Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Badan Geologi Sebut Rentetan Erupsi 7 Gunung Api di Berbagai Pulau Tidak Berhubungan, Ini Alasannya

image-gnews
Kolom abu vulkanik dari letusan Gunung Lewotobi Laki-laki teramati dari Pos Pengamatan Gunung Api Badan Geologi Kementerian ESDM di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa 4 Juni 2024, pukul 16.15 WITA. (ANTARA/HO-Badan Geologi Kementerian ESDM)
Kolom abu vulkanik dari letusan Gunung Lewotobi Laki-laki teramati dari Pos Pengamatan Gunung Api Badan Geologi Kementerian ESDM di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Selasa 4 Juni 2024, pukul 16.15 WITA. (ANTARA/HO-Badan Geologi Kementerian ESDM)
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakan saat ini tujuh gunung api mengalami serangkaian letusan dalam waktu hampir bersamaan, yakni Gunung Marapi di Sumatera Barat, Gunung Merapi dan Semeru di Jawa, Gunung Ruang di Sulawesi Utara, Gunung Ibu di Maluku, serta Gunung Lewotobi Laki-laki dan Ili Lewotolok di NTT.

“Gunung-gunung di atas erupsi secara beriringan sampai dengan bersamaan sejak Januari 2024 dengan durasi erupsi satu minggu hingga hitungan bulan,” kata dia dalam konferensi pers daring, Kamis, 6 Juni 2024.

Sejumlah gunung api dinaikkan statusnya menjadi Level IV atau Awas akibat erupsi dan mengakibatkan sejumlah warga terpaksa mengungsi, namun tidak ada korban jiwa. Badan Geologi mencatat Gunung Lewotobi Laki-laki, Gunung Ruang, dan Gunung Ibu dinaikkan statusnya dalam waktu yang berbeda menjadi Awas karena terjadi erupsi yang relatif besar.

Wafid mengatakan waktu kejadian letusan tujuh gunung api tersebut memang saling berdekatan, namun kejadian erupsinya tidak saling berhubungan. “Erupsi masing-masing gunung terjadi akibat terekamnya rentetan gempa-gempa vulkanik dan gempa tektonik lokal sebagai akibat indikasi adanya pergerakan fluida magma dari kedalaman lebih kurang 15 kilometer menuju permukaan,” kata dia.

Menurutnya, gunung api tersebut memiliki karakteristik masing-masing. Kejadian letusannya mengikuti karakter masing-masing, mulai dari kegempaan tektonik, karakter magma, hingga bentuk dapur magmanya. “Dan itu tidak saling berhubungan antara satu dan lain, khususnya dari beberapa lokasi yang tersebar jaraknya di Indonesia,” kata dia.

Wafid meluruskan istilah Ring of Fire yang kerap disalahartikan bahwa seluruh gunung api tersebut saling berhubungan. “Memang Ring of Fire itu menghubungkan titik-titik gunung api aktif dan nonaktif itu dari sejarah pembentukannya,” kata dia.

Ia mencontohkan lokasi deretan sejumlah gunung api di barat Sumatera serta di selatan Jawa itu berada di zona subduksi. Aktivitas tektonik di bawahnya memunculkan gunung api di lokasi-lokasi keberadaan rangkaian gunung tersebut saat ini. Namun, magma masing-masing gunung tersebut tidak saling terhubung.

“Magma di barat dan timur itu berbeda secara chemical, itu yang pengaruhi proses aktivitas dan karakteristiknya. Dari karakteristik itu, kekentalan magma, chemcial itu akan mempengaruhi tipikalnya, seperti di daerah yang lain yang bukan strato vulkano, seperti Krakatau itu jenis berbeda,” kata Wafid.  

Wafid mengatakan sebagian aktivitas gunung api sebelum meletus diawali dengan terpantaunya gempa tektonik. “Tidak secara langsung gempa tektonik mempengaruhi aktivitas gunung api itu secara umum,” kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan menambahkan gunung api di barat dan timur berbeda usianya. “Usia gunung di barat dan timur, itu lebih muda timur karena memang proses tektoniknya lebih muda dibandingkan Sumatera dan Jawa dari subduksinya, itu jelas mempengaruhi karakter,” kata dia.

