TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah pesan berisi data ilmiah dan sampel musik akan 'ditembakkan' ke sebuah sistem bintang yang berada 39 tahun cahaya jauhnya dari Bumi. Dengan harapan, memancing terpicunya percakapan dengan sebuah kecerdasan makhluk asing atau alien yang maju di luar sana.
Pesan ini adalah yang kedua yang akan ditransmisikan oleh organisasi Messaging Extraterrestrial Intelligence (METI) yang berbasis di San Fransisco, Amerika Serikat. Tidak seperti kelompok Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI), METI bertujuan secara proaktif menghubungi peradaban lain daripada hanya mendengarkan petunjuk bukti keberadaan mereka.
Namun, mengirim pesan yang dimaksud membutuhkan pemancar yang sangat bertenaga karena kekuatan sinyal, bahkan ketika difokuskan dengan sangat ketat sekalipun, bisa dengan cepat meredup karena jauhnya jarak yang ditempuh. Pesan rencanaya akan dipancarkan dari Stasiun Satelit Bumi Goonhilly di Cornwall, Inggris, pada 4 Oktober 2022 mendatang.
Bidikannya adalah ke arah TRAPPIST-1, sebuah bintang yang dikitari oleh setidaknya tujuh planet. Tiga di antaranya mengorbit dalam jarak yang disebut sebagai Zona Goldilock di mana air bisa tetap cair sehingga berpotensi mendukung kehidupan seperti di Bumi.
Douglas Vakoch, Presiden METI, mengatakan transmisi akan dibangun dari pulsa-pulsa pendek yang dikirim dalam empat fase berbeda dengan frekuensi yang sama atau quadrature phase shift keying (QPSK). Pada awalnya akan menjadi sebuah rangkaian pancaran untuk mengidentifikasinya sebagai sebuah pesan artifisial, dan kemudian akan berlanjut mendeskripsikan penghitungan sederhana, menyiapkan detail tabel periodik dan gambar relay dari atom-atom, sebelum kemudian mencakupkan beberapa sampel musik.
Pesan berbasis tabel periodik unsur kimia yang disusun menurut nomor atom dan dikodekan dalam format binary. Teknik transmisi modulasi QPSK, menurut Vakoch, memungkinkan ilmuwan mengirim kotak merah, putih dan hitam dalam pesan dengan tipe sinyal berbeda untuk membantu ekstraterestrial mengurai kode pesan itu kembali.
“Tujuan kami adalah untuk memiliki informasi dalam beberapa lapis, untuk memiliki beberapa cara merepresentasikan informasi, untuk memiliki kerendahan hati untuk mengatakan bahwa apa yang terlihat jelas bagi kita mungkin tidak bagi ekstraterestrial," kata Vakoch. “Jadi, ayo kita kirimi mereka informasi dalam sebanyak mungkin format dengan harapan salah satunya akan masuk nalar mereka."
Porsi musik dari pesan yang akan dikirim akan mencakup Ode 1. Ode to the Herald of God. A Beauty of the Earth karya Eduard Artemyev dan Journey Through the Asteroid Belt karya The Comet is Coming, seperti halnya juga musik dari para DJ dan musisi yang tampil di Festival Stihia di Muynak, Uzbekistan, yang diselenggarakan untuk mengangkat isu lingkungan dari Laut Aral.
Jika suatu kehidupan yang ada di sistem TRAPPIST-1 menerima pesan dan membalas, Vakoch mengatakan, butuh sekitar 80 jam sebelum manusia di Bumi menerimanya kembali. "Jika kita mendapatkan balasan dari separuh pertama dari belasan bintang yang kita target, itu berarti secara efektif jagat raya dipenuhi kehidupan cerdas," kata pemilik gelar Ph.D bidang astrobiologi yang sebeumnya aktif di SETI Institute itu.
"Kami menguji sebuah versi dari hipotesis kebun binatang--yang faktanya mereka ada di luar sana, mereka sudah mengetahui kita di sini, tapi untuk mendapatkan akses ke klub galaktik, kami harus mengirim sebuah aplikasi dan mungkin harus membayar sejumlah kewajiban,” kata Vakoch. “Jadi inilah upaya kami untuk membayarnya dan melihat apakah mereka akan menyambut kita."
NEW SCIENTIST
Baca juga:
Setengah Tahun di Tiangong, Ini Kata Taikonot Shenzhou-13 saat Mendarat
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.