Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bagaimana Astronot Buang Hajat di Luar Angkasa?

Tiga astronot dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) Jeff Williams dari Amerika Serikat, Alexey Ovchinin dari Rusia, dan Oleg Skripochka dari Rusia usai berhasil mendarat di dekat kota Zhezkazgan, Kazakhstan, 7 September 2016. Tiga astronot tersebut kembali ke bumi setelah 172 hari berada di ISS. Bill Ingalls/NASA/Handout via Reuters
Tiga astronot dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) Jeff Williams dari Amerika Serikat, Alexey Ovchinin dari Rusia, dan Oleg Skripochka dari Rusia usai berhasil mendarat di dekat kota Zhezkazgan, Kazakhstan, 7 September 2016. Tiga astronot tersebut kembali ke bumi setelah 172 hari berada di ISS. Bill Ingalls/NASA/Handout via Reuters
Iklan

TEMPO.CO, Washington DC - Setiap orang memiliki kebutuhan untuk pipis dan buang air besar. Aktivitas mengeluarkan air seni dan kotoran dari dalam tubuh ini relatif mudah dilakukan di bumi. Namun, bagi para astronot yang bertugas di luar angkasa, kegiatan sederhana ini masih menjadi masalah besar sampai sekarang.

Badan Antariksa Amerika Serikat bahkan membuat sayembara untuk mencari solusi urusan buang hajat ini. NASA menawarkan hadiah sebesar US$ 30 ribu atau Rp 404 juta bagi siapapun yang bisa memberikan penyelesaian jitu. NASA memberikan batas waktu hingga 20 Desember 2016 untuk pengajuan proposal solusi.

Dalam situs resminya, NASA menyebutkan tengah mencari solusi untuk sistem manajemen feses, urine, dan menstruasi yang akan digunakan dalam baju para astronot saat sesi peluncuran dan kostum pelindung secara berkelanjutan selama 144 jam. “Sistem manajemen limbah di dalam baju pelindung akan membantu  dalam kondisi darurat selama penugasan jangka panjang.”

Sejak penjelajahan manusia keluar dari bumi dimulai lebih dari setengah abad lalu, urusan buang hajat ini termasuk yang agak terlambat dipikirkan para ahli. Kini misi ke luar angkasa sudah memasuki tahap baru, termasuk menjajaki peluang membangun koloni manusia di planet Mars. Durasi perjalanan yang membuat para astronot bakal terjebak dalam kostum antariksa mereka berhari-hari.

Baca: Ilmuwan Teliti Keunikan Kulit Manusia, Begini Hasilnya

Sebagai perbandingan, perjalanan ke bulan saja butuh waktu setidaknya tiga hari. Sementara untuk menuju Mars, bisa memakan waktu hingga 300 hari. Semakin bahan bahan bakar yang dipakai, tentu waktu tempuhnya semakin singkat.

Menahan buang hajat selama dua hari saja sudah sulit.  Bayangkan jika harus menahannya dalam kondisi ekstrem dan tanpa sarana yang memadai dengan durasi yang panjang. Selain kostum, para astronot juga terjebak dalam kapsul peluncuran mereka. Jadi bagaimana para astronot itu menyelesaikan urusan “Nomor 1” dan “Nomor 2” tersebut?

Di bumi, gravitasi membantu menjauhkan kotoran yang keluar dari tubuh manusia. Urusan higienitas pun mudah diselesaikan. Dalam kondisi minim gravitasi, seperti di Stasiun Luar Angkasa Internasional, kotoran dan urin tak akan otomatis lepas dari saluran pembuangan tubuh. Kalaupun lepas, kotoran melayang ke mana-mana dan mencemari pesawat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam misi Gemini yang berlangsung pada 1961-1965, para astronot mulai menggunakan kantong plastik sepanjang 30 sentimeter yang dilengkapi perekat. Kantong itu juga dilengkapi dengan tisu pembersih dan material untuk membunuh bakteri dan menghilangkan bau tak sedap pada kotoran. Ada juga bahan tambahan di kantong yang digunakan para astronot memisahkan kotoran dari tubuh mereka.

Simak: Suara Asing di Permukaan Pesawat Antariksa, Karena Alien?

Penggunaan kantong kotoran itu juga merepotkan. Di dalam misi Apollo yang berlangsung pada 1969-1972, astronot yang mau buang hajat harus melepas seluruh bajunya dan pergi ke sudut ruang pesawat sementara rekannya akan pergi sejauh mungkin. Seluruh prosesnya bisa memakan waktu lebih dari sejam.

Di stasiun luar angkasa, urusan buang hajat sedikit lebih baik. Para astronot menggunakan penyedot khusus yang akan menarik feses dan urin yang keluar, termasuk aroma busuknya yang berpotensi mencemari udara, lalu menyalurkannya ke wadah khusus yang dikompresi hingga kedap udara untuk membunuh patogen.

Sistem seperti inilah yang dibutuhkan di dalam baju astronot. Namun membuat sistem yang bisa bekerja dalam kostum yang tersegel, untuk pria dan wanita, bakal tak mudah. Apalagi penggunanya harus bisa memakainya dalam waktu kurang dari lima menit.