Menurutnya, di antara gunung api yang meletus bersamaan mengalami kenaikan aktivitas hingga erupsi setelah terpantaunya gempa tektonik lokal. “Yang terjadi itu di Gunung Ibu, Gunung Ili Lewotolok, dan Gunung Lewotobi. Erupsi tiba-tiba membesar karena sebelumnya ada gempa tektonik lokal,” kata dia.

Namun, Hendra mengatakan gempa tektonik lokal tersebut tidak secara langsung berpengaruh pada gunung api. Untuk menjawabnya memerlukan data pendukung, di antaranya memastikan lokasi pusat gempa tektonik lokal tersebut.

“Kita sedang ada modernisasi peralatan, melengkapi peralatan sehingga ke depan kita bisa lebih akurat melokalisasi gempa tektonik lokal tepatnya di sebelah mana. Kadang-kadang kalau kita kurang data karena peralatan yang kurang rapat, belum bisa menentukan lokasi gempa tektonik yang lebih akurat,” kata dia.

Wafid mengatakan Badan Geologi saat ini melakukan pemantauan pada masing-masing gunung aktif untuk mengantisipasi potensi bencananya. “Kami konsentrasi pada masing-masing bencana itu sendiri. Saat ini kami coba untuk menyampaikan apa-apa yang terjadi akhir-akhir ini di mana gunung api meletus secara beriringan maupun bersamaan,” kata dia.

Soal waktu yang bersamaan, menurutnya, itu hanya kebetulan. “Sebenarnya fenomena ini bukan hal yang saling berhubungan tapi memang secara kebetulan bersamaan,” kata Wafid.

Pilihan Editor: Jokowi Bandingkan Kualitas Udara IKN dan Paris, Walhi Sebut Taktik Pemasaran

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Badan Geologi Gelar Sosialisasi di Malang, Termasuk soal Gempa Besar Megathrust

10 jam lalu

Peta lokasi dua gempa dari zona megathrust di selatan Lombok-Sumbawa, Kamis dan Jumat 15-16 April 2021. Foto/Twitter
Badan Geologi Gelar Sosialisasi di Malang, Termasuk soal Gempa Besar Megathrust

Badan Geologi dalam sosialisasi di Malang menyatakan, penyebaran informasi termasuk megathrust diperlukan untuk mengurangi kekhawatiran.


Kebakaran Hutan di Gunung Tangkuban Parahu, Api Bertahan Lebih dari 24 Jam

2 hari lalu

Visual Kebakaran Hutan di wilayah Tangkuban Parahu, 4 September 2024, pukul 19.47 WIB. Dok.Badan Geologi
Kebakaran Hutan di Gunung Tangkuban Parahu, Api Bertahan Lebih dari 24 Jam

Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan sedang menangani kebakaran hutan di area Gunung Tangkuban Parahu.


Asap Putih Sempat Bikin Panik, Gunung Tangkuban Parahu Dipastikan Masih Status Normal

3 hari lalu

Hembusan asap putih tipis dari Kawah Ratu dan Kawah Ecoma di Gunung Tangkuban Parahu pada 28 Februari 2024 pukul 05.31 WIB, (Dok.PVMBG)
Asap Putih Sempat Bikin Panik, Gunung Tangkuban Parahu Dipastikan Masih Status Normal

Masyarakat sekitar sempat mencemaskan kemunculan asap itu berhubungan dengan aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu.


Gunung Ibu di Halmahera Barat Turun Status dari Awas Menjadi Siaga

3 hari lalu

Kondisi Gunung Ibu pasca erupsi yang terlihat dari Desa Tokuoko Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, Kamis 9 Mei 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengumumkan kenaikan status Gunung Ibu dari sebelumnya waspada level II menjadi siaga level III yang terhitung pada Rabu (8/5) pukul 10.00 WIT, sehingga masyarakat di daerah itu dihimbau agar tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer. ANTARA FOTO/Andri Saputra
Gunung Ibu di Halmahera Barat Turun Status dari Awas Menjadi Siaga

Ribuan orang mengungsi pada Mei 2024 setelah Gunung Ibu mengeluarkan abu vulkanik setinggi 5.000 meter dan berstatus level IV Awas.


