Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apa Itu Polusi Cahaya Penyebab Observatorium Bosscha Terganggu?

Reporter

Editor

Laili Ira

image-gnews
Teleskop refraktor ganda Zeiss dalam kubah pengamatan yang ikonik di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. TEMPO/Prima Mulia
Teleskop refraktor ganda Zeiss dalam kubah pengamatan yang ikonik di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, JakartaAktivitas studi astronomi di Observatorium Bosscha, Lembang, Bandung Barat tengah terganggu oleh polusi cahaya yang berasal dari lampu sorot di salah satu pusat hiburan masyarakat. 

Cahaya terang dari lampu sorot itu mengaburkan tangkapan instrumen pengamatan benda-benda langit, sehingga hampir keseluruhan data yang diambil dari teleskop tidak bisa digunakan. 

Lampu sorot dari salah satu pusat hiburan yang dipotret pada 13 Juli 2024, dan polusi cahaya Kota Lembang secara keseluruhan mengancam pengamatan bintang di Observatorium Bosscha,” tulis akun Instagram @bosschaobservatory, Minggu, 14 Juli 2024. 

Lalu, apa itu polusi cahaya sebenarnya? Berikut penjelasan lengkapnya untuk Anda. 

Apa Itu Polusi Cahaya?

Melansir laman resmi Observatorium Bosscha, polusi cahaya merupakan cahaya buatan yang muncul berlebihan dan tidak diinginkan. Polusi cahaya timbul akibat sistem pencahayaan yang salah arah, berlebihan, tidak perlu, dan tidak efisien. 

Mayoritas polusi cahaya dapat ditemukan di daerah perkotaan di mana banyak sumber cahaya buatan. Di daerah tersebut, sumber cahaya kemungkinan diarahkan ke langit atau ke bawah, tetapi akan dipantulkan ke atas. Cahaya yang ke atas kemudian disebarkan oleh lapisan-lapisan atmosfer dan menciptakan pendaran cahaya yang mengurangi kegelapan langit malam. 

Polusi cahaya memiliki beberapa komponen. Pertama, skyglow yang diartikan sebagai langit malam di atas area yang dihuni. Skyglow berasal dari cahaya buatan berlebih yang terpancar ke atas atau terpantul ke atas (pendaran sekunder), lalu dihamburkan oleh aerosol, seperti bulir air dan awan atau partikel kecil seperti polutan di atmosfer. 

Kedua, glare atau silau yang mempunyai arti sebagai sensasi visual yang dialami seseorang saat cahaya menyimpang. Efek glare bergantung kepada intensitasnya yang dapat mengurangi kontras, persepsi warna, dan kinerja visual. Hal yang paling umum terjadi akibat salah satu komponen polusi cahaya tersebut adalah gangguan pada kemampuan penglihatan. 

Ketiga, clutter merupakan pengelompokan sumber cahaya yang terang, membingungkan, dan berlebihan. Keempat, light trespass atau cahaya luber yang disebabkan oleh cahaya jatuh di lokasi yang tidak diinginkan, sehingga paparan dalam jangka panjang dapat mengganggu kesehatan.

Dampak Polusi Cahaya

Apabila pencahayaan digunakan tidak pada tempatnya dan berlebihan, maka akan mengganggu dan dianggap sebagai sebuah pemborosan. Cahaya buatan yang berlebihan dan tidak tepat pemanfaatannya itu berpotensi mengganggu ritme makhluk hidup, termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan. 

Misalnya, hewan nokturnal yang beraktivitas di malam hari akan terganggu dengan adanya pencahayaan buatan berlebih, seperti kelelawar dan burung hantu. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Malam yang gelap dapat membantu jenis-jenis hewan seperti itu untuk bersembunyi dari predator atau ketika mengintai mangsanya. 

Akibat polusi cahaya, burung-burung yang sedang bermigrasi juga berisiko tinggi menabrak bangunan karena kebingungan yang timbul dari banyaknya sumber cahaya. 

Penyu yang baru menetas atau tukik kemungkinan juga salah menilai cahaya lampu di sekitar pantai sebagai cahaya bulan purnama yang digunakan sebagai petunjuk untuk menuju ke laut lepas. 

Kemudian, instalasi lampu yang buruk juga dapat mengakibatkan skyglow. Cahaya yang mengarah ke langit tersebut tidak hanya menyebabkan polusi cahaya, tetapi juga berdampak pada pemborosan energi karena digunakan untuk menerangi tempat yang tidak seharusnya. 

Polusi cahaya juga berdampak negatif terhadap kesehatan manusia karena menimbulkan risiko obesitas, gangguan tidur, depresi, diabetes, hingga kanker payudara. 

Terpaparnya tubuh manusia oleh cahaya lampu di malam hari dapat mengganggu produksi hormon melatonin, yaitu hormon yang berfungsi sebagai antioksidan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. 

Selain itu, lampu yang banyak memancarkan panjang gelombang biru juga berpotensi mengganggu kesehatan manusia. Hal itu terjadi karena panjang gelombang biru adalah panjang gelombang yang memiliki energi tinggi. 

MELYNDA DWI PUSPITA 

Pilihan Editor: Polusi Cahaya Ancam Spesies Kelelawar yang Rentan Cahaya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Observatorium Nasional Timau di NTT Segera Beroperasi, Begini Potensi Wisatanya

22 jam lalu

Cermin sekunder dan penyangganya telah terpasang dalam kubah Observatorium Nasional Timau, Nusa Tenggara Timur. (Foto: Abdul Rachman/BRIN)
Observatorium Nasional Timau di NTT Segera Beroperasi, Begini Potensi Wisatanya

BRIN saat ini sedang berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan industri wisata baru di sekitar lokasi Observatorium Nasional Timau.


