TEMPO.CO, Bandung - Kanker serviks atau kanker leher rahim telah menjadi penyakit dengan jumlah kejadian dan kematian tertinggi kedua yang mengancam kesehatan perempuan Indonesia setelah kanker payudara. PT Bio Farma (Persero) mendorong kolaborasi antara pelaku usaha, akademikus di perguruan tinggi, tenaga medis, asosiasi, dan komunitas bidang kesehatan untuk menanggulanginya.
Direktur Medis dan Hubungan Kelembagaan Bio Farma, Sri Harsi Teteki, mengatakan perseroan meluncurkan produk deteksi dini kanker serviks dengan merek dagang Cerviscan sejak Januari 2023. Alat ini menggunakan metode deteksi human papilloma virus deoxyribonucleic acid (HPV DNA).
"Pengetesan dapat dilakukan di lab klinik dan menggunakan sampel urine. Diharapkan dengan menggunakan metode ini, para wanita Indonesia tidak ragu lagi melakukan pemeriksaan sedari dini untuk kesehatan leher rahimnya,” kata Sri dalam keterangan resmi perusahaan pada Ahad, 8 September 2024.
Selain mengembangkan alat deteksi dini, Bio Farma juga memproduksi vaksin HPV dengan merek Nusagard untuk mencegah pemaparan HPV sejak usia dini. "Imunisasi dapat dilakukan sejak usia 9-11 tahun,” kata Sri. Menurut dia, Bio Farma berharap berbagai inovasi tersebut dapat mendukung program pemerintah yang menargetkan bebas kanker servisk pada 2030.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan telah meluncurkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Kanker Leher Rahim. Targetnya, upaya deteksi dini kanker serviks bisa menjangkau 75 persen perempuan usia 30 tahun hingga 69 tahun. Upaya pencegahan melalui imunisasi ditargetkan sebesar 90 persen dengan sasaran perempuan usia 15 tahun. Selain itu, RAN juga menargetkan agar 75 perempun wanita yang telah terdiagnosis kanker leher rahim mendapatkan akses pengobatan yang tepat dan memadai.
Sebagai holding perusahaan farmasi milik negara, Bio Farma menggelar acara bertajuk “Half Day Symposium and Workshop: Kesehatan Reproduksi Wanita sebagai Ketahanan Nasional Menuju Indonesia Emas 2045” di Jakarta, 8 September 2024. Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi Bio Farma dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), The Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI), dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).
Dalam acara tersebut, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Budi Wiweko mengatakan penguatan sumber daya manusia Indonesia harus dimulai sedini mungkin. Bahkan, menurut dia, “Perencanaan SDM yang matang dapat dimulai sejak di usia kandungan."
Sedangkan Wakil Ketua Umum Bidang Kesehatan Kadin yang diwakili oleh Husniaty Rusdi menyampaikan bahwa pekerja perempuan memegang peran kunci untuk mewujudkan generasi emas di masa mendatang. "Peranan kaum perempuan ke depannya akan semakin besar,” kata Husniaty.