TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG menyampaikan hujan petir diprediksi akan turun pada hari Selasa, 4 Juli 2023. Cuaca hujan petir ini bakal terjadi di Bengkulu, Jambi, Banjarmasin, Pekanbaru, dan Palembang. Hujan intensitas sedang kemungkinan terjadi di Padang.
Adapun hujan skala ringan bakal berlangsung di Denpasar, Semarang, Palangkaraya, Pangkal Pinang, Tanjung Pinang, Bandar Lampung, Ambon, Ternate, Jayapura, Manokwari, Manado dan Medan. BMKG juga memperkirakan adanya kabut turun di Jambi, Samarinda dan Pangkal Pinang.
Suhu udara berkisar antara 20-34 °C dengan suhu terendah di Bandung. Suhu tertinggi di Semarang dan Surabaya. Prakiraan berbasis dampak hujan lebat dengan status siaga di Sulawesi Utara.
BMKG juga mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 4-5 Juli 2023.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari tenggara-barat daya dengan kecepatan angin berkisar 5-18 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari tenggara - selatan dengan kecepatan angin berkisar 6-25 knot. “Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan Bengkulu, perairan barat Lampung, perairan selatan Banten dan Laut Arafuru,” seperti yang dikutip dari BMKG.
Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan gelombang setinggi 4-6 meter berpeluang terjadi di perairan Bengkulu, perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Kep. Mentawai, Samudra Hindia barat Bengkulu, Samudra Hindia barat Lampung dan Samudra Hindia selatan Banten hingga Jawa Timur.
Selain itu, banjir pesisir juga terjadi di wilayah:
- Pesisir Kep. Riau (Pesisir Dabo Singkep) pada tanggal 1 - 9 Juli 2023
- Pesisir Kep. Riau (Pesisir Karimun) pada tanggal 1 - 15 Juli 2023
-Pesisir barat dan selatan Banten pada tanggal 1 - 8 Juli 2023
-Pesisir utara DKI Jakarta (Kamal Muara, Kapuk Muara, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Kalibaru, Muara Angke, Penjaringan) pada tanggal 1 - 11 Juli 2023
-Pesisir NTB (Pesisir Lombok dan Pesisir Bima) pada tanggal 1 - 6 Juli 2023
-Pesisir Maluku (Saumlaki) pada tanggal 1 - 8 Juli 2023
-Pesisir Aceh (Pesisir Sabang, Meulaboh dan sekitarnya) pada tanggal 2 - 7 Juli 2023
-Pesisir Sumatera Utara (Pesisir Medan Belawan, Medan Marelan, Medan Labuhan) pada tanggal 2 - 6 Juli 2023
- Pesisir Kep. Riau (Pesisir Kota Batam) pada tanggal 2 - 9 Juli 2023
- Pesisir Bangka Belitung (Pesisir Tanjung Pandan) pada tanggal 2 - 7 Juli 2023
-Pesisir selatan Jawa Tengah (Cilacap, Kebumen, Purworejo, DIY) pada tanggal 2 - 8 Juli 2023
-Pesisir Sumatera Barat (Pesisir Kota Padang) pada tanggal 3 - 7 Juli 2023
-Pesisir Kalimantan Barat pada tanggal 3 - 7 Juli 2023
-Pesisir utara Jawa Tengah (Kota Semarang, Kab. Demak, Kab. Pekalongan, Kab. Kendal, Kab. Batang, Kab. Pati, Kab. Jepara, Pesisir Rembang, Kota Tegal, Kab. Brebes) pada tanggal 4 - 11 Juli 2023.
Baca juga: Jokowi Wanti-wanti El Nino Hingga Dampak Pemilu 2024 di Sidang Kabinet
Peluang hujan di beberapa wilayah Indonesia
BMKG menyatakan dinamika atmosfer pada skala regional hingga lokal menghadirkan peluang hujan di beberapa bagian wilayah Indonesia pada awal musim kemarau.
"Ada beberapa faktor dinamika atmosfer skala regional hingga lokal yang saat ini berperan cukup signifikan dalam memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan, sehingga menyebabkan kenapa dalam sepekan ini masih terjadi potensi hujan di beberapa wilayah, dan bahkan dalam beberapa hari ke depan," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, Selasa, 4 Juli 2023.
Ia menyampaikan, faktor dinamika atmosfer yang memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan di antaranya aktivitas gelombang Kelvin dan Rossby ekuatorial di sekitar wilayah Indonesia.
Selain itu, dia melanjutkan, adanya pola belokan dan perlambatan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian utara karena kehadiran pola sirkulasi di sekitar Laut China Selatan dan utara Sulawesi bisa ikut memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan.
"BMKG mengimbau kepada warga masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan menyiapkan upaya mitigasi terhadap potensi hujan lebat hingga sangat lebat di sekitarnya," kata Guswanto.
Ia menjelaskan bahwa cuaca dan iklim di wilayah Indonesia itu dipengaruhi oleh berbagai faktor dinamika atmosfer, mulai dari skala lokal, regional, hingga global. Menurut dia, hingga awal Juli 2023 faktor dinamika atmosfer global yang aktif adalah El Nino dengan kategori lemah.
El Nino merupakan fenomena atmosfer skala global yang dapat berdampak pada pengurangan curah hujan di sebagian wilayah Indonesia.
Mengacu pada hasil analisis perkembangan musim terbaru per Dasarian III Juni 2023, Guswanto mengatakan, berdasarkan jumlah Zona Musim atau wilayah yang memiliki kesamaan pola musim sekitar 60 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau.
Menurut dia, secara umum puncak musim kemarau 2023 di sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan berlangsung Juli-Agustus 2023. Sebanyak 72,53 persen dari Zona Musim diprakirakan mengalami puncak kemarau selama kurun itu.
Guswanto juga mengemukakan bahwa El Nino yang pada Juni 2023 masih dalam kategori lemah diprakirakan mencapai kategori moderat sampai Oktober 2023 dan cenderung menurun menuju intensitas lemah pada November 2023.
Pilihan Editor: Waspada Dampak El Nino, Presiden Jokowi Minta 5 Ribu Embung dan 38 Bendungan Dikelola Baik
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.