Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Misteri Gelapnya Bintang yang Berhubungan dengan Alien

image-gnews
Sebuah ilustrasi pesawat Schiaparelli usai mendarat di planet Mars yang dikeluarkan oleh peneliti dalam konferensi pers di Markas European Space Agency (ESA), Darmstadt, Jerman, 20 Oktober 2016. REUTERS
Sebuah ilustrasi pesawat Schiaparelli usai mendarat di planet Mars yang dikeluarkan oleh peneliti dalam konferensi pers di Markas European Space Agency (ESA), Darmstadt, Jerman, 20 Oktober 2016. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Misteri menggelapnya bintang KIC 8462852 semakin terkuak. Selama ini, bintang misterius tersebut dipercaya sebagai megastruktur alien. Tapi aktivitas aneh seperti menggelapnya bintang tersebut, menurut studi terbaru yang terbit dalam jurnal Physical Review Letters edisi Desember 2016, akibat adanya aktivitas magnetik di dalam bintang.

Pada 2015, KIC 8462852 menjadi perbincangan hangat di antara para astrofisikawan karena terdapat fluktuasi cahaya yang tidak biasa di dalam bintang tersebut. Bintang ini termasuk jenis F atau jenis normal, yang memiliki ukuran lebih besar dan lebih panas dibanding matahari bumi. Lokasinya berada di konstelasi Cygnus, sejauh 1.480 tahun cahaya dari bumi.

Tabetha Boyajian, astronom dari Yale University di Connecticut, Amerika Serikat, menemukan puluhan kasus aneh dari bintang tersebut saat mengamati menggunakan Kepler, teleskop ruang angkasa milik NASA. Dia dan rekan-rekan penelitinya menemukan bintang tersebut meredup hingga 22 persen. Angka ini, menurut mereka, terlalu besar jika hanya disebabkan oleh planet maupun debu yang melintas di depan KIC 8462852. Bintang tersebut juga dikenal dengan sebutan Boyajian Star.

Analisis dari Boyajian dan rekan-rekannya meningkatkan kemungkinan kehidupan alien cerdas. Secara khusus, para ilmuwan berhipotesis bahwa bintang ini merupakan rumah bagi Bola Dyson—sebutan megastruktur yang dibangun di sekitar bintang untuk menangkap sebanyak mungkin energi dari bintang tersebut. Teori ini dikemukakan oleh matematikawan sekaligus fisikawan Freeman Dyson. Dalam fiksi ilmiah, Bola Dyson digambarkan sebagai lapisan padat di sekitar bintang yang mirip sekumpulan panel surya raksasa.

Adapun studi terbaru menyatakan apa yang terjadi di bintang misterius ini merupakan aktivitas murni internal. "Kami percaya akan temuan kami," ujar Richard Weaver, anggota studi yang juga pakar fisika materi dari University of Illinois di Urbana-Champaign.

Selama empat tahun, Weaver dan rekan-rekannya menganalisis spektrum fluktuasi cahaya Bintang Boyajian. Mereka menemukan bahwa anomali dalam bintang tersebut mengikuti pola khas dari longsoran energi yang tiba-tiba. Dalam jurnal, tim menganalogikannya sebagai magnet, yang dapat mengalami perubahan medan secara acak. Temuan ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang menemukan pola longsoran energi pada ledakan bintang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami telah menghitung longsoran energi pada masa lalu untuk menganalisis apa yang mungkin terjadi di dalam bintang," ujar Karin Dahmen, rekan Weaver, seperti dikutip dari laman berita Space, akhir pekan lalu.

Para ilmuwan mencatat ada tiga bintang dalam pengawasan Kepler yang memiliki pola longsoran energi yang sama. Meski begitu, Weaver dan tim menuliskan dalam jurnal, variasi cahaya mereka tidak mencolok seperti Bintang Boyajian. Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa tiga bintang tersebut adalah magnet aktif.

Hanya, Weaver dan tim belum mengungkap pola mekanisme magnetis yang dapat memicu perilaku longsoran energi pada Boyajian Star. Musababnya, longsoran energi terjadi sangat cepat. Rotasi energi terjadi setiap 21 jam.

"Tingginya tingkat rotasi di bintang biasanya merupakan sebuah indikasi ada medan magnet yang kuat," kata Mohammed Sheikh, rekan penelitian Weaver dan Dahmen.

