TEMPO.CO, Bandung - Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Reini Djuhraeni Wirahadikusumah meminta mahasiswa baru rajin ikut lomba walau pada akhirnya tak berhasil meraih kemenangan. Dia memberi catatan bahwa dalam empat tahun terakhir ada hampir 3.000 prestasi yang diraih mahasiswa ITB.
“Dari (lomba) yang internasional juga banyak, nggak kaleng-kaleng ini,” katanya saat pelantikan mahasiswa baru program sarjana di lapangan kampus ITB Jatinangor, Sabtu 17 Agustus 2024.
Raihan prestasi mahasiswa ITB itu disebutkannya antara lain di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, robotik, menulis, dan seni. “Mahasiswa yang nggak menang lomba juga nggak apa-apa tapi banyak yang ikut,” ujarnya.
Reini menilai mereka yang berani ikut kompetisi sebagai mahasiswa yang hebat. ITB, menurut dia, berusaha menjaga atmosfer akademik agar selalu dinamis, mewadahi energi mahasiswa, aspirasi, inspirasi, dan hobinya. Selain itu dukungan lain disebutkannya berupa insentif bagi para dosen yang menjadi pembimbing mahasiswa.
Kepada para mahasiswa baru, Reini juga mengungkap tiga lingkungan yang harus dihadapi. Pertama, lingkungan akademik di kampus yang terdiri dari kurikulum dan sistem pembelajaran di kelas, penelitian, inovasi, dan pengabdian masyarakat, serta intreaksi sesama mahasiswa.
Dari interaksi itu, Rektor berharap, "Mahasiswa mendapat kesempatan untuk berlatih dan beradaptasi terhadap lingkungan sosial dan merespon permasalahan di dunia nyata."
Kedua, lingkungan virtual. Lingkungan ini melibatkan penggunaan platform digital dan media sosial yang akrab di kalangan mahasiswa Gen Z, yang bisa memperluas wawasan dan memperkaya pengetahuan. Namun sebaliknya, Reini mengingatkan, terlalu larut dalam sirkulasi informasi yang sensasional dan memicu reaksi emosional akan menimbulkan dampak psikologis dan membentuk persepsi yang keliru tentang realitas.
“Kalau larut dalam hoax dan terbenam dalam aplikasi yang menawarkan banyak hiburan akan kehilangan kepekaan sosial sehingga sulit beradaptasi dengan lingkungan sosial,” ujarnya.
Ketiga, lingkungan keluarga. Menurutnya, terkadang timbul tantangan ketika aspirasi dan cita-cita mahasiswa tidak sepenuhnya selaras dengan harapan keluarga. Banyak terjadi kasus mahasiswa ingin menekuni suatu bidang namun orang tua ingin anaknya berkarir di bidang lain.
“Ada fenomena Helicopter Parenting yang membuat orangtua melakukan pengawasan dan pengendalian terlalu kuat terhadap proses studi sehingga dapat menimbulkan perasan tertekan,” kata Reini mengungkapkan.
Rektor Reini Wirahadikusumah mengingatkan juga bahwa mahasiswa adalah orang dewasa yang tengah meningkatkan kompetensi, karakter, dan mencari peluang karir. Reini menyarankan agar mahasiswa baru belajar mengambil keputusan untuk diri sendiri dan bertanggung jawab atas pilihannya.
Mengutip dari berbagai studi, kata Reini, para alumni bisa sukses dalam karir dan kehidupan sosialnya karena mendapatkan dukungan emosional, kesempatan belajar yang mendalam, memiliki mentor, dan aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler selama menjadi mahasiswa.
Wakil Rektor ITB Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Jaka Sembiring mengatakan, pada tahun ajaran ini ITB menerima 4.734 mahasiswa baru program sarjana. Kuota terbanyak di Sekolah Bisnis dan Manajemen yaitu 336 orang, kemudian Fakultas Seni Rupa dan Desain 329 mahasiswa baru. ITB juga menerima 1.503 mahasiswa program pascasarjana, dan 196 mahasiswa program profesi.
Pilihan Editor: Rekor, Pengeboran di Atlantik Tembus Mantel Bumi sampai 1,2 Kilometer