksasa mesin pencari itu dikabarkan langsung berencana mendemonstrasikan versi sendiri dari fitur chatbot di mesin pencarinya pada tahun ini juga. Google juga langsung mengungkap lebih dari 20 proyek yang ditenagai AI yang sedang digarap.
Belum ada keterangan kapan pastinya peluncuran demo bot pencarian dengan AI milik Google itu. Tapi, proyek lain yang terlihat dalam sebuah presentasi menunjuk kemungkinan debut AI Search itu saat acara tahunan I/0 Mei nanti. Di acara yang sama pada tahun lalu telah meluncur fitur seperti Duplex dan Google Glass.
Situasi internal Google diberitakan cukup serius hingga para pendiri perusahaan, Larry Page dan Sergey Brin--yang masih menguasai saham perusahaan induk Google, Alphabet--telah menawarkan saran kepada pimpinan perusahaan, mengesahkan rencana, dan menyaring usulan saat rapat dengan para eksekutif membahas ChatGPT pada bulan lalu. Keduanya hadir atas undangan CEO Google dan Alphabet, Sundar Pichai.
Baca juga: CEO Sundar Pichai Beberkan Rencana Google di Indonesia 10 Tahun ke Depan
ChatGPT (Tangkapan Layar)
Baca Juga:
Untuk chatbot search itu, Google menyatakan akan memprioritaskan pencarian fakta, memastikan keselamatan, dan mengenyahkan misinformasi. Harapannya pula teknologi pencarian itu bakal mengatasi masalah pada cara AI merespons query-query dengan informasi yang buruk. Selain itu, mencari cara mempercepat proses review yang seharusnya untuk mengecek teknologinya, untuk melihatnya apakah beroperasi dalam cara-cara yang fair dan etis.
Informasi peluncuran produks baru dipresentasikan oleh sebuah panel eksekutif yang termasuk di dalamnya adalah Jeff Dean yang memimpin Departemen Riset dan AI. Di dalam presentasi itu juga ada sebuah studio pembangkit gambar yang, 'menciptakan dan merekayasa gambar-gambar', sebuah aplikasi untuk menguji prototipe produk, dan satu set alat untuk menciptakan prototipe AI dari dalam sebuah jendela peramban yang disebut MakerSuite.
Google juga terungkap sedang mengerjakan sebuah perangkat pembuat kode yang disebut PaLM-Coder 2 yang mirip software GitHub Copilot milik Microsoft. Fungsi perangkat dan software itu adalah membantu membangun aplikasi-aplikasi untuk smartphone.
Dalam beberapa tahun belakangan, Google telah berlaku hati-hati di setiap rilis produk AI baru. Perusahaan menemukan dirinya di pusat perdebatan tentang etika dari kecerdasan buatan setelah memecat dua peneliti utamanya, Timnit Gebru and Margaret Mitchell. Keduanya telah meletakkan kritik tentang model-model bahasa AI, memberi catatan akan tendensi untuk membesar-besarkan segala dalam data latihan dan menyajikan informasi salah sebagai fakta.
Itu sebabnya, meski riset AI diyakini sama majunya dengan yang ada di perusahaan raksasa teknlogi lainnya, Google hanya menguji software dengan batasan yang khusus. Aplikasi AI Test Kitchen, misalnya, menawarkan akses ke gambar dan tool pembangkitan teks yang mirip Dall-E dan ChatGPT milik OpenAI, namun yang versi Google sangat membatasi permintaan yang bisa dibuat pengguna dari sistem ini.
THE VERGE, NEW YORK TIMES
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.