Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Arkeolog: Banyak Situs Bawah Laut di Indonesia Belum Terungkap

Reporter

Editor

Amri Mahbub

image-gnews
Salah satu kapal Ottoman yang tenggelam di kedalaman 300 meter di bawah Laut Hitam yang ditemukan tim Proyek Arkeologi Maritim Laut Hitam. (Daily Mail)
Salah satu kapal Ottoman yang tenggelam di kedalaman 300 meter di bawah Laut Hitam yang ditemukan tim Proyek Arkeologi Maritim Laut Hitam. (Daily Mail)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penemuan 60 kapal Romawi kuno di Laut Hitam ternyata menarik perhatian ilmuwan Indonesia, terutama di bidang arkeologi maritim. Salah satunya adalah Shinatria Adhityatama, ilmuwan arkeologi maritim dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas).

Menurut pria yang karib disapa Adit ini, Indonesia sebetulnya bisa melakukan hal yang sama. "Banyak situs bawah laut di Nusantara yang belum tergali," kata dia, saat dihubungi, Selasa, 26 September 2017. Proyek Arkeologi Maritim Laut Hitam, menemukan 60 kapal Romawi, Bizantium, dan Ottoman kuno dari yang berumur 2.500 tahun di dasar Laut Hitam, Bulgaria, Kamis, 22 September 2017.

Mulanya, puluhan kapal kuno yang tersebar di bagian bawah Laut Hitam ini ditemukan saat penelitian tentang perubahan iklim, terutama dampak perubahan tingkat air laut setelah siklus glasial terbaru dan di paparan yang tenggelam. Laporan awal tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan pembentukan tim proyek Arkeologi Maritim Laut Hitam, proyek arkeologi maritim terbesar yang pernah dilakakukan.

Menurut laporan yang dirilis, Kamis, 22 September 2017, kapal tertua yang ditemukan berusia hampir 2.500 tahun atau sekitar 400 atau 500 sebelum Masehi. Jon Adams, arkeolog dari University of Southampton yang memimpin ekspedisi tersebut, mengatakan kumpulan kapal tersebut merupakan bukti arkeologi maritim terbesar yang pernah ditemukan. "Kami sedang mengangkat 'museum' dari bawah laut," ujar Adams, seperti dikutip dari NBC News, Senin, 25 September 2017.

Adit mengatakan, fitur geologi serupa, yakni ada di antara Paparan Sunda dan Paparan Sahul. Sekadar informasi, Paparan Sunda pada zaman es terakhir (75-10 ribu tahun lalu), menyatukan Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan daratan Asia Tenggara. Sedangkan Paparan Sahul menyatukan Australia dan Papua. "Bisa saja dalam proses penelitian paparan yang tenggelam itu kita menemukan kapal tenggelam yang umurnya tua," ujar Shinatria.

Menurut dia, memang penelitian seperti itu akan memakan biaya besar dan tenaga. Namun, hal itu bisa diatasi dengan kerja sama bersama lembaga riset atau perguruan tinggi internasional.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adit menilai, temuan kapal Romawi kuno dan kapal era Ottoman akan memiliki nilai sejarah yang tinggi. "Misalnya, bisa mengungkap pola pelayaran dan perdagangan maritim saat itu," kata dia.

Proyek Arkeologi Maritim Laut Hitam (Black Sea MAP) melibatkan sebuah tim internasional yang dipimpin oleh University of Southampton. Ekspedisi tersebut telah menjelajahi perairan 1.800 meter (5.900 kaki) di bawah permukaan Laut Hitam sejak 2015 dengan menggunakan kapal lepas pantai yang dilengkapi beberapa peralatan bawah laut paling maju di dunia.

Ed Parker, CEO Black MAP mengatakan, "kapal-kapal yang ditemukan hanya terlihat di mural dan mosaik sampai saat ini." Bangkai kapal ditemukan dengan menggunakan teknik pemindaian laser robot, teknik akustik dan fotogrametri. Sebagian besar kapal yang ditemukan berusia sekitar 1.300 tahun, namun yang tertua berasal dari abad 400-500 SM.

Banyak kapal Romawi kuno tersebut menampilkan fitur struktural, perlengkapan dan peralatan yang hanya dikenal dari gambar atau deskripsi tertulis namun belum pernah terlihat sampai sekarang. "Kondisi bangkai kapal di bawah sedimen ini sangat mengejutkan, struktural kayunya terlihat bagus seperti baru," kata Jon menambahkan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Batu Kepala Arca di Taman Nasional Ujung Kulon Peninggalan Hindu Saiwa, Apa Artinya?

11 jam lalu

Tim BPK wilayah VIII Banten saat melakukan observasi temuan arca di TNUK Pandeglang, Banten, beberapa waktu lalu. ANTARA/HO-BPK Wilayah VIII Banten
Batu Kepala Arca di Taman Nasional Ujung Kulon Peninggalan Hindu Saiwa, Apa Artinya?

Kajian atas temuan objek diduga cagar budaya penting untuk menguak sejarah tentang Taman Nasional Ujung Kulon dulunya seperti apa.


