Pada pernyataan resminya itu, Schild menyatakan bahwa belum pernah ada makalah lain dalam sejarah ilmu pengetahuan yang menjalani penyaringan menyeluruh seperti temuan Hoover. "Sebelumnya juga tak ada komunitas ilmiah yang diberi kesempatan untuk menganalisis secara kritis sebuah makalah riset sebelum makalah itu dipublikasikan," tulisnya.
Seth Shostak, astronom senior di SETI Institute, mengatakan ada setumpuk keraguan untuk mempercayai publikasi semacam itu. Jika benar, implikasinya akan merambat jauh ke berbagai bidang ilmu pengetahuan dan astronomi. "Mungkin kehidupan dibenihkan di bumi; dia dikembangkan di komet, misalnya; dan mendarat di sini ketika meteorit menghantam Bumi muda," kata Shostak. "Temuan itu mengindikasikan bahwa kehidupan tidak benar-benar bermula di bumi, melainkan dimulai ketika tata surya mulai terbentuk."
Keraguan untuk mempercayai klaim baru itu sesuatu yang umum, kata Hoover, dan memang sangat diperlukan dalam sains. "Sering kali perlu masa yang lama sebelum para ilmuwan mulai mengubah pikiran mereka terhadap apa yang valid dan mana yang tidak," ujarnya. "Saya yakin akan ada banyak sekali ilmuwan yang sangat skeptis dan itu OK."
Hingga riset Hoover itu diverifikasi secara independen, Marais mengatakan temuan tersebut harus dianggap sebagai memiliki potensi tanda kehidupan. "Para ilmuwan akan mengangkat riset ini ke tingkat investigasi berikutnya, termasuk konfirmasi independen terhadap hasil temuan itu oleh laboratorium lain, sebelum temuan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai tanda kehidupan yang telah dikonfirmasi," ujarnya.
Hoover menyatakan tidak khawatir atas proses tersebut dan terbuka untuk penjelasan lain. "Jika seseorang dapat menjelaskan bagaimana mungkin menemukan sisa-sisa kehidupan yang tak mempunyai nitrogen, atau nitrogen di bawah batas yang dapat dideteksi seperti yang saya miliki, dalam periode waktu sesingkat 150 tahun, saya akan sangat tertarik mendengarnya," kata Hoover. "Saya telah berbicara dengan banyak ilmuwan mengenai hal ini dan tak seorang pun mampu menjelaskan."
JOURNAL OF COSMOLOGY | AMRI MAHBUB