Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sejarah Observatorium Bosscha yang Lumpuh Akibat Polusi Cahaya di Langit Lembang

Reporter

Editor

Laili Ira

image-gnews
Prasasti peresmian di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. TEMPO/Prima Mulia
Prasasti peresmian di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, JakartaObservatorium Bosscha di Lembang, Bandung Barat mengeluhkan aktivitas lampu sorot dari pusat hiburan masyarakat yang mengakibatkan polusi cahaya.

Lampu sorot itu telah mengganggu tangkapan instrumen pengamatan bintang, sehingga sebagian besar data yang diambil dari teleskop tidak bisa digunakan. 

Lampu sorot dari salah satu pusat hiburan masyarakat di kawasan Lembang membuat pengamatan benda-benda langit di Observatorium Bosscha lumpuh,” tulis akun Instagram @bosschaobservatory, Minggu, 14 Juli 2024. 

Berikut ini uraian mengenai sejarah Observatorium Bosscha yang merupakan observatorium terbesar di Indonesia.

Sejarah Observatorium Bosscha

Melansir laman resminya, Observatorium Bosscha dibangun atas inisiasi seorang Belanda keturunan Jerman, Karel Albert Rudolf (KAR) Bosscha. 

KAR Bosscha dibantu oleh keponakannya, Rudolph Albertus (RA) Kerkhoven dan seorang astronom Hindia Belanda, Joan George Erardus Gijsbertus Voute dalam membangun pusat pengamatan bintang yang dulu dikenal sebagai Bosscha Sterrenwacht itu. 

KAR Bosscha mengumpulkan orang-orang yang memiliki minat tinggi untuk membentuk sebuah perkumpulan yang akan merealisasikan ide pembangunan observatorium. 

Dalam pertemuan yang digelar pada 12 September 1920 di Hotel Homann Bandung, terbentuklah Perhimpunan Astronomi Hindia Belanda atau Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereniging (NISV). 

NISV mempunyai tujuan spesifik untuk mendirikan dan memelihara sebuah observatorium astronomi di Hindia Belanda serta memajukan ilmu astronomi. 

Adapun KAR Bosscha bersedia menjadi penyokong dana utama dan berjanji untuk memberikan bantuan pembelian teropong bintang. 

Sebagai penghargaan atas jasa KAR Bosscha tersebut, nama Bosscha diabadikan sebagai nama observatorium. Observatorium Bosscha pun diresmikan pada 1 Januari 1923. 

Diambil Alih Pemerintah RI

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada 17 Oktober 1951, NISV secara resmi menyerahkan Observatorium Bosscha kepada Pemerintah Republik Indonesia (RI). 

Pemerintah pun menitipkan observatorium kepada Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam (FIPIA) Universitas Indonesia (UI) yang kemudian menjadi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Teknologi Bandung (ITB). 

Observatorium Bosscha merupakan observatorium astronomi terbesar di Indonesia. Selain mengemban tugas penelitian dan pendidikan, observatorium tersebut juga melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, baik dalam bentuk kegiatan rutin maupun kegiatan yang bersifat insidental bergantung kepada fenomena astronomi yang menarik. 

Sejak 2004, Observatorium Bosscha diusulkan sebagai Cagar Budaya Nasional dan ditetapkan sebagai Objek Vital Nasional pada 2008. 

Melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nomor 184/M/2017, observatorium tersebut pun ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya Nasional. 

Pada 2021, Observatorium Bosscha juga ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya peringkat kabupaten. Keputusan itu tertuang dalam SK Bupati Bandung Barat Nomor 188.45/Kep.731-Disparbud/2021. 

Visi dan Misi Observatorium Bosscha

Observatorium Bosscha memiliki dua visi, yaitu terbentuknya bangsa Indonesia yang cerdas dan paham akan tempat dan amanahnya di alam semesta serta kontribusi signifikan dari ilmuwan Indonesia terhadap kemajuan sains astronomi dan astrofisika. 

Observatorium Bosscha juga membawa lima misi meliputi melaksanakan tri dharma perguruan tinggi yang sesuai dengan ketetapan ITB; menjadi unggulan dan pemimpin dalam bidang kemajuan astronomi dan astrofisika di Indonesia; berpartisipasi kontributif terhadap kemajuan astronomi dan astrofisika dunia; serta menjadi andalan utama dalam pendidikan astronomi, astrofisika, dan pemanfaatannya di kawasan regional dan Indonesia. 

MELYNDA DWI PUSPITA 

Pilihan Editor: Kondisi Cuaca jadi Tantangan dalam Kunjungan Malam Observatorium Bosscha

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Observatorium Nasional Timau di NTT Segera Beroperasi, Begini Potensi Wisatanya

3 hari lalu

Cermin sekunder dan penyangganya telah terpasang dalam kubah Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur. (Foto: Abdul Rachman/BRIN)
Observatorium Nasional Timau di NTT Segera Beroperasi, Begini Potensi Wisatanya

BRIN saat ini sedang berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan industri wisata baru di sekitar lokasi Observatorium Nasional Timau.


