Peraih Nobel Fisika 2022 Patahkan Argumen Einstein tentang Kuantum

Reporter

Editor

Erwin Prima

Tiga ilmuwan menerima penghargaan Nobel Fisika 2022. Penghargaan ini diumumkan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia di Stockholm, 4 Oktober 2022.
Tiga ilmuwan menerima penghargaan Nobel Fisika 2022. Penghargaan ini diumumkan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia di Stockholm, 4 Oktober 2022.

TEMPO.CO, Jakarta - Fakta mengejutkan datang dari penghargaan Nobel Fisika tahun ini yang dengan jelas mematahkan argumen Albert Einstein pada papernya yang berjudul “Can Quantum-Mechanical Description of Physical Reality Be Considered Complete?”

Tiga ilmuwan yang meraih penghargaan Nobel Fisika 2022, yakni Alain Aspect dari Prancis, John F. Clauser dari Amerika Serikat (AS), dan Anton Zeilinger dari Austria menjelaskan bahwa hal yang dianggap tidak mungkin bagi Einstein mengenai ‘Quantum Entanglement’ saat ini justru dapat dibuktikan. 

Istilah Quantum Entanglement pertama kali dikenalkan Einstein dalam sebuah paper yang ditulisnya sebagai bentuk kekecewaannya pada hasil Konferensi Solvay tahun 1927.

Konferensi Solvay kelima merupakan konferensi paling bersejarah dalam fisika karena 29 ilmuwan kuantum - setengah dari peserta yang datang mendapatkan penghargaan Nobel - membahas mengenai teori kuantum yang sangat berbeda dengan fisika klasik.

Hasil kesimpulan dari konferans tersebut menyebutkan pada level kuantum sebuah objek bukan lagi sesuatu yang dapat diukur dengan pasti, artinya manusia hanya dapat menghitung peluang keberadaan kuantum. 

Bagi Niels Bohr dan sebagian Ilmuwan lain memaparkan kuantum sebagai suatu objek superposisi. Untuk mudahnya, kita memisalkan kuantum sebagai uang koin yang memiliki dua sisi gambar yang berbeda. Saat kita memutarkannya, koin tersebut berada pada kondisi superposisi yang berarti kita tidak dapat memprediksi dengan pasti sampai kita benar-benar mengukur dan melihatnya sendiri.  Dalam skenario koin ini artinya kita memberhentikan koin tersebut yang kemudian menunjukan hanya ada satu gambar sisi koin yang terlihat.

Hal itu menimbukan perdebatan Bohr dan Einstein. Perdebatan tersebut berujung hingga ranah filosofi. Bagi Einstein “Tuhan tidak bermain dadu". Perkataan tersebut memiliki makna bahwa seluruh yang ada di alam semesta ini tidak mungkin hanya dapat diukur melalui sebuah peluang, yang selanjutnya dibalas dengan Bohr dengan “Einstein, stop memberitahu Tuhan tentang apa yang harus dilakukannya.”

Kekecewaan itu membuat Einstein berusaha mencari kesalahan teori kuantum. Ia mengajak Boris Podolsky dan Nathan Rosen untuk bekerja sama membuat sebuah paper berjudul ‘Dapatkah deskripsi mekanika kuantum tentang realitas fisik dianggap komplit?’ pada 1935.

Paper yang kemudian dikenal dengan EPR Paradoks itu bermaksud untuk membantah teori kuantum, bahkan pada hari rilisnya paper ini, harian New York memberitakannya dengan judul “Einstein Attacks Quantum Theory”.

Ironinya paper ini justru menyerang balik Einstein karena apa yang diramalkan dalam papernya sebagai fenomena yang mustahil untuk dijelaskan dengan teori kuantum, saat ini justru terbukti adanya. Hal mustahil itulah yang disebut dengan Quantum Entanglement.

Untuk memahami Quantum Entanglement dengan lebih mudah, bayangkan dua buah partikel atau sebut saja dua bola dengan jarak yang amat jauh tetap dapat terhubung secara inheren. Fenomena itu yang dijelaskan Einstein sebagai konsekuensi dari anggapan bahwa kuantum dalam keadaan superposisi. Hal tersebut mustahil baginya karena tidak mungkin ada dua objek yang lebih cepat dari kecepatan cahaya (foton) dapat berkomunikasi tanpa jeda seolah ruang waktu tidak ada, itulah yang kemudian Einstein sebut dengan istilah “spooky action at a distance”. 

Pada tahun 1964 seorang fisikawan bernama John Bell mengeluarkan sebuah jurnal yang menjelaskan bahwa anggapan Einstein tentang Quantum Entanglement dapat dibuktikan secara matematis. Ia juga membuat skema pembuktian yang disebut Bell"s Theorem. 

Teorama Bell mendorong perkembangan "Revolusi Kuantum Kedua". Skema itu kemudian dijalankan oleh Clauser pada tahun 1972 dan Aspect pada tahun 1982. Mereka berdua yang tahun ini meraih penghargaan atas karya yang mengawali era baru, membuka mata komunitas fisika akan pentingnya Entanglement.

