TEMPO.CO, Jakarta - Kehadiran artificial intelligence seperti ChatGPT saat ini menimbulkan pro dan kontra. Sebagian pihak mendukung kehadiran AI tersebut karena akan mempermudah kerja manusia. Sementara itu, sebagian lain cenderung menolak karena berpotensi menggantikan sejumlah tenaga manusia dan cenderung mendorong tingkat kecurangan meningkat.
Meskipun begitu, bukan berarti ChatGPT tak memiliki kelemahan. ChatGPT adalah buatan manusia yang niscaya memiliki sejumlah kekurangan. Jenis-jenis kekurangan tersebut merentang mulai dari karakteristik tulisan yang cenderung kaku hingga terkesan bertele-tele. Dilansir dari searchenginejournal.com, berikut adalah sederet kelemahan ChatGPT:
1. Penggunaan Frasa Membuatnya Dapat Dideteksi Sebagai Non-Manusia
Para peneliti yang mempelajari cara mendeteksi konten buatan mesin telah menemukan pola yang membuatnya terdengar tidak alami. Salah satu keanehan ini adalah bagaimana AI cenderung tak mampu memperkaya tulisannya dengan idiom. Kurangnya idiom dalam suatu konten dapat menjadi sinyal bahwa konten tersebut dibuat oleh mesin.
2. ChatGPT Tidak Memiliki Kemampuan untuk Berekspresi
Tulisan yang dihasilkan oleh ChatGPT cenderung tidak berisi ekspresi, hanya kata-kata. Hal tersebut tidak dapat menghasilkan konten yang menyentuh orang secara emosional pada tingkat yang sama seperti manusia, karena tidak memiliki pikiran atau perasaan yang sebenarnya.
3. ChatGPT Tidak Menghasilkan Wawasan
Sebuah artikel yang diterbitkan di The Insider mengutip seorang akademisi yang mencatat bahwa esai akademik yang dihasilkan oleh ChatGPT kurang memiliki wawasan tentang topik tersebut. ChatGPT meringkas topik tetapi tidak menawarkan wawasan unik tentang topik tersebut. Manusia menciptakan melalui pengetahuan, tetapi juga melalui pengalaman pribadi dan persepsi subjektif mereka.
4. ChatGPT Terlalu Bertele-tele
Sebuah makalah penelitian yang diterbitkan pada Januari 2023 menemukan pola dalam konten ChatGPT yang membuatnya kurang cocok untuk aplikasi penting. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa manusia lebih menyukai jawaban dari ChatGPT di lebih dari 50 persen pertanyaan yang dijawab terkait dengan keuangan dan psikologi.
5. Konten ChatGPT Sangat Terorganisir dengan Logika yang Kaku
ChatGPT memiliki gaya penulisan yang tidak hanya bertele-tele tetapi juga cenderung mengikuti template yang memberikan konten gaya unik yang tidak manusiawi. Sifat tidak manusiawi ini terungkap dalam perbedaan antara cara manusia dan mesin menjawab pertanyaan.
HAN REVANDA PUTRA
Pilihan Editor: ChatGPT Bisa Gantikan Peran Google? Ini Kata Dosen Unair