Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apakah Ada Atmosfer di Bulan Seperti di Bumi? Ini Penjelasannya

Reporter

image-gnews
Ilustrasi bulan. REUTERS/Mike Blake
Ilustrasi bulan. REUTERS/Mike Blake
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang awam mengira Bulan hanya memiliki sedikit atmosfer atau bahkan tidak sama sekali. Nyatanya, penemuan air di Bulan mengubah pengetahuan yang selama ini berkembang tentang satelit alami Bumi tersebut. Studi terbaru mengonfirmasi bahwa Bulan memang memiliki atmosfer yang terdiri atas beberapa gas khusus, termasuk natrium dan kalium, yang tidak ada di atmosfer Bumi, Mars, ataupun Venus.

Jumlah udara dalam atmosfer Bulan sangat tipis jika dibandingkan dengan Bumi. Sebagai ilustrasi, setiap sentimeter kubik atmosfer Bulan hanya memiliki kurang dari 1 juta molekul. Bandingkan dengan di permukaan laut Bumi, makhluk hidup menghirup atmosfer yang mengandung 10.000 kuadriliun molekul dalam volume yang sama.

Perbedaannya sangat besar, tapi karena itulah Bulan dianggap sebagai ruang hampa terbaik yang paling dekat dengan Bumi. Kerapatan atmosfer di permukaan Bulan sebanding dengan kerapatan pinggiran terluar atmosfer Bumi tempat Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) mengorbit.


Atmosfer Bulan Terbuat dari Apa?

Misi Apollo 17 (1972) mengerahkan instrumen yang disebut Eksperimen Komposisi Atmosfer Bulan (Lunar Atmospheric Composition Experiment atau LACE) di permukaan Bulan. Alat itu mendeteksi sejumlah kecil atom dan molekul termasuk helium, argon, serta mungkin neon, amonia, metana, dan karbon dioksida.

Para peneliti NASA di Bumi menggunakan teleskop khusus yang menghalangi cahaya dari permukaan Bulan sehingga mampu membuat gambar pancaran dari atom natrium dan kalium di atmosfer Bulan ketika diberi energi oleh matahari. Namun, NASA hanya memiliki sebagian dari daftar zat yang membentuk atmosfer Bulan.


Perkiraan Adanya Atmosfer di Bulan

Menurut NASA, ada beberapa sumber gas di atmosfer Bulan. Kumpulan gas itu termasuk foton energi tinggi dan partikel angin matahari yang menumbuk atom dari permukaan Bulan, reaksi kimia antara angin matahari dan material permukaan Bulan, penguapan material permukaan, material yang terlepas dari dampak komet dan meteoroid, serta pelepasan gas dari interior Bulan. Belum diketahui sumber dan proses mana yang penting bagi Bulan.

Kemungkinan menarik lainnya telah menggugah minat para peneliti dengan ditemukannya endapan es yang signifikan di kutub Bulan. Ini seperti yang ditemukan dari misi Lunar Crater Observation and Sensing Satellite (LCROSS) dan Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO). Atau temuan hamburan tipis molekul air oleh Chandrayaan X-Ray Observatory. Atmosfer Bulan mungkin memainkan peran kunci dalam potensi siklus air di sana dan memfasilitasi pengangkutan molekul air antara daerah kutub dan garis lintang yang lebih rendah.

Astronot Harrison Schmitt berdiri dekat batuan raksasa di permukaan Bulan. NASA/telegraph.co.uk

Dengan kata lain, Bulan mungkin tidak hanya lebih basah dari yang pernah diduga, tetapi juga lebih dinamis. Salah satu perbedaan kritis antara atmosfer Bumi dan Bulan adalah bagaimana molekul atmosfer tersebut bergerak.

Gerakan molekul atmosfer padat di permukaan Bumi didominasi oleh tumbukan antar molekul. Namun, karena atmosfer Bulan sangat tipis, atom dan molekul hampir tidak pernah bertabrakan. Mereka bebas mengikuti jalur busur yang ditentukan oleh energi serta tarikan gravitasi Bulan.


Jenis Atmosfer Bulan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Secara teknis, jenis atmosfer tipis bebas tumbukan yang memanjang sampai ke tanah seperti di Bulan disebut sebagai “eksosfer batas permukaan”. Para ilmuwan percaya bahwa atmosfer jenis itu mungkin paling umum di tata surya.

Merkurius, asteroid yang lebih besar, sejumlah satelit dari planet raksasa, hingga objek di Sabuk Kuiper di luar orbit Neptunus mungkin juga memiliki eksosfer batas permukaan. Terlepas dari betapa umum jenis atmosfer ini, masih sedikit yang diketahui tentangnya. Di sinilah Bulan berperan dalam menyediakan jawaban atas hal tersebut.


Penelitian Lanjutan NASA

Pada 2013, NASA meluncurkan Lunar Atmosphere and Dust Environment Explorer (LADEE) sebagai upaya berkelanjutan untuk menentukan komposisi dan struktur atmosfer Bulan yang lemah. NASA juga hendak memahami bagaimana perubahan atmosfer Bulan seiring waktu akibat dari kondisi eksternal yang bervariasi.

Di sisi lain, peluncuran LADEE turut dipicu oleh meningkatnya minat sejumlah negara terhadap Bulan. Misi masa depan dapat secara signifikan berdampak pada komposisi alami atmosfer Bulan. Sedangkan misi terkini NASA, seperti diketahui, adalah kembali ke Bulan, membangun pangkalan untuk manusia di sana. Misi ini telah diawali oleh misi tk berawak Artemis 1 yang telah meluncur dan kembali lagi pada akhir 2022 lalu.

