TEMPO.CO, Utah - Hutan dan vegetasi ternyata butuh waktu lebih lama untuk pulih kembali setelah terkena kekeringan panjang. Sebuah studi global ihwal dampak kekeringan menunjukkan hutan dan pepohonan membutuhkan waktu rata-rata dua sampai empat tahun untuk kembali tumbuh normal. Akibatnya, hutan hanya mampu menyimpan karbon lebih sedikit dibanding pemodelan iklim yang telah diasumsikan.
Dalam pemodelan iklim, hutan dan vegetasi lain diasumsikan bangkit dengan cepat setelah dihajar kekeringan ekstrem. Tapi asumsi ini jauh dari kenyataan. Pohon membutuhkan dua sampai empat tahun untuk pulih, demikian menurut penelitian yang dimuat jurnal Science.
"Ini masalah besar karena frekuensi kekeringan dan tingkat keparahannya di masa depan diperkirakan naik akibat perubahan iklim," kata ketua tim peneliti biologi University of Utah Amerika Serikat, William R.L. Anderegg. "Hutan di sejumlah tempat mungkin harus berlomba memulihkan diri sebelum serangan kekeringan berikutnya."
Baca juga:
DPRD Anggarkan Rp 1,6 M buat Laptop, Ahok: Enggak Lucu Kalau...
Kabut Asap, Netizen Galang Dana Rp 100 Juta Via KitaBisa.com
Dampak pemulihan yang tertunda karena kekeringan pada penyimpanan karbon bukan hal remeh. Lebih dari satu abad, kapasitas penyimpanan karbon di ekosistem semi-kering akan turun sekitar 1,6 metrik gigaton. Jumlah ini setara dengan sekitar seperempat dari seluruh emisi AS dalam setahun.
"Dalam sebagian besar model kami saat ini dari ekosistem dan iklim, efek kekeringan di hutan menghidupkan dan mematikan seperti cahaya. Ketika kondisi kekeringan berakhir, model itu mengasumsikan pemulihan hutan adalah sempurna dan segera terjadi," kata Anderegg.
Selanjutnya, apa peran pohon hutan?