TEMPO.CO, Jakarta - Aplikasi pemutar musik Winamp belakangan disoroti di media sosial, nostalgia bagi para penggunanya yang sejak tahun 90-an dan awal 2000-an, dikutip dari Antara. Jika saat ini Spotify sebagai aplikasi pemutar musik, dulu ada Winamp. Akan tetapi, keduanya sangat berbeda.
Tentang Winamp
Dikutip dari laman Music Business Worldwide, Llama Group, perusahaan berbasis di Belgia yang kini memiliki Winamp, baru saja meluncurkan versi terbaru yang tersedia untuk perangkat Android dan Apple. Versi baru ini sebagai aplikasi serba guna untuk para penggemar musik.
Menurut Llama Group, meskipun aplikasi desktop Winamp masih memiliki 83 juta pengguna di seluruh dunia, versi mobile ini membawa banyak pembaruan. Aplikasi seluler baru ini tidak hanya mampu melakukan streaming podcast dan stasiun radio online, tetapi juga akan memungkinkan integrasi dengan layanan streaming musik seperti Spotify nantinya. Pengguna bisa mengakses daftar putar melalui Winamp, selain memutar file musik yang disimpan secara lokal di perangkat mereka.
Ambisi Llama Group ingin Winamp menjadi lebih dari sekadar pemutar musik. Mereka ingin menjadikannya platform yang membuka hubungan langsung antara artis dan penggemar, serta memberdayakan para pembuat konten untuk menjadi pengusaha mandiri.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Winamp telah menambahkan fitur baru bernama Fanzone. Di Fanzone, para kreator mengatur paket berlangganan berjenjang, sehingga penggemar mengakses konten eksklusif dan membeli merchandise artis.
Fanzone akan tersedia untuk semua jenis artis, independen maupun yang terikat kontrak dengan label. Llama Group menyatakan, mereka sedang dalam diskusi lanjutan dengan label independen yang ingin membuka jenis pasar baru untuk lebih dekat dengan penggemar dan menawarkan konten pengalaman eksklusif.
Llama Group menjelaskan, mereka tidak berusaha bersaing dengan layanan streaming musik yang sudah ada sekarang. "Winamp tidak mempunyai ambisi untuk menjadi DSP (Digital Service Provider), dan idenya adalah untuk melengkapi ekosistem musik streaming yang sudah ada."
Setelah hampir ditutup oleh AOL pada 2013, aplikasi ini diselamatkan oleh Radionomy, agregator radio asal Belgia, yang kemudian bergabung dan melakukan rebranding menjadi Llama Group.
Pada 2018, Saboundjian mengumumkan rencana untuk meluncurkan kembali Winamp sebagai aplikasi seluler yang terintegrasi dengan layanan streaming. Integrasi tersebut dimulai pada kuartal keempat 2023. Llama Group bertujuan ambisius untuk mengembangkan basis pengguna Winamp menjadi 250 juta orang.
Dikutip dari situs web Winamp, dengan pengalaman lebih dari 20 tahun dalam industri musik digital, Winamp mencoba berinovasi. Grup ini memiliki beberapa entitas terkait musik, termasuk manajemen hak cipta Bridger, layanan lisensi musik Jamendo, dan platform radio online Hotmix.
Visi Winamp membentuk masa depan industri musik dengan solusi inovatif bagi penggemar dan pencipta musik, sambil mempromosikan nilai-nilai pemberdayaan, akses, kesederhanaan, dan keadilan. Misi Winamp membangun platform yang menghubungkan artis, penggemar, dan pendengar di seluruh dunia, membuat ekosistem setiap orang bisa berinteraksi dan berkembang bersama.
Pilihan Editor: Winamp Akan Rilis Ulang dalam Versi Terbaru, Berikut Ini Fakta-Faktanya