Keunikan Qutub Minar dengan Pilar Besi Berusia 1000 Tahun Tak Pernah Terkorosi

5 hari lalu

Qutub Minar, Delhi, India. Unsplash.com/Akshat Jhingran
Keunikan Qutub Minar dengan Pilar Besi Berusia 1000 Tahun Tak Pernah Terkorosi

Saat mengunjungi Qutub Minar, wisatawan akan langsung melihat pilar besi megah setinggi 7,2 meter


Khawatir Koleksi Arkeologi Diangkut BRIN, Masyarakat Barus Mengadu ke Jokowi

18 hari lalu

Gedung BJ Habibie, BRIN, Jakarta Pusat. Foto: Maria Fransisca Lahur
Khawatir Koleksi Arkeologi Diangkut BRIN, Masyarakat Barus Mengadu ke Jokowi

Dua kali surat dikirim ke Jokowi untuk minta bantuan hentikan rencana BRIN. Masyarakat Barus bersurat meski sudah bertemu Kepala BRIN di Jakarta.


BRIN Inisiasi Ekskavasi Arkeologi Sejarah dan Maritim di Situs Bumiayu dan Bongal

22 hari lalu

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko (tengah) dalam konferensi pers penemuan lukisan gua berusia 51.200 tahun, yang diadakan di Jakarta, Kamis, 4 Juli 2024. (ANTARA/Sean Filo Muhamad)
BRIN Inisiasi Ekskavasi Arkeologi Sejarah dan Maritim di Situs Bumiayu dan Bongal

Selain untuk preservasi warisan nenek moyang, ekskavasi ini untuk mengedukasi, membentuk, dan menciptakan generasi muda arkeolog Indonesia.


Tertimbun selama 2.000 Tahun, Pantai di Kota Kuno Italia Dibuka untuk Umum

28 hari lalu

Kota Kuno Herculaneum di Italia (Pixabay)
Tertimbun selama 2.000 Tahun, Pantai di Kota Kuno Italia Dibuka untuk Umum

Kota Herculaneum, dekat Pompeii, tertutup abu vulkanik setinggi tiga meter setelah Gunung Vesuvius meletus. Di dalamnya terdapat pantai.


BRIN Kukuh Koleksi Arkeologi Barus Harus Dipindah ke Cibinong, Apa Alasannya?

35 hari lalu

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, saat ditemui di Auditorium BRIN, Jakarta Pusat, Rabu, 5 Juni 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
BRIN Kukuh Koleksi Arkeologi Barus Harus Dipindah ke Cibinong, Apa Alasannya?

BRIN mengungkap rencananya yang lain untuk membangun museum baru untuk menampung semua koleksi dan aset negara yang masih tersebar di banyak daerah.


Sejarah Barus, Kota Perdagangan di Sumatra Utara yang Tersohor di Dunia pada Abad ke-6

36 hari lalu

Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 24 Maret 2017 di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara (Dok. Yayasan Museum Barus Raya/MBR).
Sejarah Barus, Kota Perdagangan di Sumatra Utara yang Tersohor di Dunia pada Abad ke-6

Di masa jayanya, kapal-kapal asing silih berganti memasuki dan berlabuh di Barus untuk mengangkut kamper, kemenyan, dan emas.


Rencana BRIN Angkut Koleksi Arkeologi Barus ke Cibinong Diadang Masyarakat Setempat

37 hari lalu

Upaya pemindahan benda koleksi Laboratorium Arkeologi Barus di Jalan KH Zainul Arifin, Kelurahan Pasar Batu Gerigis, Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, oleh tim dari BRIN pada Senin, 6 Juni 2024. Upaya ini dihentikan oleh masyarakat setempat yang menolak pemindahan koleksi ke Cibinong tersebut. FOTO/Dok Yayasan MBR.
Rencana BRIN Angkut Koleksi Arkeologi Barus ke Cibinong Diadang Masyarakat Setempat

Tim BRIN sudah sempat datang bersama tiga truk ke Barus tapi harus balik kanan dengan tangan hampa pada 6 Juni 2024 lalu.


Yunani Tutup Semua Situs Wisata di Athena karena Gelombang Panas

43 hari lalu

Acropolis dan Parthenon terlihat diterangi dengan sistem pencahayaan baru di Athena, Yunani, 30 September 2020. Sistem pencahayaan baru di Acropolis dan Parthenon tersebut, yang menggunakan perlengkapan pencahayaan LED berdaya rendah, diluncurkan pada 30 September. Xinhua/Marios Lolos
Yunani Tutup Semua Situs Wisata di Athena karena Gelombang Panas

Situs-situs arkeologi terkenal di Yunani seperti Acropolis, Agora Kuno dan Pemakaman Kerameikos akan ditutup sementara karena gelombang panas.


Kisah Gua Pawon di Bandung Barat, Tempat Temuan Jejak Manusia Purba

58 hari lalu

Seorang pengunjung di Goa Pawon, di Cipatat, Padalarang, Bandung, (23/11). Gua yang luasnya 300 meter persegi lebih itu terdiri dari beberapa rongga seperti kamar, juga beberapa jendela alami yang besar. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Kisah Gua Pawon di Bandung Barat, Tempat Temuan Jejak Manusia Purba

Temuan prasejarah dari penelitian di Gua Pawon dijadikan sebagai bahan untuk pengembangan salah satu objek wisata unggulan Provinsi Jawa Barat.