TEMPO.CO, Jakarta - ASUS memperkuat produksi laptop rakitan dalam negeri melalui kerja samanya dengan pemanufaktur PT Sat Nusapersada Tbk. di Batam, Kepulauan Riau. Setidaknya 100 unit laptop dirakit di pabrik ini setiap harinya.
Hingga saat ini, terdapat lebih dari 10 SKU laptop ASUS yang telah diproduksi secara lokal, dengan spesifikasi hardware serta fitur yang bervariasi.
Hal ini merupakan upaya ASUS dalam mengikuti kebijakan pemberlakuan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk produksi laptop yang didorong oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
Dari total laptop yang sudah diproduksi secara lokal, sebanyak 5 SKU telah memenuhi nilai TKDN dan Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) lebih dari 30 persen. Pihak ASUS berkata akan meningkatkan nilai TKDN dan BMP secara bertahap.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri, produk yang telah mencapai nilai 40 persen dari penjumlahan nilai TKDN dan BMP sebesar 40 persen dengan nilai TKDN sebesar 25 persen wajib digunakan di dalam negeri.
Upaya ASUS merakit laptop secara lokal adalah untuk menyasar segmen business-to-business (B2B) di Indonesia, setelah mengklaim telah menjadi produsen laptop segmen konsumen terbesar di Indonesia sejak 2013.
“Dengan adanya peraturan baru dari pemerintah ini, kita ingin tidak cuma menggarap pasar consumer, tapi juga ingin menggarap segmen B2B dan mengekspansi produk kita,” ungkap Head of Public Relations ASUS Indonesia, Muhammad Firman pada Senin, 19 Juni 2023 di Batam.
Lebih lanjut, Firman mengatakan potensi segmen B2B di Indonesia sangat besar. “Segmen B2B dalam satu tahun potensinya mencapai 1,44 juta unit, termasuk laptop, desktop, dan PC all-in-one,” ujarnya.
Produksi ExpertBook P1 untuk Dua Sektor
ExpertBook P1 (P1412) menjadi laptop ASUS pertama yang diproduksi secara lokal di Batam dan dijual di seluruh Indonesia untuk memenuhi kebutuhan sektor pemerintahan dan pendidikan.
Berdasarkan daftar Inventarisasi Barang/Jasa Produksi Dalam Negeri, laptop ini memiliki TKDN 20,85 persen dengan BMP 11,10 persen.
“Ini merupakan produk pertama kita yang ditujukan ke dua sektor bisnis, dan juga merupakan laptop yang menjadi model untuk segmen B2B,” terangnya.
Dirakit sejak kuartal keempat 2022, laptop ini terdiri dari sekitar 80 persen komponen impor dari Taiwan yang dirakit di Indonesia. “Bahan baku utama kita impor, kalau bahan baku aksesoris lain kita berusaha cari lokal untuk meningkatkan TKDN,” jelas Public Relations Manager PT Sat Nusapersada, Stanly Rocky.
Firman menyebut laptop berbasis Windows ini memiliki spesifikasi beragam yang dapat disesuaikan. ExpertBook P1 diproduksi dengan prosesor Intel Core i3 sampai Intel Pentium Gold 7505, serta grafik Intel UHD maupun Intel Iris Xe Graphics. Penyimpanan dimulai dari 256GB hingga 1TB.
“Di akhir tahun mungkin akan kita hadirkan tipe-tipe laptop lain juga untuk di pasaran di Indonesia, dan kita mulai produksi jadi lokal,” imbuhnya.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
