Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bintik Matahari Seukuran 3 Kali Bumi, Aurora Berbahaya Masih Tanda Tanya

image-gnews
Semburan matahari kategori X9,3 terlihat pada bagian paling terang. (nasa.gov)
Semburan matahari kategori X9,3 terlihat pada bagian paling terang. (nasa.gov)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bintik matahari berukuran besar kembali terjadi. Kali ini, berukuran hampir tiga kali Bumi dan radiasi ledakannya berada dalam jangkauan Bumi. Ledakan itu mungkin terjadi dalam waktu dekat, melepaskan pijaran kelas menengah. 

"Kemarin sunspot AR3038 besar. Hari ini besar sekali," tulis Tony Phillips, penulis di SpaceWeather.com, Rabu, 22 Juni 2022.

Bintik matahari disebutnya tumbuh cepat dan telah berlipat ganda hanya dalam 24 jam. Jika sampai terjadi coronal mass ejection (CME) dari bintik matahari itu, partikel bermuatan yang menghadap ke Bumi itu akan berinteraksi dengan medan magnet Bumi dan menciptakan cahaya warna-warni di atmosfer yang dikenal sebagai aurora.

Namun, Pusat Prediksi Cuaca Antariksa di Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (NOAA), yang memantau ledakan matahari dan sembur pijaran lainnya, belum mengeluarkan peringatan tentang aurora yang harus diwaspadai di Bumi.

Yang jelas aktivitas Matahari terpantau sangat aktif pada musim semi ini. Bintang di tata surya ini mengirimkan banyak ledakan kelas M dan kelas X (kelas terkuat) tepat saat aktivitas siklus 11 tahunan bintik matahari.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Biasanya, CME tidak berbahaya dan mungkin menghasilkan pemadaman gelombang radio singkat bersama dengan aurora berwarna-warni. Namun, pada kesempatan langka, CME bisa sampai mengganggu infrastruktur penting seperti satelit atau saluran listrik.

Itu sebabnya Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat dan NOAA memantau matahari sepanjang waktu. Selain itu, misi Parker Solar Probe NASA terbang sangat dekat dengan matahari secara berkala untuk mempelajari lebih lanjut tentang asal usul bintik matahari dan untuk lebih memahami cuaca luar angkasa yang diciptakan matahari.

SPACE

Baca juga:
Parade Planet Berbaris di Langit Subuh Sepanjang Bulan Ini, Begini Menyaksikannya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ahli Astrofisika Menduga Alien Hidup di Awan Planet Venus

16 jam lalu

Planet Venus.[spaceplace.nasa.gov]
Ahli Astrofisika Menduga Alien Hidup di Awan Planet Venus

Para astrofisikawan mengklaim telah menemukan dua jenis gas di awan Venus yang umumnya digunakan sebagai penanda adanya kehidupan.


NASA Batalkan Proyek VIPER ke Bulan, Ilmuwan: Kesalahan yang Sangat Buruk

1 hari lalu

Viper Moon rover. NASA
NASA Batalkan Proyek VIPER ke Bulan, Ilmuwan: Kesalahan yang Sangat Buruk

NASA batalkan misi dan putuskan jual VIPER. Cina bisa jadi selangkah lebih maju.


Alasan NASA Stop VIPER, Misi Pencarian Air di Bulan yang Sudah Telan US$ 450 Juta

1 hari lalu

Foto sisi terjauh bulan (kiri) terlihat memiliki kawah yang lebih banyak pada permukaannya. areavoices.com
Alasan NASA Stop VIPER, Misi Pencarian Air di Bulan yang Sudah Telan US$ 450 Juta

NASA mengakhiri pengembangan misi VIPER karena biayanya yang terlalu besar. Misi pencarian air di bulan itu berakhir pada 17 Juli 2024.


5 Fakta Penemuan Berlian Raksasa di Merkurius, Bisa Jadi Perhiasan?

1 hari lalu

Planet Merkurius. scitechdaily.com
5 Fakta Penemuan Berlian Raksasa di Merkurius, Bisa Jadi Perhiasan?

Berlian raksasa itu tercipta dari hantaman asteroid dengan kecepatan puluhan kilometer per detik di permukaan Merkurius


11 Fakta Merkurius yang Disebut Mengandung Berlian Berdiameter 15 Kilometer

1 hari lalu

Merkurius Menciut
11 Fakta Merkurius yang Disebut Mengandung Berlian Berdiameter 15 Kilometer

Merkurius disebut-sebut mengandung berlian, ukurannya sangat besar, diameternya mencapai 15 km.


Malaysia Punya Taman Dinosaurus di Gurun, Terbesar di Asia Tenggara

9 hari lalu

Dino Desert di Malaysia (Monkeys Canopy)
Malaysia Punya Taman Dinosaurus di Gurun, Terbesar di Asia Tenggara

Taman di Malaysia ini memiliki 144 dinosaurus animatronik raksasa dan aurora yang ajaib.


3 Hujan Meteor di Fenomena Astronomi Bulan Juli, Catat Tanggal dan Arah Lihatnya

26 hari lalu

Pemandangan langit saat puncak hujan meteor Perseid, di Premnitz, Jerman, Sabtu, 11 Agustus 2018. Femonena alam ini terjadi tiap tahun antara 17 Juli dan 24 Agustus. REUTERS/Fabrizio Bensch.
3 Hujan Meteor di Fenomena Astronomi Bulan Juli, Catat Tanggal dan Arah Lihatnya

Fenomena astronomi bulan ini bakal menampilkan tiga hujan meteor dan dua planet senja serta okultasi Saturnus. Berikut penjelasannya.


Peramal India Sebut Kiamat Disebabkan Perang Dunia III, Ini Penyebab Kiamat Menurut Sains

28 hari lalu

Ilustrasi terjadinya kiamat. abcnews.go.com
Peramal India Sebut Kiamat Disebabkan Perang Dunia III, Ini Penyebab Kiamat Menurut Sains

Seorang ahli nujum India meramalkan kiamat akan terjadi, Sabtu, 29 Juni 2024 disebabkan Perang Dunia III. Begini penyebab kiamat menurut sains?


Tyla Jadi Lineup di LaLaLa Festival 2024, Sepanggung dengan Conan Gray, Aurora, dan Tori Kelly

30 hari lalu

Tyla di LaLaLa Festival 2024. Foto: Instagram.
Tyla Jadi Lineup di LaLaLa Festival 2024, Sepanggung dengan Conan Gray, Aurora, dan Tori Kelly

LaLaLa Festival kembali hadir pada 23-25 Agustus 2024 di JIEXPO Jakarta dengan lineup fase ketiga yang menghadirkan Tyla, artis internasional.


Awal Penyebutan Fenomena Strawberry Moon, Apa Bedanya Dengan Bulan Purnama Biasa?

38 hari lalu

Pemandangan bulan purnama di atas Sydney Harbour Bridge, Australia, 25 Juni 2021.  Berdasarkan Farmers' Almanac, sebagai bulan purnama pada Juni dan terakhir di musim semi, suku Algonquin menjadikan bulan ini sebagai waktu untuk memanen stroberi. REUTERS/Stephen Coates
Awal Penyebutan Fenomena Strawberry Moon, Apa Bedanya Dengan Bulan Purnama Biasa?

Pada 21 Juni 2024 fenomena alam munculnya Strawberry Moon. Apakah bedanya dengan bulan purnama biasa?