Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

FKUI Bicara Bahaya Alkohol di Antara Budaya dan Pemasukan Negara

image-gnews
Ilustrasi Minuman Beralkohol atau Minuman Keras. REUTERS/Mike Blake
Ilustrasi Minuman Beralkohol atau Minuman Keras. REUTERS/Mike Blake
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa pakar dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menyebutkan sederet bahaya dari konsumsi alkohol. Mereka menilai dampak tersebut lebih merugikan ketimbang menghitung pendapatan negara dari izin edar yang diberikan terhadap sejumlah produk minumannya. 

Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Murdani Abdullah, misalnya. Dia menjelaskan, tarif cukai memang menjadi aspek keuntungan material karena memberi pemasukan bagi negara. Tapi, itu dianggapnya hanya keuntungan jangka pendek.

“Sedang dampak jangka panjangnya tidak setahun atau dua tahun. Mungkin belasan tahun, dan ada beban ekonomi yang cukup besar untuk pengobatannya,” ujar dia, dalam webinar Waspada Bahaya Minuman Beralkohol, Rabu 10 Maret 2021.

Murdani yang tergabung dalam Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI itu menambahkan, pada kenyataannya, konsumsi alkohol adalah masalah kesehatan global. Jumlah kematian akibat konsumsi minuman beralkohol dihitungnya sebesar tiga juta per tahun.

Selain itu, dia menyebutkan, ada sekitar 200 penyakit yang muncul yang diakibatkan oleh konsumsi alkohol. “Beban ekonomi penyakit akibat konsumsi alkohol di dunia mencapai Rp 220 triliun per tahun,” kata dokter yang sekarang praktik di Rumah Sakit Pondok Indah dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kencana itu.

Menurut Murdani, berbagai penelitian ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal internasional dan sudah ditinjau menyebutkan bahwa konsumsi alkohol bisa mempengaruhi saluran cerna. Mulai dari rongga mulut hingga usus besar, lambung, usus kecil, bahkan sampai hati semua bisa terganggu fungsinya karena konsumsi alkohol.

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Konsultan FKUI, Kristiana Siste, sedikit berbeda. Dia mengaku tak bisa mengelak dari adanya faktor budaya dalam konsumsi minuman beralkohol. Dia menjelaskan bahwa di negara maju, minuman beralkohol juga sangat mudah diakses.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, Kristiana juga memberikan catatannya bahwa edukasi tentang bahaya konsumsi alkohol banyak dilakukan di negara-negara maju. “Mereka menyediakan tata laksana atau tempat perawatan untuk yang kecanduan dalam jumlah banyak. Termasuk skill untuk melakukan pengobatannya,” kata Kristiana. 

Jadi, Kristiana berujar, tidak bisa hanya melihat satu sisi saja. Dia menekankan peran pemerintah di negara-negara tersebut yang bergerak dan tidak diam saja. “Bahkan saya pernah sekolah di salah satu negara, mereka mendirikan pusat khusus rehabilitasi kecanduan alkohol. Termasuk edukasi ke sekolah-sekolah.”

Di Indonesia, Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Rini Sekartini, menunjuk harus ada peran dari tokoh masyarakat dan agama yang bisa menjadi contoh baik untuk edukasi. Dia tak mengelak di Indonesia juga ada minuman alkohol tradisional.

Baca juga:
Guru Besar FKUI Jelaskan Dampak Kecanduan Alkohol pada Banyak Organ

“Untuk anaknya, orang tua memang harus memberikan contoh, karena di dalam keluarga yang tidak menggunakan alkohol bisa tercegah. Jadi kita edukasi saja dulu bagaimana dampak panjang dari alkohol tersebut,” ujar Rini berpraktik di RSIA Bunda Jakarta itu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

11 jam lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


Bamsoet Dukung UI Racing Team Berlaga di Formula Student Czech 2024

11 jam lalu

Bamsoet Dukung UI Racing Team Berlaga di Formula Student Czech 2024

Bambang Soesatyo mendukung para mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang tergabung dalam UI Racing Team ikut dalam kompetisi Formula Student Czech 2024


Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

18 jam lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

Jokowi menyebut 1 juta lebih WNI berobat ke luar negeri. Apa alasannya?


Universitas Indonesia Jaring Calon Mahasiswa Baru Melalui UI Open Days 2024

19 jam lalu

Logo Universitas Indonesia. TEMPO, Savero Aristia Wienanto.
Universitas Indonesia Jaring Calon Mahasiswa Baru Melalui UI Open Days 2024

Universitas Indonesia menggelar UI Open Days 27-28 April 2024 untuk menjaring calon mahasiswa baru.


Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

1 hari lalu

Ilustrasi otak. medicalnews.com
Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

Tanaman liar pegagan dianggap bisa membantu terapi daya ingat. Senyawa aktifnya memulihkan fungsi hipokampus, bagian krusial pada otak.


Tidak Ingin Bau Badan? Hindari 5 Makanan Berikut

2 hari lalu

Ilustrasi bau badan. shutterstock.com
Tidak Ingin Bau Badan? Hindari 5 Makanan Berikut

Ada beberapa makanan yang memicu timbulnya bau badan. Berikut adalah jenis makanan yang menyebabkan bau badan.


Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

3 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

IJTech milik FTUI kembali menjadi jurnal terindeks kuartil tertinggi (Q1) berdasarkan pemeringkatan SJR yang dirilis pada April 2024


Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

4 hari lalu

Aktivis perempuan termasuk dosen dan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menggelar aksi Kampus Menggugat dalam peringatan Hari Kartini di Balairung UGM Yogyakarta Minggu 21 April 2024. Dok.istimewa
Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

Kegiatan Kampus Menggugat ini menyorot kondisi demokrasi di penghujung kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang merupakan alumnus UGM.


Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

4 hari lalu

Ilustrasi Kehamilan. TEMPO/Aditia Noviansyah
Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.


Komunitas Budaya UI Bacakan Surat RA Kartini, Ide-ide Emansipasi Kembali Bergaung

5 hari lalu

Komunitas Bakul Budaya membacakan surat-surat R.A Kartini di Pelataran FIB UI, Depok, Sabtu, 20 April 2024. (Dok. Humas Bakul Budaya UI)
Komunitas Budaya UI Bacakan Surat RA Kartini, Ide-ide Emansipasi Kembali Bergaung

Menyambut Hari Kartini, komunitas Bakul Budaya FIB UI membacakan surat-surat bersejarah RA Kartini.