Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebuah Planet di Luar Tata Surya Diduga Sedang Berubah Menjadi Planet Air

Ilustrasi gambar artistik dari sebuah planet di luar tata surya yang menguap. ESA/Hubble, NASA, M. Kornmesser
Ilustrasi gambar artistik dari sebuah planet di luar tata surya yang menguap. ESA/Hubble, NASA, M. Kornmesser
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Astronom tengah menganalisis sebuah planet misterius di luar tata surya yang dilabeli sebagai HD-207496b. Planet ini berjarak 138 tahun cahaya dari Bumi dan diduga sedang dalam proses transformasi.

Dibandingkan dengan Bumi, planet ini memiliki massa dan radius 6,1 dan 2,25 kali lebih besar. Planet ekso ini diduga memiliki satu dari tiga kemungkinan ini: atmosfer gas, lautan, atau campuran keduanya. Apapun itu, yang jelas, planet ini diperkirakan bisa menyusut menjadi super-Bumi.

Karakteristik planet ini karenanya bisa membantu para astronom memecahkan misteri dalam pendeteksian planet di luar tata surya. Misalnya, kesenjangan antara massa planet berbatu yang lebih besar daripada Bumi dan planet gas yang lebih kecil daripada Neptunus. Planet ekstrasurya memang penuh teka-teki untuk karakterisasi atmosfernya.

Untuk diketahui, ada beragam galaksi di luar sana, dengan begitu banyak exoplanet yang sangat berbeda. Para astronom sejauh ini telah mengkompilasi sekitar 5.300 dunia di luar tata surya. Jumlahnya bisa lebih besar lagi karena masih ada hampir dua kali lipat obyek temuan kandidat yang sama. 

Namun, dari sejumlah besar temuan itu, langka didapatkan eksoplanet yang memiliki ukuran 1,5 sampai 2 kali massa Bumi dengan orbit yang lebih pendek dari sekitar 100 hari. Para ilmuwan mencarinya menggunakan teleskop 3,6 meter Pencari Planet Kecepatan Radial Akurasi Tinggi (HARPS) milik Observatorium Selatan Eropa di Observatorium La Silla di Cile.

Pencarian menindaklanjuti dengan memilah kandidat yang diidentifikasi oleh TESS, teleskop pemburu planet luar angkasa NASA. Hal inilah yang membawa tim internasional yang dipimpin oleh astrofisikawan Susana Barros dari Universitas Porto di Portugal sampai ke planet HD-207496b.

TESS mencari exoplanet dengan menatap sebidang langit. Instrumen sensitifnya disetel ke kedipan yang sangat redup dalam cahaya bintang yang bisa menjadi bukti planet ekstrasurya yang mengorbit lewat, atau transit, antara kita dan bintang.

Jika transit ini terjadi secara teratur, para astronom dapat dengan mudah menyimpulkan keberadaan benda yang mengorbit dan menentukan periodenya. Jika kecerahan bintang diketahui, kedalaman penurunan transit – berapa banyak cahaya bintang yang terhalang – memungkinkan para astronom menghitung radius benda yang mengorbit.

HARPS mendeteksi metrik lain. Saat sebuah planet ekstrasurya mengorbit sebuah bintang, ia memberikan tarikan gravitasinya sendiri. Sedangkan, planet ekstrasurya yang tidak mengorbit bintang akan sebaliknya, kedua benda mengorbit pusat massa yang sama, yang dikenal sebagai barycenter.

Karena bintang jauh lebih masif, mereka tidak banyak bergerak, melainkan hanya bergoyang-goyang di tempat. Inilah yang dapat diukur oleh HARPS. Saat bintang bergoyang menuju dan menjauh dari kita, panjang gelombang cahayanya berubah, akan memadat saat bintang bergerak mendekat dan meregang saat bintang menjauh.

Berapa banyak pergerakan bintang bergantung pada massa planet ekstrasurya, sehingga para astronom juga dapat menghitungnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah mengetahui massa dan jari-jari sebuah planet ekstrasurya, maka dapat menggabungkannya untuk menghitung kerapatannya. Di sinilah menjadi sangat menarik karena kepadatan dapat digunakan untuk menyimpulkan terbuat dari apa planet ekstrasurya.

Data HARPS mengungkapkan bahwa HD-207496b memiliki massa sekitar 6,1 kali massa Bumi. Itu berarti kepadatan planet ekstrasurya sekitar 3,27 gram per sentimeter kubik, yang artinya lagi masih lebih padat Bumi yang 5,51 gram per sentimeter kubik, dan menyiratkan bahwa komposisi HD-207496b tidak sepenuhnya berbatu. 

“Kami menemukan bahwa HD-207496b memiliki kepadatan yang lebih rendah daripada Bumi, oleh karena itu kami menduga bahwa ia memiliki sejumlah besar air dan/atau gas dalam komposisinya,” tulis Barros dan timnya dalam makalah tentang planet ekso itu di situs arXiv.

Dari sana muncul opsi komposisi dari pemodelan struktur internal planet. "Kami menyimpulkan bahwa planet ini memiliki selubung kaya air, selubung kaya gas, atau campuran keduanya."

Pemodelan penguapan mengungkapkan bahwa jika planet ekstrasurya memiliki atmosfer hidrogen dan helium yang kaya gas, namun keadaan itu bersifat sementara.  Bintang akan menelanjangi planet ekstrasurya sepenuhnya dalam 520 juta tahun alias atmosfer menghilang sedikit demi sedikit. Jika atmosfernya sudah hilang, HD-207496b menjadi dunia lautan terbuka.