Kunjungan Malam ke Observatorium Bosscha Berakhir Agustus, Ini Alternatifnya

17 hari lalu

Lampu-lampu sorot mengarah ke langit yang mengganggu pengamatan astronomi di Observatorium Bosscha pada Juli 2024. (Dok.Observatorium Bosscha)
Kunjungan Malam ke Observatorium Bosscha Berakhir Agustus, Ini Alternatifnya

Publik masih berkesempatan datang ke Observatorium Bosscha lewat Kunjungan Sekolah dan Kunjungan Siang Berpemandu setelah mendaftar secara daring.


Melawat ke Rumah Presiden Terakhir Depok yang Memimpin Sampai 1952

27 hari lalu

Rumah presiden terakhir Depok Johannes Matijs Jonathans di Jalan Pemuda, Pancoran Mas, Depok. Foto diambil Sabtu, 10 Agustus 2024. TEMPO/Mila Novita
Melawat ke Rumah Presiden Terakhir Depok yang Memimpin Sampai 1952

Rumah presiden terakhir Depok ini berada di antara banyak bangunan bersejarah peninggalan era kolonial di Jalan Pemuda, Pancoran Mas.


ITB Pasang Teleskop Radio Seharga Rp 90 Miliar di Observatorium Bosscha

43 hari lalu

Teleskop radio yang dibangun ITB di Observatorium Bosscha mirip dengan alat serupa di Ishioka Jepang ini. (Sumber www.gsi.go.jp)
ITB Pasang Teleskop Radio Seharga Rp 90 Miliar di Observatorium Bosscha

Teleskop radio hibah dari Cina itu berdiameter 13 meter. ITB akan alihkan teleskop radio yang lama diameter 6 meter untuk praktikum dan riset.


Cerita Astronom Observatorium Bosscha yang Terdampak Polusi Cahaya dari Lampu Sorot Selama Sebulan

49 hari lalu

Polusi cahaya lampu kota ditambah lampu sorot melumpuhkan pengamatan bintang dan langit di Observatorium Bosscha, Juli 2024. (Dok. Observatorium Bosscha)
Cerita Astronom Observatorium Bosscha yang Terdampak Polusi Cahaya dari Lampu Sorot Selama Sebulan

Polusi cahaya dari lampu sorot yang mengarah ke langit membuyarkan program pengamatan langit lewat teleskop di Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.


Sebulan Terakhir Penelitian Astronomi di Observatorium Bosscha Terganggu Lampu Sorot

49 hari lalu

Lampu-lampu sorot mengarah ke langit yang mengganggu pengamatan astronomi di Observatorium Bosscha pada Juli 2024. (Dok.Observatorium Bosscha)
Sebulan Terakhir Penelitian Astronomi di Observatorium Bosscha Terganggu Lampu Sorot

Penelitian astronomi di Observatorium Bosscha, Lembang, terganggu oleh lampu-lampu sorot seperti senter besar yang mengarah ke langit.


Apa Itu Polusi Cahaya Penyebab Observatorium Bosscha Terganggu?

50 hari lalu

Teleskop refraktor ganda Zeiss dalam kubah pengamatan yang ikonik di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. TEMPO/Prima Mulia
Apa Itu Polusi Cahaya Penyebab Observatorium Bosscha Terganggu?

Observatorium Bosscha di Lembang, Bandung Barat mengeluhkan lampu sorot yang menyebabkan polusi cahaya di langit. Lantas, apa itu polusi cahaya?


Lampu Sorot Pusat Hiburan di Lembang Ganggu Pengamatan Bintang di Observatorium Bosscha

53 hari lalu

Persiapan pengamatan okultasi Pluto di Observatorium Bosscha. TEMPO/Prima Mulia
Lampu Sorot Pusat Hiburan di Lembang Ganggu Pengamatan Bintang di Observatorium Bosscha

Lampu sorot dari salah satu pusat hiburan di kawasan Lembang membuat pengamatan bintang di Observatorium Bosscha terganggu.


Berusia 104 Tahun, ITB Bangun Fasilitas Baru di Bandung, Jatinangor, dan Observatorium Bosscha

4 Juli 2024

Rektor ITB Prof Reini Wirahadikusumah, Ph.D. (ANTARA/HODok Humas ITB)
Berusia 104 Tahun, ITB Bangun Fasilitas Baru di Bandung, Jatinangor, dan Observatorium Bosscha

Keberadaan fasilitas tersebut menjadi bagian dari proses modernisasi dan penguatan ITB dalam paruh kedua 100 tahun ke depan


Rumah Marilyn Monroe di Brentwood Los Angeles jadi Monumen Bersejarah

28 Juni 2024

Dokter Marilyn Monroe mengatakan bahwa bintang tahun 1950-an tersebut memiliki masalah emosional dan perubahan suasana hati yang drastis. Monroe dikabarkan mengalami depresi berat dan gangguan bipolar, yang ditandai perilaku sering meledak saat marah serta bertindak agresif. Wikipedia
Rumah Marilyn Monroe di Brentwood Los Angeles jadi Monumen Bersejarah

Marilyn Monroe menempati rumah itu sekitar enam bulan sebelum meninggal.