Sheikh menyarankan, perlu ada ulasan holistik tentang bintang ini pada masa mendatang. Khususnya kesamaan fluktuasi cahaya dengan bintang-bintang lainnya. Selain itu, untuk mengkonfirmasi apakah ada kawanan komet yang berinteraksi dengan bintang ini dan menyebabkan terjadinya gejolak magnetik pada bintang.
-

REVIEW PHYSICAL LETTERS | SPACE | AMRI MAHBUB

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

7 November 2023

Tata Surya. FOto: Space.com
Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

Astronom menemukan tujuh planet 'digoreng' oleh bintangnya.


Ahli: Matahari Mengembang 1.000 Kali Lipat di Masa Akhirnya dan Melenyapkan Bumi Sekejap

2 November 2023

Dua bintik hitam besar di matahari, yang dikenal sebagai sunspots (bintik matahari), muncul pada bulan Februari 2013, dan masing-masing seluas enam kalli Bumi. Kredit: NASA/SDO/AIA/HMI/Goddard Space Flight Center
Ahli: Matahari Mengembang 1.000 Kali Lipat di Masa Akhirnya dan Melenyapkan Bumi Sekejap

Rho Coronae Borealis adalah bintang katai deret utama berwarna kuning-oranye dengan 96 persen massa Matahari Bumi.


Teleskop James Webb Deteksi Kristal Kuarsa Berbentuk Awan di Planet WASP-17b

23 Oktober 2023

Ilustrasi atmosfer WASP-17b yang kaya akan silikat. (Kredit gambar: NASA, ESA, CSA, Ralf Crawford (STScI))
Teleskop James Webb Deteksi Kristal Kuarsa Berbentuk Awan di Planet WASP-17b

Atmosfer Planet WASP-17b yang membengkak menjadikannya target yang bagus untuk Teleskop James Webb.


Pemasangan Teleskop Baru Observatorium Nasional Timau di NTT Tunggu Teknisi Jepang

26 September 2023

Cermin sekunder dan penyangganya telah terpasang dalam kubah Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur. (Foto: Abdul Rachman/BRIN)
Pemasangan Teleskop Baru Observatorium Nasional Timau di NTT Tunggu Teknisi Jepang

Pemasangan cermin teleskop Observatorium Nasional Timau di Nusa Tenggara Timur belum rampung.


Ini yang akan Terjadi jika Bumi Tak Berputar

25 September 2023

Ilustrasi asteroid di dekat bumi. spaceflightinsider.com
Ini yang akan Terjadi jika Bumi Tak Berputar

Jika Bumi secara tiba-tiba berhenti berputar, akan memiliki konsekuensi drastis pada iklim, cuaca, waktu, dan kehidupan di planet ini.


Tak Dianggap Lagi Planet, Begini Sejarah Penemuan Pluto

27 Agustus 2023

Gunung es di Pluto. (newsweek.com)
Tak Dianggap Lagi Planet, Begini Sejarah Penemuan Pluto

Pluto ditemukan pada 1930. Penemuan tersebut menjadi berita utama di seluruh dunia.


Mengapa Pluto Tak Masuk Lagi Kategori Planet?

27 Agustus 2023

Fitur
Mengapa Pluto Tak Masuk Lagi Kategori Planet?

Pluto sejak 2026 tidak lagi masuk dalam kategori planet karena tidak memenuhi satu dari tiga kriteria definisi planet.


Rekomendasi Tempat Saat Liburan Sekolah, Coba ke Observatorium Bosscha yang Kembali Dibuka

26 Juni 2023

Teleskop refraktor ganda Zeiss dalam kubah pengamatan yang ikonik di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. TEMPO/Prima Mulia
Rekomendasi Tempat Saat Liburan Sekolah, Coba ke Observatorium Bosscha yang Kembali Dibuka

Observatorium Bosscha, akhirnya dibuka kembali untuk kunjungan publik. Tempat yang tepat mengisi liburan sekolah anak.


Bisakah Manusia Hidup di Planet Lain?

12 Mei 2023

Bisakah Manusia Hidup di Planet Lain?

Berapa lama waktu yang dibutuhkan manusia untuk mendiami planet lain? Mungkinkah manusia "menjajah" dunia di luar Bumi atau bahkan tata surya?


Astronom Rekam Detik-Detik Bintang Lahap Planet

11 Mei 2023

Astronom Rekam Detik-Detik Bintang Lahap Planet

Sebuah bintang melahap planet yang jaraknya 12.000 tahun cahaya, kemudian mengeluarkan debu-debu sisa serdawa.