NIA HEPPY, SYAHDI MUHARRAM  (SUMBER: NASA)

Pilihan Editor: Kata Astronom Soal Gerhana Matahari Tentukan Idul Fitri Tahun Ini Jatuh 21 April 



Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


IHSG Bertahan di Level 6.970-7.050, Simak 4 Rekomendasi Saham dari Samuel Sekuritas

5 hari lalu

Layar pergerakan Indexs Harga Saham Gabungan atau IHSG di Gedung Busa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat, 16 September 2022. IHSG ditutup terkoreksi di level 7.168 pada perdagangan akhir pekan Jumat. Tempo/Tony Hartawan
IHSG Bertahan di Level 6.970-7.050, Simak 4 Rekomendasi Saham dari Samuel Sekuritas

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG kemarin belum berubah, masih dalam pola konsolidasi dengan dibuka naik, lalu turun.


Ini yang akan Terjadi jika Bumi Tak Berputar

6 hari lalu

Ilustrasi asteroid di dekat bumi. spaceflightinsider.com
Ini yang akan Terjadi jika Bumi Tak Berputar

Jika Bumi secara tiba-tiba berhenti berputar, akan memiliki konsekuensi drastis pada iklim, cuaca, waktu, dan kehidupan di planet ini.


Venezuela Akan Kirim Astronot ke Bulan Mengikuti Misi Cina

11 hari lalu

Roket Long March-5 Y5 terlihat di Situs Peluncuran Wahana Antariksa Wenchang di Provinsi Hainan, Cina selatan, Selasa, 17 November 2020. Roket pengangkut wahana penjelajah Bulan Chang'e-5 milik Cina rencananya akan diluncurkan pada akhir November. (Xinhua/Guo Cheng)
Venezuela Akan Kirim Astronot ke Bulan Mengikuti Misi Cina

Maduro mengatakan bahwa astronot Venezuela akan segera berlatih di Cina dan kemudian pergi ke bulan.


Mengenal Sampah Antariksa, Bahaya, serta Jenis-jenisnya

11 hari lalu

Ilustrasi sampah antariksa. (Space.com)
Mengenal Sampah Antariksa, Bahaya, serta Jenis-jenisnya

Sampah antariksa adalah sejumlah besar materi buatan manusia yang mengorbit Bumi tetapi telah kehilangan fungsi.


5 Lapisan Atmosfer dan Ciri-cirinya yang Penting Diketahui

14 hari lalu

5 lapisan atmosfer dan ciri cirinya. Foto: Canva
5 Lapisan Atmosfer dan Ciri-cirinya yang Penting Diketahui

5 lapisan atmosfer dan ciri-cirinya yaitu: troposfer, stratosfer, mesosfer, termosfer, dan eksosfer dengan karakteristik yang berbeda.


Jepang Luncurkan SLIM, Pendarat di Bulan yang Diklaim Bisa Tepat Sasaran

24 hari lalu

Roket H-IIA yang membawa pendarat bulan badan antariksa nasional diluncurkan di Tanegashima Space Center di pulau barat daya Tanegashima, Jepang dalam foto yang diambil oleh Kyodo pada 7 September 2023. Kredit wajib Kyodo/via REUTERS
Jepang Luncurkan SLIM, Pendarat di Bulan yang Diklaim Bisa Tepat Sasaran

Jepang meluncurkan pesawat ruang angkasa SLIM untuk mengeksplorasi Bulan dengan menggunakan roket H-IIA buatan dalam negeri.


Asal Usul Hari Udara Bersih Internasional Setiap 7 September, Negara PBB Muak pada Udara Buruk

24 hari lalu

Warga beraktivitas dengan menggunakan masker di kawasan Jalan Jend Sudirman, Jakarta, Selasa 22 Agustus 2023. Terkait buruknya kualitas udara di Jakarta akibat polusi, pemerintah mengeluarkan imbauan untuk kembali wajib menggunakan masker saat di luar rumah. TEMPO/Subekti.
Asal Usul Hari Udara Bersih Internasional Setiap 7 September, Negara PBB Muak pada Udara Buruk

Negara-negara di PBB berupaya mengurangi udara buruk. Salah satu kampanya dilakukan melalui hari udara bersih internasional


Kisah Penemuan Komet Baru C/2023 P1 oleh Astronom Amatir Jepang

25 hari lalu

Komet C/2023 P1 (Nishimura) (Japan Posts)
Kisah Penemuan Komet Baru C/2023 P1 oleh Astronom Amatir Jepang

Seorang astronom amatir Jepang yaitu Hideo Nishimura baru-baru ini menemukan komet yang dinamakan C/2023 P1 (Nishimura).


Observatorium Bosscha Buka Kunjungan Publik, Perang Tiket Masih Berlanjut

25 hari lalu

Prasasti peresmian di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. TEMPO/Prima Mulia
Observatorium Bosscha Buka Kunjungan Publik, Perang Tiket Masih Berlanjut

Jadwal kunjungan ke Observatorium Bosscha terbagi menjadi dua sesi untuk 100 orang setiap Sabtu.


Misi Chandrayaan-3, Apa yang Ada di Kutub Selatan Bulan?

32 hari lalu

Pemandangan bulan seperti yang dilihat oleh pendarat Chandrayaan-3 selama Penyisipan Orbit Bulan pada 5 Agustus 2023 dalam tangkapan layar ini dari video yang dirilis 6 Agustus 2023. ISRO/Handout via REUTERS/file foto
Misi Chandrayaan-3, Apa yang Ada di Kutub Selatan Bulan?

Misi Chandrayaan-3 menjadikan India negara pertama yang mendarat di dekat kutub selatan Bulan. Apa yang ada di wilayah Bulan tersebut?