Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Spesies Baru Hewan Abadi Tardigrada Ditemukan di Jepang

image-gnews
Macrobiotus shonaicus, spesies baru Tardigrada di Jepang. (gizmodo.com)
Macrobiotus shonaicus, spesies baru Tardigrada di Jepang. (gizmodo.com)
Iklan

TEMPO.CO, Tsuruoka - Spesies baru hewan abadi Tardigrada ditemukan di lumut tempat parkir di kota Tsuruoka, Jepang. Satwa mikroskopis bernama latin Macrobiotus shonaicus yang juga disebut beruang air itu memiliki delapan kaki, hidup di lumut, dan daun yang membusuk.

Hewan jenis itu sebenarnya pertama kali di temukan tahun 1773, mampu menahan dehidrasi, suhu dan tekanan ekstrem, radiasi yang kuat serta ruang hampa udara. Menurut ilmuwan, Tardigrade dapat ditemukan di seluruh dunia dan kemungkinan ada lebih dari 1.000 spesies.

"Di Jepang saja ada 167 spesies dan bertambah satu Tardiagrade yang kami juluki Shonaicus yang merupakan nama wilayah ditemukannya hewan kecil itu (Shonai). Hewan itu termasuk dalam kelompok Hufelandi Tardigrade yang telurnya memiliki karakteristik serupa," ujar peneliti dari Universitas Jagiellonian di Polandia, Daniel Stec, seperti dilansir laman Gizmodo, 1 Maret 2018.

Stec dan tim menemukan 10 individu sampel lumut yang diambil dari tempat parkir. Spesimen itu kemudian dibiakkan di laboratorium untuk menghasilkan lebih banyak Tardigrada untuk selanjutnya dianalisis.

Para peneliti mempelajarinya menggunakan mikroskop kontras face, di mana benda transparan dapat dilihat melalui perubahan kecerahan dan pemindai mikroskop elektron. Kemudian, mereka melihat DNA nya yang menunjukkan empat tanda genetik molekuler yang membedakan dari spesies lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Studi tersebut telah di publikasikan secara daring di jurnal PLOS One edisi 28 Februari 2018 dengan judul "An integrative description of Macrobiotus shonaicus sp. nov. (Tardigrada: Macrobiotidae) from Japan with notes on its phylogenetic position within the hufelandi group."

Saat membandingkan dengan spesies serupa, peneliti mencatat adanya perbedaan pada organ visual, mulut, spotting, bentuk kaki dan lainnya. Perbedaan mencoloknya ada pada kaki dan telurnya.

Simak artikel menarik lainnya tentang tardigrada hanya di kanal Tekno Tempo.co.

GIZMODO | PLOS ONE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


NASA Bakal Kirim Cumi-cumi dan Beruang Air ke ISS untuk Eksperimen Luar Angkasa

1 Juni 2021

Cumi-cumi bobtail yang belum dewasa ini (Euprymna scolopes) adalah bagian dari penyelidikan UMAMI. Kredit: Jamie S. Doster, University of Florida/NASA
NASA Bakal Kirim Cumi-cumi dan Beruang Air ke ISS untuk Eksperimen Luar Angkasa

NASA mengatakan beruang air adalah model organisme untuk mempelajari kelangsungan hidup biologis dalam kondisi ekstrem.


Bertahan di Luar Angkasa, Tardigrada Punya Kelemahan Mengejutkan

19 Januari 2020

Tardigrada (Hypsibius dujardini). (Live Science)
Bertahan di Luar Angkasa, Tardigrada Punya Kelemahan Mengejutkan

Tardigrada dapat hidup dalam keadaan kering selama beberapa dekade dan tidak bertambah tua saat berada dalam kondisi itu.


Beruang Air Bisa Bertahan dari Serangan Nuklir, Ini Alasannya

5 Oktober 2019

Tardigrada (Hypsibius dujardini). (Live Science)
Beruang Air Bisa Bertahan dari Serangan Nuklir, Ini Alasannya

Tardigrada yang dijuluki sebagai beruang air ini terdiri dari protein unik yang bisa melindungi dirinya dari radiasi berbahaya termasuk nuklir.


Pesawat Israel Membawa Beruang Air ke Bulan, Bagaimana Kondisinya

7 Agustus 2019

Ilustrasi beruang air atau tardigrada di Bulan. (Shutterstock/NASA)
Pesawat Israel Membawa Beruang Air ke Bulan, Bagaimana Kondisinya

Pesawat ruang angkasa Israel, Beresheet, yang jatuh di Bulan saat akan mendarat, ternyata membawa ribuan beruang air dan DNA manusia.