GABRIEL WAHYU TITIYOGA | NASA | SPACE | POPULAR SCIENCE

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Suara Misterius di Atmosfer Hantui Para Peneliti: Bukan Petir, Meteor, ataupun Pesawat

10 hari lalu

Balon tenaga matahari dengan sensor gelombang infrasonik diterbangkan ke stratosfer.  Foto : Darielle Dexheimer/Sandia National Laboratories
Suara Misterius di Atmosfer Hantui Para Peneliti: Bukan Petir, Meteor, ataupun Pesawat

Tangkapan suara misterius dari stratosfer di atmosfer itu dibeberkan dalam forum Acoustical Society of America di Chicago, Illinois, 11 Mei 2023.


Mengenal Adhara Sanchez, Anak Jenius dari Meksiko

16 hari lalu

Adhara Prez Snchez. Instagram
Mengenal Adhara Sanchez, Anak Jenius dari Meksiko

Adhara Sanchez bocah perempuan berusia 11 tahun asal Meksiko menyita perhatian publik dunia. Kenapa?


Cerita Planet Pluto Mendapatkan Namanya dari Bocah 11 Tahun di 1 Mei 1930

28 hari lalu

Foto Planet Pluto, dilihat dari pesawat ruang angkasa New Horizons, 14 Juli 2015. Amerika Serikat saat ini menjadi satu-satunya negara yang mengunjungi setiap planet tunggal di tata surya. NASA via AP
Cerita Planet Pluto Mendapatkan Namanya dari Bocah 11 Tahun di 1 Mei 1930

Sebelum 2006, para astronom dunia telah resmi menyatakan bahwa hanya terdapat delapan planet dalam sistem tata surya kita. Bagaimana dengan Pluto?


Rusia Dipastikan Akan Bertahan di ISS Sampai 2028

31 hari lalu

Pesawat kargo Progress 82 Rusia, dengan 3 ton makanan, bahan bakar, dan perbekalan, difoto tak lama setelah merapat ke modul Poisk Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS )pada 28 Oktober 2022. (Kredit gambar: NASA)
Rusia Dipastikan Akan Bertahan di ISS Sampai 2028

Tahun lalu, tak lama setelah Rusia menginvasi Ukraina, Roscosmos Rusia mengatakan akan meninggalkan kemitraan di ISS setelah 2024.


Dari Uji Terbang Roket Starship SpaceX, Kenapa Landasan Sampai Hancur?

32 hari lalu

Roket Starship SpaceX saat lepas landas dalam uji terbang perdana dari fasilitas peluncuran Starbase, Texas Selatan, AS, 20 April 2023. Roket ini adalah yang terkuat yang ada saat ini. REUTERS/Joe Skipper
Dari Uji Terbang Roket Starship SpaceX, Kenapa Landasan Sampai Hancur?

Roket terkuat yang pernah dibuat sepanjang sejarah saat ini adalah Starship milik SpaceX. Otot roket ini berbeda level dari SLS milik NASA.


Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

33 hari lalu

Ilustrasi luar angkasa
Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.


Ispace dari Jepang Gagal Torehkan Sejarah Baru di Bulan, Apa yang Terjadi?

33 hari lalu

Pendarat bulan Hakuto-R pribadi diluncurkan dari SpaceX Falcon 9 pada 11 Desember 2022. (Gambar: SpaceX)
Ispace dari Jepang Gagal Torehkan Sejarah Baru di Bulan, Apa yang Terjadi?

Ispace asal Jepang telah dipastikan gagal menjadi perusahaan swasta pertama yang berhasil mendarat di Bulan saat ini.


Gerhana Matahari Total, 20 Ribu Orang Datang ke Kota Kecil di Australia Ini

39 hari lalu

Penampakan Gerhana Matahari Total yang diamati dari Pantai Airleu, Com, Distrik Lautem, Timor Leste, Kamis 20 April 2023. FOTO : Observatorium Astronomi ITERA Lampung  atau OAIL
Gerhana Matahari Total, 20 Ribu Orang Datang ke Kota Kecil di Australia Ini

Mereka rela menempuh perjalanan 1000 kilometer, bahkan lebih, demi bisa menyaksikan langsung Gerhana Matahari Total.


Kisah Program Apollo dan 11 Fakta Misi ke Bulan: Bermula dari Tantangan Presiden John F Kennedy

47 hari lalu

Spesialis Sejarah Luar Angkasa Bonhams Adam Stackhouse melihat sampel debu Bulan dari misi Apollo 11 yang dipajang di rumah lelang di New York City, AS, 11 April 2022. REUTERS/Christine Kiernan
Kisah Program Apollo dan 11 Fakta Misi ke Bulan: Bermula dari Tantangan Presiden John F Kennedy

Sejumlah misi Apollo telah diluncurkan NASA sejak tahun 1960-an. Simak program yang bermula dari tantangan Presiden AS ini.


Hari Ini 53 Tahun Lalu, Pesawat Apollo 13 Memulai Misi ke Bulan

49 hari lalu

Kru Apollo 13. Dok: Aero Space Guide
Hari Ini 53 Tahun Lalu, Pesawat Apollo 13 Memulai Misi ke Bulan

Program Apollo merupakan serangkaian misi ke bulan dengan astronot yang dilaksanakan oleh NASA menggunakan pesawat antariksa bernama Apollo dan roket.