Selain itu, karya eksperimental Anton Zeilinger, menonjol karena penggunaan Entanglement  yang inovatif, baik dalam penelitian fundamental dalam aplikasi seperti kriptografi kuantum.

ZAHRANI JATI HIDAYAH | NOBEL PRIZE


CATATAN:

Judul artikel ini telah mengalami perubahan pada Kamis 6 Oktober 2022, pukul 19.00 WIB. Terima kasih.

Baca:
Tiga Ilmuwan Kuantum Raih Penghargaan Nobel Fisika 2022

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.








27 Peneliti Indonesia Lulus Program Kepemimpinan Ilmuwan Kelas Dunia

5 hari lalu

Sebanyak 27 peneliti terpilih asal Indonesia resmi menyelesaikan sembilan bulan program pengembangan kepemimpinan ilmuwan kelas dunia besutan The Conversation Indonesia, Science Leadership Collaborative. Dok. Science Leadership Collaborative
27 Peneliti Indonesia Lulus Program Kepemimpinan Ilmuwan Kelas Dunia

Sebanyak 27 peneliti Indonesia telah menyelesaikan program pengembangan kepemimpinan ilmuwan kelas dunia besutan The Conversation Indonesia.


Penemu Vaksin Covid-19 Asal Rusia Dicekik hingga Tewas

26 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. indiatoday.in
Penemu Vaksin Covid-19 Asal Rusia Dicekik hingga Tewas

Seorang ilmuwan Rusia yang merupakan salah satu penemu vaksin Covid-19 Sputnik V, tewas dicekik di rumahnya.


Profil Hassan Ar-Rammah Penemu Komposisi Bubuk Mesiu

36 hari lalu

Pekerja memasukan bubuk mesiu saat menyelesaikan pembuatan kembang api jelang perayaan Tahun Baru di provinsi Bulacan, Filipina, 27 Desember 2017. AP
Profil Hassan Ar-Rammah Penemu Komposisi Bubuk Mesiu

Hassan Ar-Rammah adalah seorang ilmuwan Muslim. Pengetahuannya tentang bubuk mesiu sangat luar biasa. Tidak hanya menulis ratusan rumus menggunakan mesiu, Hasan juga mencetuskan dan menjelaskan tentang torpedo.


Dosen Poliban Raih Predikat Asia Top 10.000 Scientists

26 Januari 2023

Dua Dosen Poliban Capai Predikat
Dosen Poliban Raih Predikat Asia Top 10.000 Scientists

Dua dosen Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) Kalimantan Selatan meraih predikat "Asia Top 10.000 Scientists".


Ilmuwan Sebut Kemungkinan Manusia Bisa Lakukan Perjalanan Waktu ke Masa Lalu

23 Januari 2023

film charlie chaplin
Ilmuwan Sebut Kemungkinan Manusia Bisa Lakukan Perjalanan Waktu ke Masa Lalu

Matematikawan Kurt Godel mengatakan teori Relativitas Einstein bisa saja diterapkan dalam konsep perjalanan waktu ke masa lalu.


Penghargaan Royal Astronomical Society untuk Kepala Observatorium Bosscha

14 Januari 2023

Kepala Observatorium Bosscha, Premana W. Premadi. Foto : ITB
Penghargaan Royal Astronomical Society untuk Kepala Observatorium Bosscha

Kepala Observatorium Bosscha mendapat pengakuan internasional untuk perannya dalam pengembangan astronomi di Indonesia.


Kabar Gembira, Lapisan Ozon Bumi Sedang Membaik

12 Januari 2023

Ilustrasi lapisan ozon (net)
Kabar Gembira, Lapisan Ozon Bumi Sedang Membaik

Para ilmuwan berharap lapisan ozon mulai terlihat lebih normal dan sehat dalam beberapa dekade mendatang.


Ilmuwan Identifikasi Protein di Otak untuk Obat Skizofrenia

27 Desember 2022

Ilustrasi otak. medicalnews.com
Ilmuwan Identifikasi Protein di Otak untuk Obat Skizofrenia

Para ilmuwan telah mengidentifikasi protein di otak pasien skizofrenia yang dapat menjadi sasaran obat untuk mengobati penyakit neurodegeneratif.


Ilmuwan Ungkap Rahasia Katak Kaca Menjadi Transparan di Malam Hari

26 Desember 2022

Katak kaca (Wikipedia)
Ilmuwan Ungkap Rahasia Katak Kaca Menjadi Transparan di Malam Hari

Katak kaca mampu menyembunyikan hampir 90 persen sel darah merah mereka di hati mereka saat mereka sedang tidur.


5 Tokoh Hebat Dunia yang Ternyata Introvert

15 Desember 2022

Albert Einstein dan Charlie Chaplin saling bersahabat. Sumber: Wikimedia Commons
5 Tokoh Hebat Dunia yang Ternyata Introvert

Bagi beberapa orang kepribadian introvert adalah pribadi yang pemalu, namun 5 tokoh hebat dunia ini menampiknya