TEMPO.CO, Bandung - Langit malam sejak pertengahan bulan ini akan diwarnai dua hujan meteor, yaitu Lyrid dan Pi Puppid. Masa puncak kedua hujan meteor itu berdekatan, yaitu pada 22-23 April 2021. “Semuanya bisa disaksikan di wilayah Indonesia,” kata Avivah Yamani, penggiat astronomi di komunitas Langit Selatan Bandung, Rabu, 7 April 2021.
Baca:
Ada Petir Saat Kebakaran Kilang Pertamina? Begini BMKG Peringatkan Peneliti Lain
Hujan meteor Lyrid yang berasal dari debu ekor komet Thatcher C/1861 G1. Terjadi berulang setiap tahun, waktunya berlangsung antara 14-30 April. “Akan mencapai puncaknya 22 April,” kata dia. Pengamat bisa mengarahkan perhatiannya ke arah datang hujan meteor itu di rasi bintang Lyra yang terbit pada pukul 22.07 WIB.
Pada saat puncak hujan meteor Lyrid, diperkirakan hanya 18 meteor per jam yang bergerak dengan kecepatan hampir 50 kilometer per detik. Dari laman komunitas itu, waktu terbaik untuk pengamatan mulai pukul 02.00 WIB saat bulan terbenam.
Sementara hujan meteor Pi Puppid berlangsung sejak 15 – 28 April 2021. Berkecepatan sekitar 18 kilometer per detik, masa puncaknya pada 23 April dengan sekitar 18–40 meteor per jam. Hujan meteor dari sisa komet 26P/Grigg-Skjellerup ini bisa diamati sejak matahari terbenam sampai tengah malam seiring tenggelamnya rasi bintang Puppis.
Adapun beberapa fenomena langit lainnya pada April, yaitu Merkurius dan Venus akan sulit dicari pengamat bumi. Dua planet dalam itu waktu terbit dan tenggelamnya hampir berbarengan dengan matahari sehingga wujudnya seperti hilang dibalik terangnya sinar surya.
Selain hujan meteor, ada peristiwa okultasi Mars oleh bulan pada 17 April 2021. Saat itu planet Mars seolah-olah bersembunyi di balik bulan. Kemudian akan muncul dari sisi bulan yang bercahaya. Fenomena itu bisa disaksikan di wilayah Indonesia bagian barat. Dimulai dari Aceh pada pukul 20.08 WIB dan seterusnya hingga Bali dan sebagian Kalimantan. Adapun di wilayah Indonesia tengah dan timur, bulan dan Mars sudah terbenam sebelum proses okultasi dimulai.