TEMPO.CO, Jakarta - Gempa Jepang kembali terjadi dengan kuat sebesar M 7,1 pada Kamis, 8 Agustus 2024. Meski tak ada laporan kerusakan besar, Asosiasi Meteorologi Jepang (JMA) mengeluarkan peringatan yang menyangkut soal gempa besar di negara itu.
Dilansir dari laman CNA, gempa bumi berkekuatan 7,1 SR itu mengguncang wilayah Jepang selatan pada pukul 4.42 sore (7.42 pagi GMT) di lepas pantai Kyushu pada kedalaman 25 km, berdasarkan data Survei Geologi Amerika Serikat.
Berikut fakta-fakta gempa bumi dahsyat di Jepang hingga JMA mengeluarkan peringatan:
1. Gempa Baru di Wilayah Lain
Dikutip dari Al Jazeera, Jepang kembali diguncang gempa berkekuatan 5,3 skala Richter di wilayah Tokyo dan wilayah timur Jepang pada Jumat malam, 9 Agustus 2024. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan bahwa pemerintah belum menerima laporan kerusakan besar hingga kini.
Episentrum gempa diketahui berada di prefektur Kanagawa, pada kedalaman 10 km (6,2 mil), menurut JMA. Sementara itu, diketahui bahwa Kanagawa tidak terletak dalam zona Palung Nankai yang disebut sebagai sumber atau lokasi dari ancaman gempa bumi dahsyat yang menghantui Jepang.
2. Perdana Menteri Batalkan Kunjungan
Dikutip dari Al Jazeera, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida telah membatalkan rencana perjalanan ke Asia Tengah setelah para ilmuwan memperingatkan bahwa risiko "gempa besar" di pantai Pasifik telah meningkat menyusul gempa bumi di pulau barat daya Kyushu.
Adapun gempa berkekuatan 7,1 skala Richter melanda Kyushu pada hari Kamis melukai delapan orang dan memicu peringatan tsunami. Kishida dijadwalkan berangkat pada hari Jumat, 9 Agustus ke Kazakhstan, Uzbekistan, dan Mongolia. "Sebagai perdana menteri yang memiliki tanggung jawab tertinggi dalam manajemen krisis, saya memutuskan untuk tinggal di Jepang setidaknya selama seminggu," ungkapnya kepada wartawan seperti dikutip dari laman Al Jazeera.
Ia juga menambahkan bahwa masyarakat Jepang pasti merasa “sangat cemas” setelah Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengeluarkan peringatan. Dengan kunjungannya yang dibatalkan, pemerintah Jepang dapat bersiap menghadapi segala kemungkinan, sebagaimana dilaporkan oleh lembaga penyiaran publik NHK.
3. Tsunami Kecil
Dilansir dari CNA, Lembaga penyiaran NHK mengungkapkan Tsunami setinggi 1 meter awalnya diperkirakan oleh JMA akan tiba atau telah tiba di beberapa wilayah pesisir di kepulauan Kyushu dan Shikoku. Badan tersebut juga mengatakan tsunami kecil mungkin terjadi di Chiba, sekitar 850 km dari episentrum.
Adapun Tsunami setinggi 50 cm, 20 cm, dan 10 cm dipastikan telah melanda beberapa tempat, termasuk pelabuhan Miyazaki, lebih dari satu jam setelah gempa, katanya. Di sisi lain, Pusat Peringatan Tsunami Pasifik mengeluarkan peringatan yang menyatakan gelombang tsunami berbahaya mungkin terjadi dalam jarak 300 km dari episentrum.
4. Peringatan JMA
Untuk diketahui, peringatan JMA ini merupakan peringatan pertama yang dikeluarkan berdasarkan sistem baru yang disusun menyusul gempa berkekuatan 9,0 skala Richter pada 2011 yang menyebabkan Tsunami mematikan dan bencana nuklir serta menewaskan sekitar 18.500 orang.
“Kemungkinan terjadinya gempa bumi besar baru lebih tinggi dari biasanya, tetapi ini bukan merupakan indikasi bahwa gempa bumi besar pasti akan terjadi,” kata JMA.
Lebih jauh, peringatan JMA itu menyangkut Palung Nankai, palung sepanjang 800 km (497 mil) di dasar Pasifik tempat dua lempeng tektonik bertemu dan tempat gempa bumi sebelumnya memicu tsunami raksasa.
5. Palung Nankai
Palung Nankai merupakan Palung bawah laut yang membentang dari Shizuoka, sebelah barat Tokyo, hingga ujung selatan pulau Kyushu. Ini dikenal sebagai lokasi gempa bumi dahsyat berkekuatan delapan atau sembilan skala Richter setiap satu atau dua abad.
Gempa bumi yang disebut "gempa megathrust" ini, yang sering terjadi secara berpasangan, diketahui dapat menimbulkan tsunami berbahaya di sepanjang pantai selatan Jepang. Sejarah mencatat, pada 1707, semua bagian Palung Nankai pecah sekaligus, mengakibatkan gempa bumi yang hingga kini dikenal sebagai gempa bumi terkuat kedua yang pernah tercatat di Jepang.
Gempa Jepang itu (juga memicu letusan terakhir Gunung Fuji) diikuti oleh dua letusan besar Nankai yang dahsyat pada tahun 1854, dan kemudian sepasang letusan pada tahun 1944 dan 1946.
Pilihan editor: Mengenal Ancaman Gempa Megathrust yang Menghantui Jepang