"Secara umum," tulis para peneliti, "kami memperkirakan bahwa planet ini akan memiliki air dan selubung hidrogen atau helium dan berada di antara kedua model ini."

SCIENCE ALERT

Pilihan Editor: Mahasiswa UGM Demonstrasi Tolak Uang Pangkal, Ini Jawab Rektor


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Legenda Monster Bintang di Alam Semesta, Jejak Kimianya Sudah Ditemukan

4 hari lalu

Gugus bola Messier 13, atau Gugus Hercules, seperti yang terlihat oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble.  Di suatu tempat di tengah kerumunan bintang yang padat ini mungkin terdapat monster kosmik yang dikenal sebagai superstar.  (Kredit gambar: NASA, ESA, dan Hubble Heritage Team (STScI/AURA); Pengakuan: C. Bailyn (Universitas Yale), W. Lewin (Institut Teknologi Massachusetts), A. Sarajedini (Universitas Florida), dan W  .van Altena (Universitas Yale)) Kosmik
Legenda Monster Bintang di Alam Semesta, Jejak Kimianya Sudah Ditemukan

Sebagai perbandingan, bintang-bintang supermasif berukuran 5.000 sampai 10.000 kali lebih besar daripada bintang di tata surya kita, Matahari.


Suara Misterius di Atmosfer Hantui Para Peneliti: Bukan Petir, Meteor, ataupun Pesawat

10 hari lalu

Balon tenaga matahari dengan sensor gelombang infrasonik diterbangkan ke stratosfer.  Foto : Darielle Dexheimer/Sandia National Laboratories
Suara Misterius di Atmosfer Hantui Para Peneliti: Bukan Petir, Meteor, ataupun Pesawat

Tangkapan suara misterius dari stratosfer di atmosfer itu dibeberkan dalam forum Acoustical Society of America di Chicago, Illinois, 11 Mei 2023.


Tahukah Warna Matahari Ternyata Putih, bukan Kuning

10 hari lalu

Ilustrasi fenomena empat matahari alias sun dogs. (worldatlas.com)
Tahukah Warna Matahari Ternyata Putih, bukan Kuning

Apakah warna asli Matahari benar-benar kuning kejinggaan? Jawaban sederhananya, tidak. Mengapa? Simak selengkapnya berikut ini:


Bisakah Manusia Hidup di Planet Lain?

17 hari lalu

Bisakah Manusia Hidup di Planet Lain?

Berapa lama waktu yang dibutuhkan manusia untuk mendiami planet lain? Mungkinkah manusia "menjajah" dunia di luar Bumi atau bahkan tata surya?


Astronom Rekam Detik-Detik Bintang Lahap Planet

19 hari lalu

Astronom Rekam Detik-Detik Bintang Lahap Planet

Sebuah bintang melahap planet yang jaraknya 12.000 tahun cahaya, kemudian mengeluarkan debu-debu sisa serdawa.


Untuk Pertama Kalinya, Terlihat Bintang Sedang Memakan Planetnya

25 hari lalu

Gambar artistik dari sebuah planet yang akan ditelan bintang induknya. K. Miller and R. Hurt/Caltech/IPAC-NewScientist.com
Untuk Pertama Kalinya, Terlihat Bintang Sedang Memakan Planetnya

Astronom menemukan sebuah bintang yang sedang melahap salah satu planetnya. Preview dari nasib planet Bumi.


Apa Itu Teknologi Modifikasi Cuaca?

25 hari lalu

Warga berjalan di tengah cuaca terik di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin, 24 April 2023. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan dinamika atmosfer yang tidak biasa menjadi salah satu penyebab Indonesia mengalami suhu panas dalam beberapa hari terakhir. ANTARA/Fauzan
Apa Itu Teknologi Modifikasi Cuaca?

Teknologi modifikasi cuaca mampu untuk mengubah cuaca pada skala lokal maupun regional.


93 Tahun Penamaan Pluto: Apa Sebab Pluto Tak Dianggap Planet Lagi?

27 hari lalu

Foto terbaru Planet Pluto yang menunjukkan permukaan bersisik. NASA
93 Tahun Penamaan Pluto: Apa Sebab Pluto Tak Dianggap Planet Lagi?

Pada Kamis, 24 Agustus 2006, Uni Astronomi Internasional, telah memutuskan untuk mengubah status Pluto menjadi planet kerdil. Mengapa?


Cerita Planet Pluto Mendapatkan Namanya dari Bocah 11 Tahun di 1 Mei 1930

28 hari lalu

Foto Planet Pluto, dilihat dari pesawat ruang angkasa New Horizons, 14 Juli 2015. Amerika Serikat saat ini menjadi satu-satunya negara yang mengunjungi setiap planet tunggal di tata surya. NASA via AP
Cerita Planet Pluto Mendapatkan Namanya dari Bocah 11 Tahun di 1 Mei 1930

Sebelum 2006, para astronom dunia telah resmi menyatakan bahwa hanya terdapat delapan planet dalam sistem tata surya kita. Bagaimana dengan Pluto?


Berapa Harga Bumi Jika Dijual? Ini Perkiraannya

38 hari lalu

Ilustrasi pusat Bumi. dailymail.co.uk
Berapa Harga Bumi Jika Dijual? Ini Perkiraannya

Planet Bumi bisa dikatakan menjadi tempat paling berharga yang tak ternilai harganya. Tapi jika dapat diperjualbelikan, lantas berapa harga bumi dijual?