Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa Pluto Tak Masuk Lagi Kategori Planet?

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Fitur
Fitur "bilah pisau raksasa" di Pluto. (NASA)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pada awalnya Pluto dianggap sebagai planet kesembilan dalam sistem Tata Surya. Namun, pada 2006, status tersebut dicabut. Apa alasannya?

Dilansir dari Library of Congress, keputusan ini diambil oleh International Astronomical Union (IAU), sebuah organisasi ilmiah yang mengatur definisi dan klasifikasi objek-objek astronomi.

Keputusan ini memicu perdebatan dan kekecewaan di kalangan masyarakat karena dianggap mengubah tradisi dan sejarah. Pada Sidang Umum IAU yang membahas proposal untuk menurunkan status Pluto, ini menjadikan momen yang menentukan bagi tata surya lainnya.

Setelah diperdebatkan dengan sengit oleh para anggota IAU, resolusi yang disahkan secara resmi mendefinisikan istilah planet. Sebelum 2006, istilah planet tidak memiliki definisi yang tepat.

Jika dulunya merupakan kata umum yang digunakan untuk menggambarkan objek besar di dalam tata surya kini menjadi spesifik. Kini definisi planet adalah benda langit yang cukup besar, berbentuk bulat, dan orbit gravitasinya mengelilingi matahari.

IAU juga mengeluarkan definisi resmi yang menetapkan tiga kriteria, yakni objek harus mengorbit matahari, memiliki bentuk yang hampir bulat akibat gravitasi, dan memiliki "clearing" di sekitar orbitnya (tidak ada objek yang memiliki massa yang signifikan di dekat orbitnya).

Pluto gagal memenuhi kriteria ketiga ini karena terdapat objek lain di dekat. Kini pluto diklasifikasikan sebagai planet kecil karena, meskipun cukup besar untuk menjadi bulat, ia tidak cukup besar untuk menggunakan dominasi orbitnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejarah Pluto

Dikutip dari Library of Congress, sebelum dikenal sebagai planet Pluto, objek ini ditemukan di Observatorium Lowell di Flagstaff, Arizona, pada 18 Februari 1930.

Pluto ditemukan oleh astronom Clyde W. Tombaugh, dengan kontribusi dari William H. Pickering. Pada era ini dunia astronomi banyak melakukan perburuan planet yang intens, dan Pickering adalah seorang prediktor planet yang produktif.

Penemuan ini menjadi berita utama di seluruh dunia. Observatorium Lowell, yang memiliki hak untuk menamai objek baru ini, menerima lebih dari 1.000 saran dari seluruh dunia. Nama Pluto sendiri diusulkan oleh Venetia Burney, seorang anak sekolah berusia sebelas tahun di Oxford, Inggris.

Pilihan Editor: Cerita Planet Pluto Mendapatkan Namanya dari Bocah 11 Tahun di 1 Mei 1930

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

19 hari lalu

Petugas Kantor Kemenag Kota Sabang melakukan pemantauan hilal di Tugu Kilometer Nol Indonesia, Kota Sabang, Aceh, Minggu, 10 Maret 2024. Kementerian Agama menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024 ANTARA/Khalis Surry
Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024

Awal Syawal atau hari Lebaran 2024 diperkirakan akan seragam pada Rabu, 10 April 2024. Berikut ini penjelasan astronom BRIN soal posisi hilal terkini.


Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

25 hari lalu

Komet 12P/Pons-Brooks terlihat setelah letusan besar pada 20 Juli 2023. Tanduk khas dalam letusan itu menjadikan komet ini disebut sebagai komet setan. Foto: Comet Chasers/Richard Miles
Tak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan

Kondisi cuaca, polusi cahaya, dan sempitnya durasi bisa menghambat pengamatan Komet Setan.


Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

25 hari lalu

Pemandangan lintasan meteor di langit malam selama hujan meteor tahunan Perseid di Taman Nasional Shebenik, di Fushe Stude, Albania, 13 Agustus 2023. REUTERS/Florion Goga
Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.


Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

26 hari lalu

Gambaran orbit elips komet 12P/Pons-Brooks yang akan melontarkan 'komet setan' itu mengelilingi matahari pada 2024. Foto: SpaceReference.org
Kemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?

Komet 12P/Pons-Brooks alias komet setan menuju titik terdekatnya dengan matahari dan bumi. Pakar astronomi membantah isu tanda kiamat.


Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

2 Februari 2024

Pegawai BMKG menunjukkan bagan prediksi cuaca di Kantor BMKG Jakarta, Selasa 7 Januari 2020. (ANTARA/Katriana)
Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

Ingin bekerja di Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika? Berikut 5 program studi di perguruan tinggi yang dibutuhkan BMKG.


Penemuan 260 Kendaraan Curian di Gudang TNI, Motor Honda Paling Banyak

11 Januari 2024

Ilustrasi motor curian. (Foto: Dokumen Polsek Tambora)
Penemuan 260 Kendaraan Curian di Gudang TNI, Motor Honda Paling Banyak

Ada 260 kendaraan curian ditemukan di Gudang Pengembalian dan Penyingkiran (Gudbalkir) Pusat Zeni Angkatan Darat (Pusziad) atau Gudang TNI Sidoarjo.


Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

6 Januari 2024

Fase awal gerhana bulan sebagian (U1) di Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 29 Oktober 2023 dinihari. Fase U1 ini terjadi saat sebagian piringan bulan masuk ke umbra Bumi. ANTARA. FOTO/Paramayuda
Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

Ada lima gerhana bulan dan matahari yang akan terjadi pada tahun 2024.


Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

5 Desember 2023

Hujan meteor Geminid. (nasa.gov)
Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

Beberapa fenomena astronomi mewarnai langit malam Desember 2023.


Menyimpan Rahasia Tak Selalu Buruk, Peneliti Ungkap Sebaliknya

14 November 2023

Ilustrasi wanita pekerja menyimpan rahasia. shutterstock.com
Menyimpan Rahasia Tak Selalu Buruk, Peneliti Ungkap Sebaliknya

Penelitian menemukan menyimpan rahasia kabar baik lebih menyenangkan dibanding tidak merahasiakannya. Simak penjelasannya.


Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

7 November 2023

Tata Surya. FOto: Space.com
Temuan Baru, 7 Planet di Tata Surya Ternyata Dipanggang oleh Bintangnya

Astronom menemukan tujuh planet 'digoreng' oleh bintangnya.