TEMPO.CO, Jakarta - Dua teleskop paling kuat yang saat ini digunakan sama-sama membidik dan memberikan gambar-gambar dari asteroid kecil yang sama, Dimorphos. Keduanya adalah Teleskop Antariksa Hubble dan James Webb (JWST).
Adapun Dimorphos adalah asteroid yang baru saja menjadi uji coba proyek Double Asteroid Redirect Test (DART) NASA bekerja sama dengan ESA. Wahana antariksa DART sengaja diluncurkan dari Bumi dan diarahkan untuk menabrak Dimorphos untuk menjajaki kemampuan membelokkan arah orbit sebuah asteroid yang mengancam Bumi.
Dimorphos, sebagai catatan, memiliki orbit yang sama sekali tidak membahayakan Bumi. Proyek DART akan melihat apakah ada dampak dari misi kamikaze itu terhadap orbitnya di sekitar asteroid yang lebih besar, Didymos. Dimorphos dan Didymos adalah asteroid biner berukuran lebar, masing-masing, 140 dan 780 meter.
Tabrakan itu telah terjadi pada 26 September lalu yang teramati menghasilkan kilau kepulan debu dan serpihan material. Saat itu Dimorphos dan Didymos berada pada jarak 11 juta kilometer dari Bumi.
Gambar-gambar dari Hubble dan James Webb menunjukkan satu titik cahaya dari keduanya tiba-tiba menjadi lebih terang. Hubble menggunakan instrumen Wide Field Camera 3, sedangkan JWST mengerahkan Near-Infrared Camera (NIRCam).
Pada jam-jam berikutnya, awan material dari Dimorphos menyebar dari titik itu, secara bertahap mengubah bentuk titik tersebut. Menurut pengukuran oleh Hubble, terangnya sistem pasangan asteroid itu meningkat tiga kali lipat. Itu bertahan selama lebih dari delapan jam pascatabrakan terjadi.
Untuk mencari tahu bagaimana hasil dari eksperimen itu, para peneliti akan menganalisis berapa besar perubahan orbit yang dialami Dimorphos di sekitar Didymos. Juga menganalisis sifat material dari asteroid itu.
Foto yang disiarkan NASA memperlihatkan teleskop luar angkasa Hublle yang telah diperbaiki dan ditingkatkan kemampuannya oleh astronot pesawat ulak alik Atlantis. Foto: AP/NASA
Gambar-gambar dari Hubble and JWST diharap akan membantu para ilmuwan mengidentifikasi material yang ada di Dimorphos, seberapa besar kerusakannya karena tabrakan yang terjadi, serta berapa banyak dan berapa cepat pecahan yang terlontar. Semua itu akan membantu pencarian cara terbaik untuk mendorong sebuah asteroid yang berbahaya.
Teleskop James Webb. (Space.com)
Ini adalah pertama kalinya dua teleskop yang mengorbit di luar angkasa itu mengamati obyek yang sama secara simultan. Keduanya akan terus melakukan pengamatan pada Dimorphos sampai beberapa pekan dan bulan ke depan untuk melacak perkembangan awan debu dan serpihan pascatumbukan, serta memeriksa permukaan asteroid yang tercipta setelahnya.
"Webb dan Hubble menunjukkan apa yang selama ini sudah terbukti di NASA: Kita bisa belajar lebih banyak ketika kita bekerja sama," kata Kepala NASA Bill Nelson. Dia menambahkan, "Seluruh umat manusia sangat menunggu temuan-temuan yang akan datang dari Hubble, James Webb, dan teleskop-teleskop kita di Bumi--tentang misi DART dan setelahnya."
NEW SCIENTIST, SPACE
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.