Kunjungan Malam ke Observatorium Bosscha Berakhir Agustus, Ini Alternatifnya

14 hari lalu

Lampu-lampu sorot mengarah ke langit yang mengganggu pengamatan astronomi di Observatorium Bosscha pada Juli 2024. (Dok.Observatorium Bosscha)
Kunjungan Malam ke Observatorium Bosscha Berakhir Agustus, Ini Alternatifnya

Publik masih berkesempatan datang ke Observatorium Bosscha lewat Kunjungan Sekolah dan Kunjungan Siang Berpemandu setelah mendaftar secara daring.


ITB Pasang Teleskop Radio Seharga Rp 90 Miliar di Observatorium Bosscha

40 hari lalu

Teleskop radio yang dibangun ITB di Observatorium Bosscha mirip dengan alat serupa di Ishioka Jepang ini. (Sumber www.gsi.go.jp)
ITB Pasang Teleskop Radio Seharga Rp 90 Miliar di Observatorium Bosscha

Teleskop radio hibah dari Cina itu berdiameter 13 meter. ITB akan alihkan teleskop radio yang lama diameter 6 meter untuk praktikum dan riset.


Cerita Astronom Observatorium Bosscha yang Terdampak Polusi Cahaya dari Lampu Sorot Selama Sebulan

46 hari lalu

Polusi cahaya lampu kota ditambah lampu sorot melumpuhkan pengamatan bintang dan langit di Observatorium Bosscha, Juli 2024. (Dok. Observatorium Bosscha)
Cerita Astronom Observatorium Bosscha yang Terdampak Polusi Cahaya dari Lampu Sorot Selama Sebulan

Polusi cahaya dari lampu sorot yang mengarah ke langit membuyarkan program pengamatan langit lewat teleskop di Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.


Sebulan Terakhir Penelitian Astronomi di Observatorium Bosscha Terganggu Lampu Sorot

46 hari lalu

Lampu-lampu sorot mengarah ke langit yang mengganggu pengamatan astronomi di Observatorium Bosscha pada Juli 2024. (Dok.Observatorium Bosscha)
Sebulan Terakhir Penelitian Astronomi di Observatorium Bosscha Terganggu Lampu Sorot

Penelitian astronomi di Observatorium Bosscha, Lembang, terganggu oleh lampu-lampu sorot seperti senter besar yang mengarah ke langit.


Sejarah Observatorium Bosscha yang Lumpuh Akibat Polusi Cahaya di Langit Lembang

47 hari lalu

Prasasti peresmian di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. TEMPO/Prima Mulia
Sejarah Observatorium Bosscha yang Lumpuh Akibat Polusi Cahaya di Langit Lembang

Mengintip sejarah perjalanan pembangunan Observatorium Bosscha di Lembang, Bandung Barat yang lumpuh akibat polusi cahaya.


Lampu Sorot Pusat Hiburan di Lembang Ganggu Pengamatan Bintang di Observatorium Bosscha

50 hari lalu

Persiapan pengamatan okultasi Pluto di Observatorium Bosscha. TEMPO/Prima Mulia
Lampu Sorot Pusat Hiburan di Lembang Ganggu Pengamatan Bintang di Observatorium Bosscha

Lampu sorot dari salah satu pusat hiburan di kawasan Lembang membuat pengamatan bintang di Observatorium Bosscha terganggu.


Berusia 104 Tahun, ITB Bangun Fasilitas Baru di Bandung, Jatinangor, dan Observatorium Bosscha

4 Juli 2024

Rektor ITB Prof Reini Wirahadikusumah, Ph.D. (ANTARA/HODok Humas ITB)
Berusia 104 Tahun, ITB Bangun Fasilitas Baru di Bandung, Jatinangor, dan Observatorium Bosscha

Keberadaan fasilitas tersebut menjadi bagian dari proses modernisasi dan penguatan ITB dalam paruh kedua 100 tahun ke depan


Vakum 4 tahun Observatorium Bosscha ITB Kembali Buka Kunjungan Malam, Cek Jadwal dan Harga Tiketnya

25 Juni 2024

Bangunan kubah ikonik di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. Tempat peneropongan bintang Observatorium Bosscha telah genap berusia 100 tahun pada tahun 2023 ini. TEMPO/Prima Mulia
Vakum 4 tahun Observatorium Bosscha ITB Kembali Buka Kunjungan Malam, Cek Jadwal dan Harga Tiketnya

Jadwal kunjungan malam Observatorium Bosscha dibuka kembali setelah 4 tahun vakum. Jumlah pengunjung dibatasi.


Kondisi Cuaca jadi Tantangan dalam Kunjungan Malam Observatorium Bosscha

7 Juni 2024

Petugas mengoperasikan teleskop atau teropong bintang di Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. Observatorium Bosscha diresmikan pada 1 Januari 1923 atas prakarsa K.A.R Bosscha bersama Nederlandsch - Indische Sterrenkundige Vereeniging (Perhimpunan Bintang Hindia Belanda). TEMPO/Prima Mulia
Kondisi Cuaca jadi Tantangan dalam Kunjungan Malam Observatorium Bosscha

Jika kondisi malam sedang cerah tanpa mendung dan hujan, tiga teleskop Observatorium Bosscha bisa untuk mengintip benda langit.