Badan Geologi Ingatkan Potensi Erupsi Freatik Gunung Lokon

4 hari lalu

Gunung Lokon tertutup awan dan hanya tampak sebagian hingga puncaknya. Gunung api di Tomohon, Sulawesi Utara, ini dilaporkan mengalami peningkatan aktivitas vulkanik di awal April 2020 ini. (ANTARA/Karel A Polakitan)
Badan Geologi Ingatkan Potensi Erupsi Freatik Gunung Lokon

Menurut Badan Geologi, aktivitas Gunung Lokon pada periode 16-31 Agustus 2024 antara lain merekam empat kali gempa embusan.


Badan Geologi Catat 165 Kali Gempa Vulkanik Dangkal Gunung Awu

8 hari lalu

Puncak Gunung Awu di Sangihe,  Sulawesi Utara, tertutup awan pada Sabtu 27 Agustus 2022 . Gunung api paling utara di Indonesia ini diturunkan status aktivitasnya ke level II atau Waspada. ANTARA/Jerusalem Mendalora.
Badan Geologi Catat 165 Kali Gempa Vulkanik Dangkal Gunung Awu

Badan Geologi mencatat 165 kali gempa vulkanik dangkal Gunung Awu di Kepulauan Sangihe pada periode 16-22 Agustus 2024.


Gunung Semeru Erupsi Tiga Kali, Kolom Letusan Hingga 300 Meter

10 hari lalu

Gunung Semeru erupsi dengan letusan setinggi 800 meter pada Rabu, 14 Agustus 2024, pukul 08.06 WIB. Foto: PVMBG
Gunung Semeru Erupsi Tiga Kali, Kolom Letusan Hingga 300 Meter

Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang erupsi tiga kali, Rabu, 28 Agustus 2024.


Update dari Ternate: Panik Teriakan Banjir Bandang Susulan, Pencarian Korban Sempat Dihentikan

10 hari lalu

Sejumlah alat berat  menyingkirkan material lumpur saat mencarian korban saat mencarian korban banjir bandang di Kelurahan Rua, Kota Ternate, Maluku Utara, Senin 26 Agustus 2024. Pada hari kedua pascabanjir bandang di kelurahan Rua tersebut sebanyak 450 Tim SAR gabungan diterjunkan ke lokasi untuk mencari 3 korban yang masih tertimbun material lumpur banjir bandang menggunakan ekskavator. ANTARA FOTO/Andri Saputra
Update dari Ternate: Panik Teriakan Banjir Bandang Susulan, Pencarian Korban Sempat Dihentikan

PVMBG menyebut banjir bandang yang menerjang wilayah Rua di Kota Ternate dan menewaskan belasan orang membawa material erupsi Gunung Gamalama.


Banjir Bandang Berlumpur di Ternate Ternyata Imbas Erosi Gunung Gamalama, Ini Penjelasan PVMBG

11 hari lalu

Foto udara sejumlah rumah warga yang rusak akibat banjir bandang di Kelurahan Rua, KotaTernate Maluku Utara, Minggu, 25 Agustus 2024. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 13 orang meninggal dunia dan 10 unit rumah rusak berat akibat diterjang banjir bandang pada Minggu dinihari pukul 03.30 WIT, dan tim gabungan terus melakukan upaya pencarian korban lainnya yang diperkirakan masih tertimbun lumpur. ANTARA/Andri Saputra
Banjir Bandang Berlumpur di Ternate Ternyata Imbas Erosi Gunung Gamalama, Ini Penjelasan PVMBG

PVMBG mendapati banjir bandang di Ternate ternyata dipicu tingginya tingkat erosi air permukaan pada batuan dan tanah di Gunung Gamalama.


Gempa Malam Yogya dari Zona Megathrust, Pantai DIY Rentan Tsunami Lebih dari 3 Meter

11 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
Gempa Malam Yogya dari Zona Megathrust, Pantai DIY Rentan Tsunami Lebih dari 3 Meter

BMKG mencatat aktivitas lebih dari 77 kali gempa susulan sejak gempa M5,8--diperbarui menjadi M5,5--mengguncang Senin malam.