TEMPO.CO, Jakarta - Simulasi baru menunjukkan lapisan berlian padat sepanjang 9 mil atau 15 kilometer tersembunyi jauh di bawah permukaan Merkurius. Berdasarkan laporan Live Sience, Berlian tersebut hampir pasti tidak dapat ditambang namun dapat membantu memecahkan beberapa misteri terbesar planet Merkurius, seperti komposisi planet dan medan magnet anehnya.
Fakta Berlian padat di Merkurius
1. Akibat hantaman meteor
Dikutip dari Nationaldiamond.com, peneliti di Universitas Sun Yat-sen di Zhuhai, Tiongkok, berteori bahwa permukaan Merkurius yang bopeng menjadi bukti bahwa planet tersebut telah dihantam oleh asteroid selama miliaran tahun. Namun, permukaan Merkurius yang ditutupi grafit kaya karbon, membuat tekanan tumbukan menghasilkan energi dan mengubah karbon menjadi berlian.
Dikutip dari Wired.com, perkiraan mereka diperkuat oleh Kevin Cannon, ahli geologi di Colorado School of Mines. “Gelombang tekanan dari asteroid atau komet yang menghantam permukaan dengan kecepatan puluhan kilometer per detik dapat mengubah grafit tersebut menjadi berlian,” kata Kevin Cannon, ahli geologi di Colorado School of Mines, saat mempresentasikan temuan terbarunya di Lunar and Planetary Science Conference.
2. Berlian terbentuk di bawah tekanan
Dikutip dari Phys.org, para ilmuwan dari Tiongkok dan Belgia menunjukkan bahwa berlian di Merkurius terbentuk di bawah tekanan. Peneliti tersebut memperkirakan tekanan batas inti-mantel (CMB) Merkurius sekitar 5,575 GPa. Dengan kandungan sulfur sekitar 11 persen, para peneliti mengamati perubahan suhu sebesar 358 Kelvin di lautan magma Merkurius. Para peneliti pun mengusulkan bahwa kristalisasi inti menyebabkan pembentukan lapisan berlian di CMB.
Menurut temuan mereka, lapisan berlian di CMB diperkirakan memiliki ketebalan antara 15 dan 18 kilometer. Mereka juga berpendapat bahwa suhu saat ini di CMB Merkurius mendekati titik di mana grafit dapat bertransisi menjadi berlian.
3. Menunggu BepiColombo
Saat ini, para ilmuwan menunggu pesawat luar angkasa BepiColombo Eropa dan Jepang yang akan mencapai Merkurius pada 2025. Misi ini membawa kamera beresolusi lebih tinggi, sehingga memungkinkan para ilmuwan untuk mencari tanda-tanda berlian. Dikutip dari Forbes, BepiColombo akan mempelajari asal usul dan evolusi Merkurius, termasuk proses terbentuknya berlian padat di Merkurius.
“Secara teori, misi BepiColumbo yang akan datang dapat mendeteksi berlian di material permukaan,” kata Kevin Cannon. “Ia memiliki instrumen yang melengkapi misi MESSENGER NASA , dan mereka jauh lebih baik dalam mendeteksi mineral tertentu seperti ini.”
4. Menampung 16 kuadriliun ton berlian
Penelitian baru yang dipresentasikan di Lunar and PLAnetary Science Conference (LPSC) Houston, Texas, menunjukkan bahwa Merkurius menampung 16 kuadriliun ton berlian. Menurut mereka, Merkurius dilapisi grafit, suatu bentuk karbon murni yang mungkin telah berubah menjadi berlian setelah dihantam meteorit, asteroid, dan komet.
“Itu adalah angka yang dihasilkan model saya untuk seluruh kerak Merkurius, namun hanya sebagian kecil dari material di permukaan yang kemungkinan merupakan berlian,” kata Kevin Cannon , Asisten Profesor, Geologi dan Teknik Geologi/Sumber Daya Luar Angkasa di Sekolah Pertambangan Colorado, dikutip dari Forbes.
5. Peluang Menambang Berlian
Menambang berlian di Merkurius nampaknya mustahil. Terlebih, suhu siang hari yang tidak bersahabat bisa mencapai 800 derajat Fahrenheit. Selain itu, berlian ini tidak akan langsung dikenali sebagai batu permata.
“Itu mungkin tidak seperti batu permata bening besar yang kita potong dan jadikan perhiasan,” kata Cannon. “Perbandingan yang lebih baik adalah berlian kecil keruh yang digunakan dalam industri sebagai bahan abrasif, kemungkinan besar dicampur dengan grafit dan bentuk karbon lainnya.” kata Cannon.
Pilihan Editor: Penampakan Bleu Royal, Berlian Terbesar Sepanjang Sejarah yang Bakal Dilelang